38 - Mall

"Kenapa sih mukanya bete terus?" Tanya Y/n.

Sekarang ini, Y/n dan Jeno sedang memasuki sebuah mall setelah puas jalan-jalan di taman bunga itu. Tapi sedari tadi Jeno terus menekuk mukanya. Bete + jutek gitu.

"Apaansi. Emang muka gue gini anjer." Jawab Jeno.

"Jutek amat mas mukanya. Gada senyum-senyumnya gitu?"

"Terus lo mau gue kek gimana?? Gini??" Jeno nyengir lebar menatap Y/n sambil mendekatkan wajahnya ke Y/n.

Tentu Y/n langsung agak memundurkan kepalanya. Lalu mendecak, "Ya bukan nyengir gajelas gitu juga. Maksud gue tuh senyum, Jen. Senyum manis loh. Masa gangerti."

Jeno kembali memundurkan kepalanya dan lanjut jalan diikuti oleh Y/n di sampingnya.

"Ya kalau lagi jalan di mall gini, masa gue senyum-senyum sendiri? Ntar gue dikira orang stres."

"Iya juga sih, tapi kan gak perlu mukanya jutek banget gitu. Sumpek gue liatnya."

"Yaudah gak usah diliat. Liatnya ke yang lain aja. Gada yang nyuruh lo liatin muka gue."

Y/n diam. Ia tidak mau berdebat dengan Jeno. Karena bisa-bisa mereka bertengkar disini.

"Eh, kak, maaf." Seseorang memanggil Y/n sambil menyentuh pundaknya.

Y/n menoleh dan mendapati lelaki manis di hadapannya.

Y/n berbalik badan. Jeno juga ikut balik badan karena penasaran.

"Ya?" Bingung Y/n.

"Maaf, ini gelang nya jatuh." Kata lelaki itu sambil mengulurkan gelang yang di pegangnya.

"Gelang?" Y/n mengerut bingung, lalu melihat pergelangan tangannya yang memang tidak ada gelang. "Eh iya. Lepas tadi."

"Makas...--" Ucapan Y/n terhenti ketika hendak mengambil gelangnya, lelaki itu malah menjatuhkan gelang yang ia pegang sehingga tangannya menggenggam tangan Y/n.

Y/n terkejut, sedangkan lelaki itu tersenyum manis.

"Namanya siapa kak? Aku Dejun." Katanya.

Lah? Modus ternyata. Tapi gakpapa lah. Cogan gabole di tolak. - Y/n

"Ih modus." Goda Y/n sambil tertawa kecil.

Dejun nyengir, "Gakpapa dong kak. Namanya juga usaha."

"Hehe iya. Aku Y/n."

"Oh. Kakak cantik deh. Boleh minta kontaknya enggak?"

"H, Hah?"

Dejun masih nyengir.

Lihat itu, Jeno mendecak sebal. Lantas melepas tangan Y/n dari tangan Dejun. Kemudian mengambil gelang yang di jatuhkan Dejun tadi, lalu menarik Y/n untuk pergi dari sana.

"E-eh, Dejun, duluan ya!??" Pamit Y/n agak teriak. Dan Dejun hanya mengangguk tersenyum dan melambaikan tangan.

"Jeno! Tunggu! Jeno! Ih!" Protes Y/n ketika Jeno terus saja menarik tangannya.

Mereka berhenti di food court. Duduk berhadapan dengan wajah Jeno yang tampak bete.

"Lo kenapa sih main narik-narik gue gitu aja?! Gue kan jadi gak enak sama lelaki tadi. Dia niatnya baik loh mau ngembaliin gelang gue." Y/n masih protes.

"Niat baik apanya? Orang tadi malah ngajak kenalan."

"Ya terus kenapa kalau ngajak kenalan?"

"Gue gak suka."

"Ha? Kok gak suka? Kenapa?"

Jeno diam, mengalihkan pandangan ke arah lain untuk mengindari kontak mata dengan Y/n.

"Kenapa gak suka? Lo cemburu ya?" Tanya Y/n dengan mata yang menyipit curiga.

Pipi Jeno merona, "Enggak. Ngapain cemburu."

"Amasaaaa?? Terus kalau gak cemburu apa dong? Kan katanya tadi lo gak suka."

Jeno kembali diam tanpa mau menoleh sedikitpun. Membuat Y/n tertawa kecil. Gemas lihat Jeno malu-malu begini.

Tiba-tiba hp nya bergetar, ada chat masuk.


Na Jaemin
Online

| Pergi ke toilet sekarang ya
| Mau vc

Oke |

| Nanti kasih tau kalau udah ada di dalem toilet

Iya siap |
Read


"Jen, tunggu sebentar ya, gue mau ke toilet."

Jeno mengangguk yang lagi-lagi tidak mau menoleh.





-----





Sesampainya di dalam toilet ...





Na Jaemin
Online

Gue udah ada di dalem toilet |
Read


Na Jaemin ingin melakukan panggilan video call...

Langsung Y/n angkat.

Dilihatnya, Jaemin tengah memakai topi dan sebuah masker hitam.

"Jaem? Kok pake topi sama masker?" Tanya Y/n.

Jaemin melepas maskernya, lalu nyengir lucu.

Y/n juga melihat latar Jaemin yang sepertinya berada di dalam sebuah mall.

"Lo ada di dalem mall? Kok latarnya kek kenal."

"Coba tebak. Gue lagi dimana hayooo??"

"Em...."

Y/n bergumam bingung. Sebab, ia seperti pernah lihat latarnya itu. Tapi dimana? Lupa.

Kemudian terlihat Jaemin menyuruh seseorang untuk mendekat menggunakan tangannya. Jaemin gak sendiri?

"Haaaaiiiiiii!!!"

Y/n membulatkan matanya kaget.

"Loh? Dejun?"

Jaemin menjauhkan hp nya agar Dejun bisa terlihat jelas di layar hp.

"Kok...??"

Dejun nyengir, "Gimana acting gue? Bagus enggak?"

"Acting?"

"Iyalah." Setelahnya, Dejun ketawa.

"Tunggu deh. Gue gak ngerti."

"Jadi gini, Dejun ini temen gue. Umurnya setaun lebih tua dari gue sama lo. Terus intinya, gue minta bantuan dia buat godain lo. Gue cuma mau liat gimana reaksi Jeno. Eh ternyata bener, Jeno cemburu." - Jaemin

"Terus kenapa tadi manggilnya kakak?"

"Ya kan ceritanya Dejun lebih muda dari lo. Pura-pura gak kenal gitu. Manggil kakak biar terkesan sopan. Soalnya kalau Dejun panggil lo adek, ntar lo curiga. “Darimana ini orang tau gue lebih muda atau enggak?” lo kan gampang curiga." - Jaemin

"Eh iya juga sih. Maaf ya kak, kirain kakak beneran lebih muda dari aku."

"Hehe, iya gakpapa." - Dejun

"Hm... Padahal tadi udah seneng gara-gara di ajak kenalan sama cogan. Eh taunya cuma acting."

"Yaudah, sini deh. Ntar gue jadiin pacar beneran. Gakpapa, ikhlas aku tuuuhh~" - Dejun

Y/n tertawa dengar Dejun bilang gitu. Bercanda sama orang yang selera humornya tinggi tuh emang ngundang tawa.

"Jaem, lo seriusan ada di mall ini? Tapi kok tadi gue gak liat lo?"

"Ya gimana mau gak liat? Gue kan dari tadi pake topi sama masker." - Jaemin

"Tapi harusnya gue bisa ngenalin lo."

"Heleh~ Lo kan lagi jalan sama Jeno. Mana mungkin lo ngeh kalau ada gue?" - Jaemin

"Iya sih. Tapi...."

"Nih coba liat," Jaemin mengedarkan layar hp ke teman-temannya yang sedang duduk di samping dirinya.

"Ini Yangyang." - Jaemin

"Ini Hendery." - Jaemin

"Ini Lucas." - Jaemin

"Lucas? Kek nama kudanya Kak Taehyung."

Respon Jaemin hanya tertawa kecil.

"Ini Ten." - Jaemin

"Ini Winwin." - Jaemin

"Wah~ Winwin juga kayak nama kudanya Kak Taehyung. Si kuda iklan shampo."

Jaemin tertawa lagi.

"Dan terakhir, ini Kun."

"Hai Y/n~" Sapa semuanya. Meski padukdek, tapi muka mereka semua muat di layar hp nya Jaemin.

"E, eh. Hai~" Y/n melambai sambil tersenyum canggung. Tentu saja, di hadapkan dengan beberapa lelaki tampan begitu siapa yang tidak gugup?

"Tunggu, tadi lo bilang nama gue sama nama Winwin kek nama kuda?" - Lucas

"Hehe iya. Lucas itu kuda nakal dan pemalas. Sedangkan Winwin kuda cantik dan penurut. Rambutnya panjang dan halus kek di iklan shampo."

"Weh anjay! Mana author nya?! Enak banget kuda dinamain Lucas!!" - Lucas

"Masa gue di samain sama kuda? Hhh~~" - Winwin

Y/n tertawa, diikuti yang lain juga tertular untuk tertawa.





Di sisi lain....





Jeno tengah memegangi kedua pipinya yang terasa panas karena malu, kemudian bergumam kecil,

"Gue gak cemburu. Gue gak cemburu. Mana mungkin gue cemburu? Tapi.... --Pokoknya gue gak cemburu. Titik."













TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top