123 - Problem
Hai?
-----
Jam 19.10 saat makan malam ..
"Loh? Y/n masih belum juga turun? Ini udah waktunya makan malam loh." Kata Taehyung, alisnya mengerut bingung.
Di meja makan, hanya ada Renjun.
"Gatau kak, dari tadi Y/n gak keliatan batang idungnya." Jawab Renjun.
"Yaudah, kakak susulin Y/n dulu ya, takutnya kenapa-kenapa."
Taehyung pun pergi setelah Renjun mengangguk.
Di depan kamar Y/n, Taehyung mengetuk pintu berkali-kali sambil memanggil nama Y/n. Tapi entah kenapa tidak ada sahutan. Hal itu membuat Taehyung jadi sedikit cemas. Pasalnya semenjak tadi pagi, setelah habis dari rumah Jeno, Y/n mengurung dirinya di kamar. Di tanya juga Y/n bilangnya ingin tidur tanpa ada yang mengganggu.
Akhirnya, Taehyung langsung masuk saja. Beruntung sekali pintu tidak terkunci.
Keadaan kamar Y/n sangat gelap karena lampu yang dimatikan. Makanya Taehyung menekan saklar lampu agar ia bisa melihat dengan jelas apakah Y/n masih tidur atau tidak.
Ketika lampu menyala, Taehyung menghela napas lega. Ternyata Y/n ada, tengah tertidur di kasurnya dalam keadaan terlentang dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Taehyung mendekat dan duduk di pinggiran kasur.
"Dek," Panggilnya lembut.
Tidak ada sahutan apapun. Y/n masih setia menutup matanya.
"Ayo bangun. Makan dulu yuk bentar." Lanjut Taehyung sembari sedikit menggoyangkan lengan Y/n.
Nihil. Hening.
Alis Taehyung mengerut bingung. Sebab, biasanya Y/n akan langsung bangun ketika ada yang membangunkannya.
"Dek?"
Taehyung memanggil lagi. Kali ini tangannya beralih untuk mengusap kening Y/n. Dan seketika.... kedua matanya langsung membulat kaget.
Kening Y/n terasa sangat panas saat di sentuh. Seperti seseorang yang sedang demam tinggi.
"Astaga!! Badan kamu panas banget dek!" Panik Taehyung.
Ia segera menyingkirkan selimut dari tubuh Y/n. Disentuhnya leher dan lengan Y/n yang sama panasnya dengan kening.
"Renjuuuunn!! Renjuuuunn!!" Teriak Taehyung memanggil.
Beberapa detik kemudian, Renjun datang. Tergesa berlari ketika mendengar namanya dipanggil.
"Iya kak?"
"Tolong ambilin air dingin sama anduk kecil ya. Cepetan."
"E-eh, iya kak, bentar." Renjun berlari ke bawah untuk mengambilkan apa yang Taehyung pinta.
Sementara itu, Taehyung memijit pelipisnya. Ia tidak menyangka bahwa Y/n akan demam. Ia juga menyesal karena tidak mengecek keadaan Y/n di siang hari sebelum keluar rumah untuk sebuah urusan.
"Ini kak."
Itu Renjun. Baru saja datang sambil membawa baskom berisi air dingin serta handuk kecil di tangannya.
Segera Taehyung ambil dan mengompres kening Y/n agar demamnya cepat turun.
"Kak, Y/n kenapa? Dia demam ya?" Tanya Renjun khawatir.
"Iya, seluruh badannya panas. Kayaknya dia demam tinggi."
"Kamu tolong jagain Y/n dulu bentar. Kakak mau telepon Dokter Cathan." Sambung Taehyung yang diangguki oleh Renjun.
-----
Di ruang tamu.
Taehyung menelepon Dokter Cathan, memintanya datang kesini untuk memeriksa kondisi Y/n. Untung saja, sebentar lagi Dokter Cathan selesai dari tugasnya. Jadi ia setuju untuk datang ke rumah Y/n.
Semenit berikutnya, ponsel Taehyung berdering. Ada panggilan masuk dari Jaehyun.
"Halo,"
"Iya Jae, kenapa?"
"Maaf ganggu kak. Dari tadi aku coba nelepon Y/n tapi malah gak aktif terus. Jadi aku nelepon kakak aja. Em.... Y/n baik-baik aja 'kan kak?"
"Enggak, Y/n gak baik-baik aja. Dia demam tinggi."
"Hah? Kakak serius?"
"Iya, badannya panas semua. Tapi udah di kompres kok."
"Oh gitu ya, em... syukur deh.."
"Ada apa kamu nelepon Y/n? Ada perlu?"
"Ada sih kak. Penting. Tapi aku jadi ragu."
"Soal apa? Ngomong aja gakpapa."
"Jadi gini kak, aku baru dapet kabar dari kantor polisi kalau kasus ini udah di bawa ke pengadilan. Dan.... Y/n diwajibkan datang ke pengadilan besok buat jadi saksi."
"Besok?"
"Iya kak. Aku juga kaget dengernya makanya tadi nyempetin waktu buat dateng ke kantor polisi pas pulang dari kampus."
Taehyung menghela napas berat. Kepalanya semakin pusing.
"Em... Sekarang kamu dimana? Masih disana atau....—"
"Masih kak. Aku masih di kantor polisi."
"Ah bagus. Bisa gak kamu ngobrol sama polisinya buat diundur dulu kasusnya? Soalnya.... Y/n lagi sakit. Gak mungkin 'kan dia dateng besok ke pengadilan?"
"Em... Iya kak. Aku coba ya kak. Nanti aku telepon lagi."
"Oke. Makasih Jae."
"Iya kak, sama-sama."
Panggilan terputus, membuat Taehyung langsung mendudukkan dirinya di atas sofa.
"Astaga~ Gue harus gimana?~" Gumamnya.
Jujur saja, kepala Taehyung semakin pusing saat memikirkan apa yang telah terjadi. Banyak sekali masalah yang datang secara bertubi-tubi, menghantam kepalanya dengan kasar.
Belum lagi masalah di HCT yang bisa dibilang dapat mempengaruhi penjualan kuda-kuda miliknya dan pemasukan yang sedang ada di ujung tombak. Jika tidak segera diselesaikan, maka.....—yah... Taehyung bisa bangkrut.
"Kak,"
Mendengar suara seseorang, Taehyung menoleh. Ada Renjun di sampingnya, berdiri sekitar 4 meter dari sofa yang tengah ia duduki.
"Iya dek?"
Renjun menghela napas panjang, lalu berjalan mendekat dan duduk di samping Taehyung.
"Kakak lagi banyak pikiran ya kak? Aku pernah gak sengaja denger waktu kakak nelepon Kak Jungwoo. Di HCT lagi ditimpa masalah ya?" Tanya Renjun.
"Hm.... Iya, belakangan ini masalah banyak banget yang datang bertamu. Kepala kakak sampe mau pecah."
"Bertamunya gak sopan ya kak. Bukannya bawa kebahagiaan, tapi malah kekecewaan."
Taehyung tergelak. Tawanya terdengar kecil. Sementara tangannya terangkat untuk mengacak pelan rambut Renjun.
"Ya iyalah. Mana ada masalah bawa kebahagiaan? Ada-ada aja ya kamu." Katanya. Dilanjut kikikan.
Setelah itu, Taehyung menghela napas.
"Gakpapa, masalah datang itu untuk mendewasakan 'kan? Menguatkan diri, menegarkan hati, dan membangun benteng pertahanan supaya enggak mudah tumbang."
Mendengar itu, Renjun mengulas senyum tipis. Ia tidak menyangka bahwa lelaki bermarga Kim ini bisa sangat dewasa dan bijaksana.
Renjun juga mau menjadi seperti Taehyung yang pantang menyerah serta bisa menyikapi masalah dengan sangat baik.
"Aku mau kayak kakak. Dan.... aku harap Y/n juga punya sifat kayak kakak. Tolong bantu Y/n ya kak, aku gak mau Y/n kalah dari masalah yang lagi ia hadapi."
"Iya, kakak pasti bakal bantu Y/n buat bisa bangkit lagi. Tapi... kakak juga butuh bantuan kamu. Karena saat ini.... Y/n pasti lagi butuh banget dukungan dari kamu sama yang lain. Don't ever give up for stay with Y/n Park, promise?"
Renjun mengangguk mantap dengan bibir yang terulas manis, "I'm promise, captain!"
Y/n, lo gakan pernah sendiri. Gue bakal selalu ada di samping lo. Dan.... sebisa mungkin gue bakal bantu Kak Taehyung. Gue janji. - Renjun
TBC
Jaemin pergi, Jeno pergi, HCT lagi ditimpa masalah, Y/n demam, kasus udah di serahkan ke pengadilan, bisnis Taehyung lagi ada di ujung tanduk, hati semua orang tengah hancur, dan mood semua orang memburuk, ..... —hm yah... ada lagi?
Nahlooo.... endingnya gimana yaa?? Ada bayangan gak??
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top