34 - Arahan dari Jaemin

"Berhenti ambil selca. Sini ikut." Kata Jaemin sambil merangkul Y/n dan membawanya pergi.

Tadi, Y/n memutuskan untuk foto-foto bareng Jaemin di banding terus-terusan duduk diam di atas sofa. Dan sekarang saat sedang asik foto-foto, Jaemin malah menghentikan.

"Mana list book kamu?" Pinta Jaemin ketika keduanya sudah duduk di sofa sebelumnya.

"Buat apa?"

"Siniin aja."

Y/n mengeluarkan list book nya dari tas yang tergeletak di atas meja meskipun masih bingung dengan apa yang akan dilakukan oleh Jaemin.

Jaemin menerima list book itu, dibuka dan di perhatikan secara detail. Y/n ikut melihat. Kepo dengan apa yang dipikirkan Jaemin.

Kemudian, Jaemin mengambil pensil dari tasnya.

"Liat deh, misi ke-8 kan sopan santun,"

Y/n mengangguk, "Terus?"

"Nyadar enggak sih kalau misi ke-8 itu berhubungan sama misi ke-10, 11, 12, 13?"

"Masa sih?"

"Iyalah. Misi ke-10 berhenti membentak. Misi ke-11 meredam emosi. Misi ke-12 berkata maaf dan berterima kasih. Misi ke-13 patuh terhadap orang tuanya. Semua itu kan termasuk ke etika sopan santun."

"Lah iya juga. Terus gimana? Mau diubah lagi list nya?"

"Gak usah. Apa yang lo tulis, emang itu yang terpenting. Tapi.... kalau lo bisa ngelakuin keempat misi ini secara bersamaan, itu artinya tugas lo gak terlalu banyak. Lo bisa langsung centang keempatnya sekaligus."

"Jadi.... Itu artinya.... Gue tinggal nyelesaiin misi ke-9 doang. Abis itu keluar dari rumah keluarga Lee?"

"Iya. Kenapa? Lo gak tega ya ninggalin Jeno?"

Y/n menggeleng, "Bukan itu. Gue cuma gak nyangka kalau tugas gue sebentar lagi selesai. Kirain bakal butuh waktu lama."

Jaemin tersenyum, "Kalau lo mau, lo bisa hapus list ke-14 ini. Dan tetep tinggal sama Jeno."

"Gak bisa. Lo kan tau gue orang yang berprinsip. Gue pernah bilang ke Jeno kalau gue bakal pergi dari rumahnya ketika tugas gue selesai. Dan gak mungkin gue jilat ludah gue sendiri. Lagipula..... gue gada perasaan apa-apa sama Jeno."

"Dan.... gue punya rumah. Ngapain harus tinggal di rumah orang lain? Rasanya aneh." Sambung Y/n.

Gue tau kok lo bukan orang yang gampang jatuh cinta. Tapi entah kenapa gue selalu ngerasa kalau Jeno orang yang tepat buat lo. - Jaemin

"Yaudah. Gue bakal bantu lo. Gue bakal ngarahin lo ke jalan dimana lo bisa bikin Jeno jadi orang yang punya etika sopan santun." Kata Jaemin.

Y/n lagi-lagi mengangguk.

"Lo tau langkah pertama untuk memulai misi ini?" Tanya Jaemin.

Ditanya begitu, Y/n diam. Bukan tidak tau. Tapi ia sedang berpikir langkah awalnya yang sangat mudah dan umum dilakukan.

"Senyum?"

"Nah itu, senyum." Ucap Jaemin sambil mencubit pipinya Y/n. "Jeno bukan orang yang murah senyum. Dan lo harus bikin Jeno terbiasa untuk tersenyum sama siapapun."

Y/n diam lagi saat memandang wajah Jaemin. Sangat berbeda dengan Jeno yang selalu memasang tampang menyebalkan dan jutek. Jaemin justru selalu tampil ceria. Tersenyum ramah kepada siapapun. Dan bersikap sopan tanpa diminta.

"Gue tau, Jeno bukan orang yang gampang di perintah. Dia tipe orang yang suka membantah. Dan tentunya nakal. Tapi kalau lo berhasil deketin dan bikin Jeno nyaman, udah pasti bakal mudah buat lo jalanin misinya. Karena biasanya, seseorang kayak Jeno cuma mau nurut sama orang yang bikin dia nyaman." Kata Jaemin kemudian.

"Iyaa, gue ngerti."

"Terus mau di mulai kapan?"

"Besok aja."

"Kok besok? Kenapa gak sekarang?"

"Jeno nya kan lagi main sama temen-temennya. Gak mungkin gue ganggu waktunya dia. Nanti yang ada dia malah marah-marah sama gue."

"Hm... Yaudah, terserah." Setelahnya, Jaemin menyandarkan punggungnya ke kepala sofa.

"Pinjem hp dong." Pinta Y/n yang langsung Jaemin turuti.

Tidak apa-apa kok. Jaemin tau betul jika Y/n takkan melanggar privasi. Lagipula, selama pacaran, Y/n tidak pernah buka-buka aplikasi chat. Begitupun dengan Jaemin. Mereka takkan melanggar privasi satu sama lain. Kalaupun pinjam hp, paling untuk foto-foto atau main game.

"Password nya apa?" Tanya Y/n ketika sudah menerima hp Jaemin.

"Masih sama. Tanggal lahir lo."

"Lah? Kirain udah di ganti."

"Gak lah. Yang selesai kan cuma hubungan sebagai pacar, bukan lo sebagai prioritas."

"Anjer Jaem. Gombal mulu hidup lo."

"Terserah lo mau sebut itu apa. Yang pasti, lo tetep prioritas nya gue." Habis itu, Jaemin mencium pipi Y/n dan kembali pada posisi.

"Nyosor terus lo." Protes Y/n seraya mencubit pelan perut Jaemin.

Yang di cubit meringis kecil, lalu nyengir.

"Lo juga sering cium-cium gue. Sama aja tukang nyosor."

Y/n mendecak, "Untung gue sayang sama lo. Kalau enggak, udah gue gorok tu leher."

"Jangan di gorok. Di cium aja. Kan dulu lo suka cium-cium leher gue."

"Yaudah sini gue ciyom leher lo!!"

Y/n langsung menciumi leher Jaemin yang buat Jaemin jadi ketawa geli sambil berusaha menutupi lehernya. Padahal mah kena juga enggak_-

Kena deh, sedikit. :)

Belum sampai disitu, Y/n juga menggelitik perut Jaemin yang bikin ketawa Jaemin tambah kencang.

"Aahhh!! Ampun ampun!!" Pinta Jaemin di sela-sela tawanya.

Y/n tersenyum jahil dan menyudahi aksinya itu. Melepas kacamata, lalu disimpan di atas meja.

"Haduh perut gue sampe sakit gara-gara ketawa." Kata Jaemin yang masih bersandar di kepala sofa.

Y/n buka password hp Jaemin. Ia mencari game yang bisa ia mainkan, setelah itu menyandarkan diri di bahu Jaemin. Posisi favoritnya ketika sedang main game.

Tangan Jaemin yang berada di belakang tubuh Y/n juga melingkar tanpa sadar ke pinggang Y/n. Maklum, sudah jadi kebiasaan. Dan, kepala Jaemin terjatuh di atas kepala Y/n.

Jaemin memperhatikan Y/n yang anteng main Temple Run. Sesekali menciumi rambut Y/n yang terasa sangat wangi.

"Udah makan belum?" Tanya Jaemin tiba-tiba.

"Belum."

"Yaudah gue pesenin gofood aja ya? Mau makan apa?"

"Nanti aja ah. Gak laper."

"Loh? Tapi kan belum makan. Ayo makan dulu."

"Gamau Jaem. Nanti aja."

"Yaudah, tapi nanti kalau laper bilang ya."

Y/n mengangguk dan terus fokus ke game nya.

Y/n itu memang begini. Lupa makan jika sudah main game. Apalagi dengan posisi seperti ini. Tidak makan seharian pun pasti kuat.

Ya gimana mau tidak lupa? Posisi begini kan paling enak. Di tambah bahu yang di pakai bersandar adalah bahu seorang Na Jaemin. Siapapun pasti tidak akan melewatkan momen seperti ini. Yaqhan~~?? 🌚🌚








TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top