- 113.0 - Thursday And Friday [Flashback]
Hari Kamis.
Y/n jatuh pingsan, membuat Jeno jadi panik.
"Loh? Y/n! Y/n!" Jeno menepuk-nepuk pipi Y/n. Lalu menggeram kecil sebelum menggendong Y/n dan membawanya ke dalam mobil.
Sementara itu, polisi datang. Wendy memberitahu mereka apa yang terjadi, kemudian polisi pun membawa Yeri, Jennie dan kawan-kawan Eunwoo, termasuk Eunwoo nya sendiri yang sedang di tahan oleh Felix dan Han karena berusaha melarikan diri.
Y/n segera ditangani oleh dokter lain, sedangkan Jaemin ditangani oleh Dokter Cathan.
Keadaan keduanya sempat sangat mengkhawatirkan. Jeno dan yang lainnya bahkan tidak bisa tenang sebelum ada kabar dari dokter.
Setelah di periksa, dokter yang menangani Y/n menyatakan bahwa Y/n mengalami syok berat, terlalu kelelahan, tekanan darah rendah, dan suhu tubuh yang terlalu rendah hingga membuat Y/n pingsan.
Dokter itu juga bilang bahwa Y/n kemungkinan akan mengalami koma sementara.
Walau mereka masih khawatir dengan keadaan Y/n, tapi mereka juga cukup lega karena Y/n tidak mengalami hal yang serius.
Di samping itu.... Jaemin masih dalam penanganan Dokter Cathan. Ia harus di operasi untuk diambil peluru yang menusuk ke dalam tubuh Jaemin.
Jeno sudah menghubungi orang tua Jaemin. Mereka panik dan langsung datang ke rumah sakit ini.
Jaemin tidak pernah mengalami hal seperti ini. Dia pergi dalam keadaan baik-baik saja, lalu tiba-tiba mereka mendapat kabar buruk tentang anaknya. Bagaimana tidak terkejut?
Tante Na Dan Om Na menangis di depan pintu ruang operasi. Begitu juga dengan Jeno dan yang lain. Semuanya menangis, menyesali apa yang telah terjadi.
Dokter dan para suster membutuhkan waktu berjam-jam. Tentu saja, tidak mudah mengeluarkan peluru dari dalam tubuh seseorang. Terlebih lagi kondisi Jaemin benar-benar kritis.
Setelah beberapa jam, akhirnya Dokter Cathan pun keluar dari ruangan itu. Tante Na, Om Na, Jeno dkk langsung berdiri dan menghampiri Dokter Cathan.
"D-Dokter, gimana keadaan anak saya? Dia gakpapa 'kan?" Tanya Tante Na.
Dokter Cathan melepas masker yang menutupi wajahnya.
"Operasi nya berjalan lancar. Tapi...."
"Tapi apa, dok?"
"Kondisi jantung Jaemin sangat lemah. Pelurunya menembus jantung, mungkin itu yang membuat jantungnya menjadi lemah. Dia harus mendapat penanganan lebih lanjut dan di pindahkan ke ruang ICU."
Tante Na menutup mulutnya, kembali menangis.
"Saya tidak bisa menjamin sampai kapan Jaemin mampu bertahan." Sambung Dokter Cathan.
Seketika, semuanya terkulai lemas dan jatuh terduduk.
•
•
•
Sebagian menemani Y/n, sebagian lagi menemani Jaemin.
Air mata terus mengalir tanpa henti, termasuk Jeno yang sekarang sedang ada di kamar Jaemin.
Ia marah pada dirinya sendiri dan tak henti menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi pada Jaemin dan Y/n. Sebab, Eunwoo hanya menginginkan mobilnya. Jika saja Jeno menuruti permintaan Eunwoo, mungkin hal ini takkan terjadi.
"Tante,... Hikss... Jeno minta maaf. Ini salah Jeno. Harusnya Jeno kasih aja mobil Jeno ke Eunwoo. Jaemin sama Y/n gakan masuk rumah sakit kalau Jeno gak egois." Jeno terisak di hadapan Tante Na.
Tante Na tersenyum tipis, lalu menghapus air mata Jeno sebelum menarik lelaki manis itu ke dalam pelukannya.
Tidak bilang apapun, ia hanya memeluk saja dan menyalurkan kasih sayang ke Jeno walau hatinya sendiri sedang sangat hancur.
"Maafin Jeno..." Gumam Jeno disela-sela tangisnya.
Tante Na kembali meneteskan air matanya. Ia sama sekali tak menyalahkan Jeno untuk kejadian ini. Sama sekali tidak. Namun mulutnya tak mau bersuara meski hanya sekedar mengatakan "gakpapa".
Renjun juga sudah menelepon Taehyung untuk memberitahukan kondisi Y/n dan Jaemin. Taehyung pastinya terkejut. Ia bilang ia akan segera datang setelah menyelesaikan masalahnya disini.
•
•
•
Hari Jumat, jam 9 pagi.
Keajaiban muncul. Jaemin menggerakkan tangannya, kemudian membuka perlahan matanya.
"Nana sayang, kamu udah siuman?" Kata Tante Na yang terlihat sangat antusias dengan sadarnya Jaemin.
"Bunda?" Suara Jaemin terdengar samar, hampir tak terdengar. Terlebih lagi ia tengah memakai alat bantu pernapasan, membuat suaranya semakin tenggelam.
"Iya sayang, ini bunda." Tante Na mengeratkan genggamannya pada tangan Jaemin, lalu menangis.
"Bunda jangan nangis." Kata Jaemin, air matanya ikut menetes dari sudut mata. Tak tega lihat bundanya menangis begini.
Senyum tipis terulas dari bibir Tante Na. Ia menghapus air matanya sebelum beralih untuk menghapus juga air mata Jaemin.
"Nana sayang sama bunda, bunda jangan nangis ya?" Suara Jaemin memudar. Meski begitu, Tante Na tau apa yang diucapkan anaknya. Hal itu memancing tangis keluar lagi.
"Iya sayang, bunda juga sayang sama Nana."
Mendengar itu, Jaemin mengulas senyum yang amat tipis, lalu perlahan menutup matanya.
Tante Na sempat kaget dan panik. Namun ia kembali tenang saat lihat monitor detak jantung yang memperlihatkan bahwa jantung anaknya masih berdenyut.
Dokter Cathan datang. Ia langsung memeriksa Jaemin setelah Tante Na memberitau bahwa Jaemin sempat siuman walau sebentar.
Kebetulan disini hanya ada Tante Na. Suaminya harus ke kantor karena ada rapat penting, sedangkan anak-anak pergi ke kampus.
Y/n? Ada Taehyung yang jaga. Tadi pagi baru datang.
Dokter Cathan bilang, hal ini cukup sering terjadi pada pasiennya, jadi tak perlu khawatir selagi jantungnya masih berdetak.
•
•
•
Taehyung berulang kali membuang napas melihat Y/n yang tak juga sadar dari komanya.
Ia terpaksa menyuruh Jungwoo untuk mengurusi semua permasalahan dan jual beli di HCT, sebab ia tak mungkin meninggalkan Y/n.
Sesekali Taehyung menangis. Padahal sebentar lagi adik sepupunya ini ulang tahun, tapi malah mendapat musibah besar seperti ini.
"Cepet siuman, dek." Gumam Taehyung sambil terus menggenggam tangan Y/n dan mencium punggung tangan adik sepupunya itu.
•
•
•
Di kampus, Jeno maupun yang lainnya tidak bisa fokus pada pelajaran. Pikiran mereka hanya tertuju pada rumah sakit dimana Y/n Dan Jaemin di rawat.
Apalagi Lisa yang terus-terusan menangis hingga membuat dosennya kebingungan dan menyuruhnya untuk pergi ke ruang UKS.
Walau ia tak pernah menghabiskan banyak waktu bersama Jaemin, tapi hatinya benar-benar terasa sakit lihat kondisi Jaemin. Terlebih saat Dokter Cathan bilang bahwa Jaemin tidak tau sampai kapan mampu bertahan.
Adik sepupunya pun -Jennie maksudnya- tengah mendekam di penjara bersama Yeri, Eunwoo dkk. Apalagi yang lebih buruk dari ini?
"Please.. Jaemin jangan pergi ya.." Lisa selalu menggumamkan kata-kata itu.
Setiap kali mengingat Jaemin, ia pasti akan menangis.
"Jangan ambil Jaemin.." Seakan memiliki firasat, Perasaan Lisa semakin tidak karuan dan menggumamkan kata yang sama berulang-ulang.
•
•
•
Jam 1 siang.
Lisa di suruh menunggu Jaemin oleh Tante Na karena ia ingin melihat keadaan Y/n.
Lisa menangis lagi saat menggenggam tangan Jaemin. Ia tak sanggup kalau harus pura-pura kuat.
Ia menjatuhkan kepalanya di pinggiran ranjang dengan tangan yang terus menggenggam tangan Jaemin. Ia terisak, meluapkan kesedihannya.
Tiba-tiba ia merasakan bahwa genggaman itu mengerat, membuat Lisa langsung menengadahkan kepalanya dan terkejut saat mendapati Jaemin telah siuman.
"J-Jaemin? Lo udah siuman?" Kaget Lisa sambil menghapus air matanya.
"G-Gue panggil dokter ya?" Lisa hendak pergi, namun Jaemin tak melepaskan genggaman itu.
Lisa menoleh, lalu kembali duduk. Menatap Jaemin lama-lama, membuatnya semakin ingin menangis.
Air matanya jatuh lagi.
Tidak ada kata yang keluar memang, tapi air mata itu sudah cukup membuktikan betapa sedihnya gadis itu saat ini.
Jaemin melepas genggaman, kemudian mengangkat tangannya untuk menghapus air mata Lisa.
"Jangan nangis, Lisa.." Parau, suaranya hampir hilang.
"Jaemin... Hikss... Lo gakan pergi 'kan? Lo bakal sembuh 'kan?" Lisa terisak sambil memegang tangan Jaemin yang ada di pipinya.
Satu tetes air mata lolos dari sudut mata Jaemin.
"Satu hal yang perlu lo tau, Lisa."
"Apa?"
Jaemin berdeham untuk menormalkan tenggorokannya agar suara bisa stabil.
"Gue suka... ketika lo tersenyum. Keliatan lucu karena pipi chubby lo itu."
Lisa semakin terisak.
"Dan gue suka ketika... lo diam-diam memperhatikan gue." Sambung Jaemin, berhasil membungkam Lisa.
"Iya, gue tau lo naksir sama gue. Gue juga.... sama. Tapi... gue diem aja karena sejujurnya gue belum siap menomorduakan Y/n. Dia sebatang kara, dia cuma bisa mengekspresikan perasaannya ke gue. Jadi... gue harap lo ngerti."
Lisa mengangguk-anggukan kepalanya, "Gue gak pernah mempermasalahkan hal itu, Jaem. Gue paham sama hubungan lo dan Y/n. Tapi sekarang.... gue mau lo cepet sembuh, kasian Y/n."
"Y/n? Y/n dimana? Dia gakpapa... 'kan?"
"Dia pingsan pas lo di gotong ke ambulan. Terus... dia koma. Kata dokter, dia mengalami syok berat dan beberapa penyebab lainnya."
"Koma?"
"Iya Jaem, Y/n koma. Koma sementara."
Jaemin terlihat menghela napas. Tapi kemudian.... ia menangis kecil sambil mengalihkan pandangannya ke langit-langit ruangan.
"Gue selalu berusaha ngejaga Y/n, alesannya karena gue sayang sama dia. Selain itu.... mamanya nitipin dia sama gue. Tapi terkadang gue gagal jagain Y/n." Gumam Jaemin.
"Enggak Jaem, jangan ngomong gitu."
Pandangan Jaemin beralih lagi ke Lisa. Tangannya bergerak untuk mengubah posisi menjadi menggenggam tangan gadis itu.
"Lisa, gue punya permintaan."
"Apa?"
"Tolong jagain Y/n ya? Jangan biarin dia kenapa-napa. Air matanya, air mata gue juga. Kalau dia nangis, gue pun ikut nangis. Dia gak boleh terluka, dia harus bahagia."
"Iya Jaem, gue bakal jagain Y/n."
"Dan.... tolong satukan Y/n sama Jeno. Gue mau mereka bersama karena gue tau Jeno orang yang tepat buat Y/n. Tolong ya, Lisa?"
Lisa mengangguk, Jaemin tersenyum tipis.
"Sampein ke Y/n kalau gue sayang sama dia. Dan bilangin juga ke anak itu buat selalu tersenyum. Gak cuma buat Y/n, tapi buat lo, Jeno, Renjun, Hyunjin, dan yang lainnya. Kalian gak boleh nangis-nangis lagi ya?"
Lisa mengangguk lagi. "Lo harus sembuh, Jaem. Biar kita bisa bareng-bareng lagi di kampus. Ya?" Saat mengatakan itu, Lisa kembali menangis.
"Jaemin~ Hikss.. Lo gakan pergi 'kan? Jangan tinggalin gue..~"
Jaemin hanya tersenyum, "Jangan nangis, Lisa.." kemudian... mata Jaemin tertutup. Tangannya hilang tenaga. Serta monitor detak jantung itu.... layarnya menggambarkan denyut jantung yang perlahan menghilang dan berubah menjadi lurus.
Jantung Jaemin.... berhenti berdetak.
TBC
Aku jadi sedih beneran T_T
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top