116 - Kembali
"Jeno, bangunlah."
Jeno mengerutkan keningnya.
"Bangun Jen, gue butuh bantuan. Jeno, ayo bangun."
Perlahan, Jeno membuka matanya. Mengerjap beberapa kali untuk menormalkan penglihatannya.
"Jen,"
Jeno terperanjat kaget ketika melihat Jaemin ada di depannya. Ia langsung bangun dan mengucek kedua matanya.
"Hai Jen, kita ketemu lagi." Jaemin mengulas senyum.
"J-Jaemin?"
"Iya, gue Jaemin. Kenapa lo enak-enak tidur disini?"
"Hah?"
Jaemin merotasikan matanya, tapi kemudian menatap Jeno dengan cemas. Membuat Jeno tambah bingung.
"Selamatin Y/n, Jeno."
Mata Jeno membulat kaget, "M-Maksud lo?"
"Y/n mau coba bunuh diri. Lo harus selamatin Y/n dan tepatin janji lo ke gue kalau lo bakal jaga Y/n. Bergerak cepat, Lee. Waktunya gak banyak."
Seketika mata Jeno terbuka lebar. Ia baru saja terbangun dari mimpinya. Napas memburu, seperti menyumbat paru-paru.
"Y/n mau coba...-Astaga Y/n!!!" Pekik Jeno, lalu bergegas menuju kamar Y/n.
Benar saja, di kamar Y/n tidak ada siapa-siapa. Jantung Jeno berdebar kencang, firasat berkata buruk.
Dengan cepat, Jeno mencari ke seluruh ruangan yang ada di dalam rumah sambil memanggil-manggil nama Y/n. Tapi tak menemukan siapa-siapa. Tidak ada sahutan juga.
Jeno berlari ke ruang tamu. Saat membuka pintu utama, pintu itu tidak terkunci. Dari situ, Jeno yakin bahwa Y/n keluar dari rumah.
Lantas Jeno masuk ke dalam rumah, mengambil jaket dan segera pergi untuk cari Y/n. Ia harap.... semua belum terlambat.
-----
Di jembatan sungai yang besar, Y/n berdiri. Menatap nanar ke air yang mengalir dengan tenang.
Saat aku tak lagi disisimu
Ku tunggu kau di keabadian
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh sukacita
Sehingga siapa pun insan Tuhan pasti tahu
Cinta kita sejati
Lembah yang berwarna
Membentuk, melekuk, memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesucian cinta
Lagu berjudul Cinta Sejati itu telah berputar sejak tadi.
Lagi-lagi.... Y/n menangis.
(Contoh ilustrasi nya)
Pahamilah, ditinggal orang tersayang adalah hal paling buruk untuknya atau untuk siapapun. Mungkin orang lain juga pernah mengalaminya.
Lagu yang sama berputar ulang, kembali memunculkan ingatan manis tentang Jaemin.
Manakala hati
Menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan
Saat cinta menemui cinta
Suara sang malam
Dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar
Rindumu memanggil namaku
Saat aku tak lagi di sisimu
Kutunggu kau di keabadian
Aku tak pernah pergi
Selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh
Selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak
Menegaskan kucinta padamu
Terima kasih pada Mahacinta
Menyatukan kita
Saat aku tak lagi di sisimu
Kutunggu kau di keabadian
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh sukacita
Sehingga siapapun insan Tuhan
Pasti tau cinta kita sejati
Iya, kisah cinta Jaemin dengannya memang melukiskan sejarah yang tak terhapuskan oleh waktu.
Sebuah cerita yang dipenuhi kenangan manis, tidak akan mudah hilang. Jaeminnya, akan selalu ada di dalam hati.
"Aku.... mau ketemu Jaemin." Gumam Y/n.
Ia menghapus air matanya, melepas earphone, lalu menjatuhkannya beserta ponselnya begitu saja —ke trotoar. Setelah itu kakinya terangkat untuk naik ke atas pagar jembatan.
"Jangan lakukan itu."
Bisikan samar terdengar. Persis seperti suara Jaemin.
Y/n segera menoleh, namun tak lihat siapa-siapa. Air mata jatuh lagi, lantas ia segera melanjutkan aksinya. Berdiri di luar pagar jembatan dengan tangan yang berpegang erat pada pagar di belakangnya. Hanya tinggal satu langkah saja, ia sudah dapat terjun ke sungai.
Tiba-tiba ada yang memegang lengan Y/n, tampak terasa dingin. Y/n menoleh dan mendapati Jaemin ada disisinya.
"J-Jaemin..?"
Jaemin menatap dengan alis yang bertaut sedih.
"Kamu mau apa?" Tanyanya.
Entah ini halusinasi atau bukan, yang pasti kehadiran Jaemin terasa nyata. Tangisnya kembali pecah.
"Aku mau ketemu kamu." Jawab Y/n lirih.
Kepala Jaemin menggeleng kecil, "Jangan lakukan itu, sayang."
"Kenapa? Aku cuma mau ketemu kamu. Hikss.. Aku gak suka ditinggalin kamu. Aku mau sama kamu aja. Aku mau ikut kamu."
Y/n mengalihkan pandangan ke depan, lalu salah satu kakinya bergerak maju, sedangkan tangan Jaemin masih menggenggam lengannya.
"Inget Jeno." Kata Jaemin.
Seketika kaki Y/n berhenti. Ia terdiam. Padahal tinggal sedikit lagi ia bisa langsung terjun.
"Apa kamu tega ninggalin Jeno? Apa kamu tega ninggalin Renjun? Apa kamu tega ninggalin Hyunjin? Cukup aku yang pergi, Y/n." Lanjut Jaemin.
Y/n menoleh, dan menggeram kesal.
"Terus gimana sama aku?! Apa kamu gak mikirin gimana perasaan aku ditinggal kamu?! Hikss..." Isaknya. "Kamu pikir aku bisa bahagia tanpa kamu, Na Jaemin? Apa kamu pikir aku bisa baik-baik aja tanpa kamu?"
"Aku selalu ada disamping kamu, aku gak pernah pergi."
"Enggak! Itu bohong! Kamu pembohong, Na Jaemin!! Nyatanya kamu pergi ninggalin aku disini!!"
"Cuma raga aku yang pergi, bukan hati aku, bukan juga jiwaku. Aku akan selalu ada disamping kamu, bersatu dalam setiap hembusan napas yang kamu hirup."
Y/n menggeleng dengan geraman tertahan.
Bertepatan dengan Y/n yang mulai melanjutkan niat bunuh dirinya, Jeno datang, sedangkan Jaemin menghilang. Ia langsung memeluk tubuh Y/n dari belakang meski terbatasi pagar.
"Berhenti, jangan loncat." Kata Jeno.
"Gamau! Lepasin gue!" Y/n memberontak. Tapi Jeno tetap pada posisi walau harus menahan sakit akibat pukulan dan cakaran yang Y/n berikan di tangannya.
"Enggak, gue gakan lepasin lo. Please, jangan lakuin itu."
"Lepas!! Gue mau ketemu Jaemin!!"
Mata Jeno berkaca-kaca. Perlahan, ia melepaskan pelukannya. Kemudian berjalan keluar pembatas pagar, berdiri tepat di samping Y/n dengan posisi yang sama seperti Y/n.
"Kalau lo mau loncat, gue juga bakal ikut loncat."
"Hah?" Kaget Y/n.
Perlahan, air mata Jeno mulai jatuh membasahi pipi saat menatap Y/n.
"Apa gunanya gue hidup kalau lo gak ada? Kemana pun lo pergi, gue bakal ikut lo."
Y/n jadi ikut nangis. Apa yang Jeno pikirkan sih?
"Kenapa? Lo gak perlu ngelakuin itu. Lo bisa lanjutin hidup lo tanpa gue." Kata Y/n.
"Seperti halnya lo yang gak bisa tanpa adanya Jaemin, gue pun gak bisa kalau harus tanpa lo."
Y/n diam. Tak perlu dijelaskan lebih, ia sudah paham maksud Jeno.
"Kembali. Jangan loncat."
Bisikan samar terdengar lagi di telinga Y/n. Kali ini hanya suara saja, Jaemin nya tak ada.
"Berhentilah. Ajak Y/n pulang. Tepatin janji lo ke gue kalau lo bakal jaga Y/n dan pastiin Y/n baik-baik aja."
Bisikan ini terdengar di telinga Jeno, buat Jeno harus tegar meski keadaan hati dan raganya sudah rapuh.
"Ayo, pulang sama gue. Jangan tinggalin gue, sayang." Ujar Jeno.
TBC
Maaf yaa belakangan ini jadi jarang banget update:( Sebagai gantinya, kalau aku tawarin double up gimana? Pada mau enggak???
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top