102 - Ngambek

Ketika datang, Jeno mendapati hadiah senyuman manis dari Y/n. Tangan gadis itu pun terulur meminta di peluk. Jeno hanya tertawa kecil, sebelum mendekat dan memeluk Y/n.

"Kangen ya sama gue?" Tanya Jeno.

"Iya, kangen banget Jenoooo~" Senyum Y/n terus mengembang. Namun kemudian ia terdiam dan agak mengendus leher Jeno.

Kok kayak.... - Y/n

Tak lama setelah itu, pelukannya terlepas. Ia menatap Jeno curiga.

"Kenapa? Kok ngeliatin gue nya gitu banget?"

Em.... Cuma perasaan gue aja kali ya? - Y/n

Lalu Jaemin datang.

Btw, dia memang datang belakangan karena tadi sebelum masuk ke kamar ini, ia bertemu dengan dokter yang menangani Y/n. Jadi ia ngobrol sebentar dengan dokter itu perihal kondisi Y/n.

"Jaemiiiinnn~~" Ujar Y/n dengan manja.

Jaemin tertawa gemas dan langsung memeluk Y/n. Lagi-lagi senyum Y/n jadi luntur ketika penciumannya menangkap sesuatu dari leher lelaki itu.

Pelukan terlepas, dan Y/n menatap Jaemin.

Wah ini mah gak salah lagi! - Y/n

"Kenapa sih? Ngeliatinnya gitu banget. Iya iya, gue tau kok kalau gue ganteng." Kata Jaemin.

Y/n masih diam, lalu mengulas senyum.

"Sayangku,"

"Ya?"

"Coba sini,"

Jaemin mendekat. Em... Lebih tepatnya membungkukkan sedikit tubuhnya.

Y/n mengalihkan pandangan ke Jeno tanpa melunturkan senyumnya.

"Cintaku Jeno, sini juga sayang,"

"Iya sayang?"

Jeno ikut mendekat dan membungkukkan sedikit tubuhnya.

Kedua tangan Y/n terangkat untuk mengalung di leher Jeno dan Jaemin. Membawa mereka semakin mendekat hingga hidungnya dapat kembali mengendus leher dua pemuda itu.

"Wanginya... beda gini ya sayang-sayangku? Kayak.... wangi cewek loh." Suara Y/n terdengar lembut namun mengerikan.

"Hah?" Kaget Jeno dan Jaemin barengan.

"Iya." Y/n tersenyum untuk yang terakhir kalinya sebelum raut wajahnya berubah menjadi sangar. Kedua tangannya pun kini beralih untuk menjewer telinga Jeno dan Jaemin.

Yang di jewer, memekik kecil.

"Aduduh!"

"A-ah! Y/n Y/n!"

Bukannya melepaskan, Y/n malah memutar kuping Jeno dan Jaemin yang buat mereka semakin memekik.

"AW!"

"A-AW!"

"KALIAN ABIS NGAPAIN HAH?!" Bentak Y/n kesal.

"Le-Lepasin dulu, sayang. Please." Pinta Jaemin.

"Iya sayangku, ku-kuping gue nanti bisa lepas." Timpal Jeno.

Y/n mendengus sebal sebelum melepaskan tangannya dari telinga Jeno dan Jaemin. Tatapan tajam terpancar pada dua sosok lelaki itu. Membuat yang di tatap jadi kaku.

"Kenapa sih ngeliatinnya tajem gitu?" Gumam Jaemin pelan sambil mengusap-usap telinganya.

Jeno hanya diam saja dan terus mengusap telinganya.

"Kenapa badan kalian bau parfum cewek hah?! Kenapa?!"

Mendengar itu, Jeno dan Jaemin sontak langsung menciumi tubuh mereka. Memang benar ada bau parfum perempuan yang menempel.

Mampus. Ini 'kan bau parfum Yeri. - Jeno

Wah otw terjadi perang dunia. Mati gue mati. - Jaemin

"AWAS AJA YA KALAU KALIAN MACEM-MACEM!! BERANI MAIN BELAKANG SAMA GUE, AUTO GUE TEBAS PALA KLEAN!!" Ancam Y/n.

"I-Iya, gakan kok sayang." Jeno nyengir canggung.

"He'em, beneran." Timpal Jaemin yang juga ikut nyengir canggung.

Detik berikutnya, hp Y/n bunyi. Ada chat masuk dari nomor tak di kenal.

Saat dibuka, isinya ...

Foto Nomin bersama Yeri.

Mulai dari mereka yang hanya mengobrol biasa, Yeri yang menggenggam tangan Jaemin, sampai mereka yang berpelukan dengan Yeri.

Sontak saja hal itu membuat kekesalan Y/n semakin menjadi. Ia menengadahkan kepalanya menatap Jaemin dan Jeno. Lalu melempar hp nya ke dada Jeno yang beruntungnya langsung Jeno tangkap.

"JADI ITU ALESANNYA?!" Marah Y/n.

Jeno dan Jaemin yang kebingungan, memilih untuk melihat isi hp Y/n. Dan setelahnya, mereka terkejut.

Mereka juga bingung kenapa foto itu bisa ada dan siapa yang telah melakukannya.

Y/n segera melepas infusan sebelum turun dari ranjang. Kemudian mendorong Jeno dan Jaemin keluar kamar.

"KELUAR LO!! GUE GAK MAU KETEMU SAMA LO!!"

"Y/n, i-ini gak seperti..—"

"BERISIK!! GUE GAK MAU DENGER APAPUN!!" Y/n memotong ucapan Jeno.

"Iya Y/n, ini tuh...—"

"BERISIK!!" Lagi-lagi Y/n menyela. Kali ini ucapan Jaemin yang ia potong.

Setelah Jeno dan Jaemin berada di luar kamar, Y/n berkata,

"PERGI AJA KALIAN!! SANA PELUKAN LAGI SAMA YERI!!"

Habis itu ia menutup pintu dan menahannya dengan punggung.

Sebenarnya Jeno maupun Jaemin bisa saja melawan saat di dorong keluar, namun mereka tau kondisi Y/n. Makanya mereka tidak menggunakan kekuatan mereka.

"Y/n! Denger dulu, sayang. Buka pintunya!!" Jaemin agak menggedor pintu itu.

Ia tau pintunya tidak terkunci. Tapi ia tak mau membuka paksa pintu itu karena ia tau resikonya. Y/n bisa terjatuh dan semakin terkuras tenaganya.

"Y/n! Buka dulu. Denger penjelasan kita!! Sayang!! Buka dong, jangan gini!!" Timpal Jeno.

Y/n menutup kedua telinganya dengan posisi yang sama. Entahlah, emosinya jadi tidak beraturan seperti ini.

Hening beberapa saat sebelum sebuah ketukan terdengar.

Tuk Tuk Tuk

"GUE BILANG PERGI, KAMPRET!!"

"Lah? Ini Renjun, geulis. Masa baru dateng malah dibilang kampret."

Y/n diam. Renjun?

Tuk Tuk Tuk

"Buka dong pintunya. Gue mau masuk."

"Tapi gue gak mau ketemu sama si kampret!!"

"Iya iya, si kampret nya udah gue suruh pergi. Sekarang buka pintunya ya? Please?"

Perlahan Y/n membuka pintunya. Hanya sedikit untuk mengintip, memastikan bahwa apa yang Renjun katakan adalah benar.

Setelah dirasanya aman, Y/n akhirnya mau membuka pintu itu agak lebar.

"Kenapaaa?" Tanya Renjun lembut.

Y/n hanya memasang wajah sebal dengan bibir yang dimanyunkan.

"Yaudah yaudah, cerita di dalem aja ya? Boleh masuk 'kan?"

Y/n mengangguk, membuat Renjun mengulas senyum manis. Ia masuk dan menutup pintu. Kemudian merangkul Y/n, membawanya kembali ke ranjang.

"Infusnya kok di lepas sih?" Tanya Renjun setelah Y/n duduk di atas ranjang dengan wajah yang masih di tekuk kesal.

"Gatau ah! Gue kesel!"

"Kesel kenapaaa? Hm? Sini cerita." Renjun duduk di pinggiran ranjang dan menghadap Y/n.

Respon Y/n hanya mengangkat bahu.

"Kalau lagi sakit gini manjanya tambah kumat ya? Gemes deh." Kata Renjun sambil mencubit pelan pipi Y/n.













TBC

Awas jangan oleng ke Renjun 🌚🌚

Notes :
Akan ku buat kalian gak bisa tidur sebelum cerita ini tamat/NGAHAHA *ketawa devil*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top