115 - Jam 2 Malam
Cowok belagu namanya nana
Pas hari senin latihan volly
Yang malam minggu nya gak kemana-mana
Sini aku temenin sama update-an hiily:)
Hehe...
-----
Di tengah malam, Y/n terbangun. Sudah berada di atas tempat tidur dengan posisi selimut yang menutupi tubuhnya sampai batas leher.
Ia ingat apa yang terjadi sebelumnya. Dan.... ia yakin kalau Jeno yang memindahkannya ke kasur.
Kedua tangan menggenggam erat selimut. Menatap langit-langit kamar yang tampak gelap. Lalu perlahan.... air matanya menetes membasahi pipi.
Begitu lekat bayangan Jaemin dalam ingatannya, hingga selalu berhasil membuat tangisnya kembali pecah.
"Jaemin.... beneran pergi ya?" Lirihnya terisak.
Tidak pernah sekalipun ia membayangkan bagaimana sakitnya ditinggal oleh Jaemin. Dan sekarang.... apa yang tidak pernah ia bayangkan terjadi juga.
Y/n menghapus air matanya. Mengambil ponsel dan earphone —yang terletak di atas meja samping kasur—, selimut, dan beranjak pergi ke atas rooftop rumahnya.
Duduk disana, berselimut di tengah heningnya malam sambil mendengarkan musik lewat earphone, benar-benar mendukung suasana.
Musik dengan judul Bintang Di Hati mengalun merdu memasuki gendang telinganya.
Sekajap aku melamunkan
Resah menyibukkan hati ini
Tak pernah ku meminta dihadirkan
Ke dunia ini
Andai semua yang kucintai
Tak lagi ada di hidupku ini
Bisakah ku menawar pada Tuhan
Aku saja yang pergi
Andai ku jadi bintang
Bintang hatimu
Andai aku jadi awan
Kau pelangiku
Meramaikan dunia
Cinta sahabat
Mewarnai hidupku
Sahabat yang sejati
Itulah kita
Biarkan ku menari
Di derasnya hujan
Tak ku rela kau terluka
Biarlah aku menggantikan sulitmu
Air mata kembali jatuh. Walau lagu ini ditujukan untuk sahabat, tapi tetap saja, sangat menyesakkan dada.
(Contoh ilustrasi nya)
Duhai semua yang terkasih
Terima kasih atas semua cinta
Membuat aku jadi merasa
Hidupku ada gunanya
Andai ku jadi bintang
Bintang hatimu
Andaikan ku jadi awan
Kau pelangiku
Meramaikan dunia
Cinta sahabat
Mewarnai hidupku
Sahabat yang sejati
Itulah kita
Biarkan ku menari
Di derasnya hujan
Tak ku rela kau terluka
Biarlah aku menggantikan sulitmu
Y/n menengadahkan kepalanya menatap langit malam bertabur bintang yang berkelap-kelip dengan cantik.
Ia bergumam, "Kembalikan Jaemin-ku... Hikss.... Aku mau Jaemin pulang.."
Tuhan mengambil semua yang terkasih dari tangan Y/n. Semua Dia ambil tanpa persetujuannya. Mengambil semua yang telah Y/n genggam dengan erat dan hati-hati.
Tangisnya semakin pecah dikala hati terasa lebih rapuh.
Jika saja ia bisa menawar pada Tuhan untuk menggantikan dirinya dengan Jaemin, pasti ia akan melakukan itu.
|
|
|
"Mama, Y/n gak terbiasa di tinggal sama mama, makanya nangis. Jaemin juga gitu. Sedih banget di tinggal mama. Em.... Tapi mama gak usah khawatir ya ma. Jaemin bakalan selalu ada buat Y/n."
|
|
|
Y/n teringat ucapan Jaemin sewaktu di makam mamanya. Jaemin bilang begitu, tapi kenyataan yang ada tidak sama seperti apa yang Jaemin katakan.
Jaemin tidak lagi ada disini. Ia pergi, meninggalkan Y/n bersama kenangan manis yang pernah mereka lalui bersama.
Kemarin, semua terasa manis. Tapi sekarang begitu terasa pahit.
"Jaemin, kamu ingkar. Katanya gakan pergi ninggalin aku, tapi nyatanya kamu pergi. Hikss.. Aku mau kamu pulang. Aku butuh kamu."
Mau ia menjerit sekencang apapun, tidak akan merubah apapun. Jaemin benar-benar telah pergi.
Bukan sekadar yang tersayang, namun Jaemin juga yang terkasih. Jaemin selalu bisa berperan sebagai apapun untuk Y/n. Sahabat, pacar, pengasuh, kakak, pelindung, tempat curhat, teman bertengkar, bahkan Jaemin bisa menjadi pengganti orang tuanya.
|
|
|
"Kamu mau makan apa? Biar aku masakin ya?" - Jaemin
"Emang kamu bisa masak?" - Y/n
"Bisa dong. Kan aku suka liat mama masak." - Jaemin
|
|
|
"Jaemin... Hikss.. "
|
|
|
"Wih~ Apaan nih? Kayaknya enak. Mau dong." Kata Jaemin yang langsung mengambil gelas itu dari tangan Y/n.
"Hei, itu punya gueeeee.." Pekik Y/n tak terima sambil berusaha mengambil lagi gelasnya.
Jaemin menggeleng dan memutar badan ke samping seraya memakan kelapanya, juga menyeruput airnya. Ingat lagi ya, sendok dan sedotannya bekas Y/n.
"Iiiiii Jaemiiinn~" Y/n mempoutkan bibirnya lucu.
|
|
|
Seakan ingatan tak ingin melepaskan Jaemin, ia terus memutar memori tentang lelaki itu.
Bagaimana manisnya Jaemin tersenyum. Bagaimana lembutnya Jaemin bertutur kata. Bagaimana halusnya Jaemin memperlakukan Y/n. Bagaimana pedulinya Jaemin terhadap Y/n. Dan bagaimana tulusnya Jaemin dalam menghadapi dan menyayangi Y/n.
|
|
|
"Kalau rasa sayang gue ke lo.... Lebih dari itu. Gak terhitung. Maybe.... More than universe. I don't know." - Jaemin
|
|
|
Seperti halnya Jaemin, Y/n pun juga sangat menyayangi Jaemin. Setelah orang tuanya tidak ada, Jaeminlah tongkat yang membantunya untuk kembali berdiri. Jaeminlah tissu yang selalu menghapus air matanya. Jaeminlah perisai yang siap melindunginya dari apapun.
"Kenapa lo ninggalin gue? Gue gak suka. Gue mau lo pulang. Hikss.."
|
|
|
"Suatu hari nanti, kita pasti berpisah. Lo mungkin bukan jodoh gue, tapi lo segalanya buat gue. Gue gak tau apa yang bakal terjadi kedepannya. Entah gue masih bisa selalu di samping lo, entah gue pergi ke suatu tempat yang gak pernah gue tau. Dan sebelum hal itu terjadi, gue mau lo nemuin seseorang yang bisa jaga lo. Seseorang yang sayang sama lo. Seseorang yang gak mau lo kenapa-napa. Dan seseorang yang bakal jadi sumber kebahagiaan lo." - Jaemin
"Jadi.... Kalau lo sayang sama gue, gue minta lo jaga diri. Lo harus bahagia ya. Jangan sampai nangis. Hatinya lo itu hatinya gue juga. Ketika hati lo hancur, maka hati gue juga ikut hancur." - Jaemin
|
|
|
Sekarang Y/n paham kenapa Jaemin bilang seperti itu. Mungkin Jaemin telah merasakan firasat buruk di jauh-jauh hari, makanya Jaemin bilang begitu.
Kalau tau hal ini akan terjadi, Y/n bersumpah ia akan mencegahnya.
|
|
|
"Udah gue bilang, gue gakan pernah pergi sebelum gue nemuin orang yang tepat buat lo." - Jaemin
"Pertanyaan gue bukan kapan lo pergi. Tapi gimana gue bisa bahagia tanpa lo, Jaem." - Y/n
"Lo bisa bahagia tanpa gue. Orang yang gue temuin nanti, bakal bikin lo bahagia." - Jaemin
|
|
|
Y/n menggeleng dengan tangis yang tak kunjung berhenti.
"Gue gak bisa bahagia tanpa lo. Gue gak sanggup kalau harus tanpa lo. Hikss... " Isaknya.
"NA JAEMIN!! APA LO GAK LIAT AIR MATA GUE?! APA LO GAK MAU PULANG DAN BALIK KE PELUKAN GUE?! HIKSS..." Y/n berteriak, tak mempedulikan waktu atau siapapun.
Kemudian ia masuk ke dalam —menuju kamar. Menyimpan selimut, mengambil cardigan miliknya, lalu pergi ke bawah —earphone masih terpasang di telinga.
Di ruang TV, ia lihat ada Jeno yang tengah tertidur pulas. Air matanya jatuh sebentar, sebelum dihapus. Lalu ia melangkahkan kakinya ke luar rumah.
Ia akan pergi.
Pergi ke salah satu tempat yang akan membawanya pada orang terkasih.
Di jembatan sungai besar, dia akan kesana. Untuk bunuh diri. Demi bertemu dengan Jaemin.
TBC
Sad ending gak yaaa???
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top