104 - Nangis

Setelah dokter selesai memeriksa kondisi Y/n, Renjun membawa Jeno dan Jaemin masuk. Tampang Y/n masih menyiratkan kekesalan meski sebenarnya ia tidak ada niat untuk memarahi Jeno dan Jaemin.

"Sini!" Perintah Y/n.

Jeno dan Jaemin menurut saja. Mereka mendekat walau dalam hati sudah deg-degan.

"Duduk!"

Mereka duduk di kursi samping ranjang, sedangkan Renjun duduk di pinggiran ranjang. Ia akan memastikan bahwa Y/n tidak akan lepas kendali seperti tadi.

"Sekarang jelasin semuanya! Sedetail-detailnya!" Mutlak Y/n dengan penuh penekanan di setiap kata.

"Em... Tadi....—"

"Gue aja." Jaemin memotong ucapan Jeno sambil menatap Jeno yang buat Jeno mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Tapi...—"

"Gakpapa, percaya sama gue."

Jeno menghela napas, lalu mengarahkan pandangan ke Y/n. Tapi ia langsung menunduk ketika Y/n menatapnya dengan tajam. Dan Jaemin kembali menatap Y/n.

"Jadi sebenernya....."

Jaemin akhirnya menceritakan semuanya. Dari ia yang mengunjungi Yeri secara diam-diam, sampai kejadian di kampus hari ini. Ia menceritakan yang sesungguhnya tanpa ada yang di tutup-tutupi.

Sontak saja hal itu memancing amarah Y/n untuk kembali berkobar. Namun ia sedikit tenang karena mendengar penjelasan terakhir, yang mengatakan bahwa Jaemin memilih dirinya di banding Yeri.

"Hm... yah... Jadi gitu. Gue maupun Jeno sama-sama gak punya niat apapun. Termasuk mainin lo. Apalagi sampe main belakang sama Yeri." Kata Jaemin.

Y/n diam. Ia membuang napas pelan. Selain Jaemin yang ia khawatirkan, tampaknya Jeno memang sudah benar-benar berubah. Sifatnya yang sekarang hampir menyerupai sifat Jaemin.

"Tapi kenapa harus sampe peluk-peluk? Gue 'kan gak suka~" Ujar Y/n manja. Bibirnya mencebik lucu.

"Mungkin.... dia cuma ngerasa kesepian aja. Dia itu punya keluarga, tapi hidupnya seperti sebatang kara. Selama gue kenal dia, dia emang nakal, tapi nakal karena mencari kesenangan dan mencari hiburan atas kesepiannya itu." Jelas Jeno.

"Tapi tetep aja dia udah jahat! Gue masih gak bisa lupain apa yang pernah dia lakuin sama lo, Jeno."

"Iya, gue tau. Dia emang salah. Tapi gada salahnya 'kan buat maafin kesalahan orang lain? Semua orang pernah kok ngelakuin kesalahan. Termasuk gue. Jaemin. Renjun. Iya 'kan kalian pernah ngelakuin kesalahan?" Tanya Jeno ke Jaemin dan Renjun.

Yang di tanya hanya mengangguk-anggukan kepala.

"Tuh liat. Cowok sebaik mereka aja pernah ngelakuin kesalahan." Lanjut Jeno.

"Iya, Jeno bener. Setiap orang pasti pernah berbuat salah dan setiap orang berhak di maafkan ketika orang itu mengakui kesalahannya. Tuhan aja maha pemaaf." Timpal Jaemin.

"Tapi gue bukan Tuhan." Jawab Y/n yang masih saja mencebikkan bibirnya.

"Karena itu, makanya lo harus banyak belajar buat ikhlas. Sebagai hamba yang baik, gak seharusnya lo, termasuk kita, punya dendam ke siapapun. Memaafkan itu gak rugi kok."

"Kenapa sih kalian baik banget? T_T"

Jaemin mengulas senyum, "Kita belum jadi orang baik kok. Kita sama-sama lagi belajar buat jadi orang baik. Renjun pun begitu. Iya 'kan Njun?"

Renjun mengangguk, "Bener kata Jaemin. Kita lagi sama-sama belajar untuk jadi orang baik. Kenapa? Karena di hati kita kadang masih ada rasa iri, gak ikhlas, masih suka kepancing emosi, dan banyak lagi. Itulah kenapa kita bilang kalau kita belum jadi orang baik."

"Gue pun setuju sama apa yang dibilang Renjun sama Jaemin. Disini, gue yang baru memulai hidup baru gue, ngerasain banget gimana susahnya jadi orang baik kayak Jaemin, Renjun, Hyunjin, Lisa, dan orang-orang diluar sana.

Dari sifat buruk gue di masa lalu, terus berubah jadi orang baik tuh gak gampang. Berkali-kali gue harus nahan emosi, nahan ego, dan nahan umpatan yang udah mendarah daging.

Em... Gue mau jadi orang baik. Jeno yang dulu, bener-bener buruk. Gue mau berubah. Makanya gue mau kita sama-sama belajar buat jadi orang baik." Jeno angkat bicara dengan penjelasan panjang lebar.

Y/n diam sebelum akhirnya menangis sambil menutup wajahnya. Ia tidak pernah menyangka bahwa Jeno bisa berkata seperti ini. Tidak asing jika Jaemin yang begitu, tapi Jeno.... rasanya sangat ngena ke hati.

Y/n juga tersentuh dengar ucapan Renjun. Meskipun Renjun tipikal orang yang savage, hobi ngejokes receh, jahil, dan terkadang tidak mau diam, namun ia juga bisa jadi dewasa dan bijaksana di waktu tertentu.

Ceklek

"Hai Y/.....n, Loh? Kenapa?"

Itu Hyunjin. Ia datang dengan penuh semangat. Tapi tiba-tiba senyumnya luntur ketika melihat Y/n sedang menangis.

Ia menutup pintu dan masuk ke dalam. Menghampiri Y/n, Renjun, Jeno, dan Jaemin.

"Heh! Itu Y/n kenapa nangis? Kalian apain anjer?!" Pekik Hyunjin agak kesal.

"Gak kita apa-apain kok." Jawab Renjun.

"Kalau gak diapa-apain gak mungkin nangis!" Kata Hyunjin sambil menjitak kepala Renjun.

Yang di jitak meringis kecil.

Setelah itu, Hyunjin menarik tangan Renjun sampai Renjun berdiri dari duduknya. Kemudian ia duduk di pinggiran ranjang itu, lalu membawa Y/n ke dalam pelukannya. Dan Y/n pun membalas pelukan Hyunjin dengan erat.

"Kenapa?" Tanya Hyunjin. Nada bicaranya terdengar begitu lembut.

Y/n tidak menjawab. Ia terus menangis dalam pelukan Hyunjin.

"Duh, tau gitu tadi gue aja yang langsung peluk Y/n." Celetuk Renjun.

Hyunjin menoleh. Kakinya terangkat untuk menendang kaki Renjun. Sayangnya Renjun cepat menghindar jadi tendangan itu tak mengenai kakinya.

Bertepatan dengan itu, pintu kembali terbuka, menampakkan Lisa dan Somi yang masing-masing dari mereka membawa buah-buahan.

"Loh loh loh? Itu Y/n kenapa nangis?" Kaget Somi.

"Wah~ Kalian apain bespren tercintah gue?!" Tanya Lisa yang ikutan kaget.

Mereka masuk dan menutup pintu rapat-rapat. Habis itu segera mendekat.

"Gatau nih. Pas gue dateng, Y/n udah nangis aja. Abis gitu, ni anak 3 cuma diem doang liatin Y/n nangis. Udah pasti ini mah gara-gara mereka." Jawab Hyunjin.

"E-eh apaan. Gak kok." Elak Renjun.

"Wah parah. Brengsek ya kalian!" Lisa langsung menjewer telinga Jeno dan Jaemin. Sedangkan Somi menjewer telinga Renjun.

Yang dijewer memekik kecil.

"A-aduh! Lepasin!"

"E-eh kuping gue!"

"Woy! A-ah!"

"Kalian apain Y/n sampe nangis gitu hah?! Kalian cari mati ya?!" Kesal Lisa.

"Iya anjir! Gak tau malu ya kalian bikin anak orang nangis! Sini gue sundul kalian pake tendangan maut punya nyai Suman!" Somi ikutan kesal.

"Ki-Kita beneran gak ngapa-ngapain, neng Somiiiiii.. Nu geuliiiisss.. Nu pinteeerrr.. Nu sholeeeehhh.." Jawab Renjun di tengah-tengah susahnya menahan sakit kuping yang dijewer oleh Somi.

"Iya bener, kita gak ngapa-ngapain Y/n, neng Lisaaaaa.. Nu geuliiiisss.. Nu pinteeerrr.. Nu sholeeeehhh.." Timpal Jaemin dengan nada yang dibuat seperti Renjun tadi.











Meanwhile :

Mereka emang gak ngapa-ngapain gue, tapi gue nangis gara-gara mereka T_T - Y/n

Kita gak ngapa-ngapain Y/n, tapi mereka nuduh kita yang enggak-enggak:( - Jeno, Jaemin, Renjun

Y/n nangis kenapa ya? Masa iya gara-gara Jeno, Jaemin, sama Renjun? - Hyunjin

Ni anak 3 tumben amat bikin Y/n nangis. Kenapa? - Somi

Huwaaaa Y/n nangis kenapa? T_T Btw.... Sa ae nih si Jaemin 🌚🌚 - Lisa













TBC

Mon maap, si Echan ama Injun nya bisa di bawa pulang gak sih? Dia beneran bikin aku oleng dari Jeno T_T

Btw, Woojin hengkang dari Stray Kids ya?:( Astaghfirullah, sedih hati ini T_T

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top