101 - Ketemu Yeri

Yang lagi nugas, yang lagi bete, yang lagi kesel, yang lagi sebel, atau yang moodnya lagi baik, sini sini ku temani malam kalian dengan update-an HIILY 😚😚




-----




Besoknya, Jeno dan Jaemin tak sengaja bertemu dengan Yeri di kampus.

Iya, Yeri sudah dibolehkan untuk pulang keesokan harinya ketika Jeno datang menjenguk.

"Yeri,"

Pandangan Yeri beralih ke Jeno, "Ya?"

"Lo ada matkul jam berapa?"

"Bentar lagi. Sama nanti jam 1."

"Oh, sekitar jam setengah 12, temuin kita di kantin ya?"

Yeri mengangguk saja. Matanya melirik ke arah Jaemin yang sedang menatapnya juga.

"Jangan lupa dateng ya? Kita harus bicara." Kata Jaemin. Dan lagi-lagi Yeri hanya mengangguk.

"Kalau gitu kita pergi, ada matkul." Jeno merangkul Jaemin dan membawanya pergi dari sana.





-----





Jam setengah 12 siang, di kantin.

Yeri datang tepat waktu. Ia duduk di hadapan Jeno dan Jaemin.

Awalnya mereka saling diam. Namun akhirnya Jeno pun buka suara.

"Oke Yeri, tempo hari lo bilang kalau lo mau Jaemin jadi milik lo. Gue udah jelasin gimana Jaemin dan apa maksud Jaemin. Tapi lo tetep kekeuh pingin Jaemin. Jadi... sesuai janji, gue udah bawa Jaemin ke hadapan lo. Sekarang itu terserah kalian."

"Jaem..—"

"Yeri tunggu," Sela Jaemin, memotong ucapan Yeri.

"Maaf sebelumnya kalau ada salah kata atau ada sikap gue yang bikin lo salah paham. Tapi gue gak pernah ada niat sedikitpun buat bikin lo baper. Gue cuma simpatik dan gue ngerasa salah. Meskipun Y/n yang ngelakuin itu, tapi gue juga ikutan ngerasa gak enak karena gue ada di pihak Y/n.

Lo bilang kalau lo hidup sendirian di dunia ini. Dan karena itu gue jadi takut lo bakal ngelakuin sesuatu yang buruk.

Gue pernah punya temen yang kayak lo. Bilang kalau dia hidup sendirian di dunia ini. Orang tuanya sibuk kerja. Gada yang peduli sama dia. Dan kemudian apa? Dia akhirnya bunuh diri.

Gue gak mau hal itu terulang. Siapapun berhak hidup. Siapapun berhak bahagia. Dan siapapun gak boleh putus asa, apalagi sampe bunuh diri. Makanya gue sempetin diri buat jenguk lo biar lo gak ngerasa sendiri.

Gue udah denger ceritanya dari Jeno. Jujur, gue kaget waktu lo bilang gitu. Kalau lo minta gue buat jadi temen atau sahabat lo, ya oke. Gue mau jadi temen lo. Tapi kalau buat jadi pacar.... gue gak bisa." Jelas Jaemin panjang lebar.

"Kenapa?" Tanya Yeri. Dadanya terasa sesak.

"Ya karena gue gak bisa, Yeri. Gue gak ada perasaan apa-apa sama lo. Dan gue..—"

"Apa gak bisa di coba aja dulu? Mungkin perlahan lo bisa suka sama gue. Please?"

Jaemin membuang napas halus.

"Gue beli minum bentar." Pamit Jeno, lalu pergi setelah Jaemin mengangguk.

Tangan Yeri terangkat untuk menggapai lembut tangan Jaemin. Di genggam erat dan penuh harapan.

"Gue udah kehilangan Jeno. Apa sekarang gue juga gak bisa dapetin lo? Semua ini karena Y/n 'kan?"

Jaemin diam. Karena memang itu faktanya. Ia tidak bisa memacari siapapun ketika hatinya masih dimiliki oleh Y/n.

"Lupain Y/n Jaem, coba jalanin sama gue."

Jaemin masih diam. Otaknya berputar memikirkan sesuatu.

Meskipun ia berani untuk memiliki pacar baru, ia tidak akan sanggup. Hati yang masih di pegang oleh Y/n, tidak akan terlepas begitu saja. Jaemin sudah terlanjur menyerahkan semua cinta dan kasih sayang yang ia punya hanya untuk Y/n.

Dan.... ketika hal itu masih terjadi, apa yang akan di rasakan pacar barunya? Pasti akan merasa sangat sakit ketika sang kekasih lebih memprioritaskan orang lain di banding dirinya. Begitu yang ada di pikiran Jaemin saat ini.

"Jaemin, gue cuma mau lo. Please kasih gue kesempatan." Suara Yeri kembali terdengar.

Bertepatan dengan itu, Jeno kembali dengan membawa 3 jus jeruk segar. Di simpan di atas meja dan ia duduk di samping Jaemin.

Jaemin melepaskan tangannya dari tangan Yeri perlahan.

"Maaf, gue gak bisa."

Yeri menggeram, "Kenapa, Jaem?! Kenapa lo gak bisa lepasin Y/n?! Apa yang Y/n punya sampe lo segininya sama Y/n?!"

"Lo gakan ngerti. Intinya, Y/n itu prioritas gue dan segalanya buat gue. Meskipun gue punya pacar, posisinya pasti akan ada di bawah Y/n. Hal itu bikin sakit, gue tau. Dan gue gak mau bikin sakit hati siapapun. Selama hati gue masih dimiliki sama Y/n, gakan ada yang bisa ngerebutnya."

Mendengar penuturan Jaemin, membuat Yeri dan Jeno sama-sama diam.

Gue udah tau tentang itu. Tapi kok rasanya masih nyesek aja ya? Apa gue gakan pernah bisa dapetin Y/n? Batin Jeno.

"Lo bisa cari cowok lain, Yeri. Di luar sana ada banyak cowok yang lebih baik dari gue. Lo bisa dapetin hal itu." - Jaemin

"Tapi gue cuma mau sama lo." - Yeri

"Jangan gitu. Nanti lo nyesek sendiri. Gue bukan nolak lo, tapi gue nolak perasaan lo. Maaf." - Jaemin

"Lo serius gak mau kasih gue kesempatan?" - Yeri

"Maaf, Yer." - Jaemin

Yeri menautkan alisnya sedih.

"Jangan sedih gitu, lo masih bisa jadi temennya gue sama Jeno kok. Iya 'kan Jen?" Jaemin menoleh ke Jeno.

Jeno ikut menoleh, lalu mengangguk dan menoleh lagi ke Yeri.

"Bener, Yeri. Lo bisa jadi temen kita. Jadi lo jangan mikir kalau lo sendirian. Awas aja ya kalau gue sampe denger lo melakukan percobaan bunuh diri." Kata Jeno yang buat Yeri tertawa kecil.

"Yaudah, kita pamit ya? Kita langsung balik, soalnya hari ini cuma satu matkul doang." Pamit Jaemin sambil berdiri.

"Mau kemana? Kok buru-buru?" Tanya Yeri.

"Iya mau balik ke rumah. Abis itu ke rumah sakit, jenguk Y/n."

"Loh? Y/n masuk rumah sakit?"

"Iya. Cuma kurang istirahat sama kurang makan sih. Tapi harus di rawat."

Yeri mengangguk-anggukan kepalanya.

"Abisin dulu minumnya, cuy. Udah dibeliin masa gak di minum?" Celetuk Jeno.

"Eh iya iya." Jaemin menyeruput minumnya sampai tersisa setengah gelas.

Jeno juga ikut menyeruput minumnya dengan cepat, setelah itu berdiri.

"Pamit ya Yer." Kata Jeno.

Yeri berdiri dari duduknya. "Em... Jaem,"

"Ya?"

"Gue boleh peluk lo gak? Sekali aja."

Jaemin diam, sebelum mengangguk. Membuat Yeri tersenyum senang. Keluar dari area meja dan mendekat ke Jaemin.

Ia langsung memeluk leher Jaemin dengan erat, Jaemin pun membalas pelukan Yeri meski tidak erat seperti Yeri memeluknya.

Setelah pelukan itu terlepas, Yeri menghadap ke Jeno.

"Jeno, mau peluk juga dong. Sekali aja." Kata Yeri.

Jeno mengangguk. Lantas Yeri juga memeluk leher Jeno yang Jeno balas pelukannya itu.

Orang-orang disana memperhatikan ketiganya. Ada sedikit rasa iri dan cemburu ketika Yeri dapat memeluk 2 pangeran kampus. Astaga~ Mereka jadi ingin juga.

"Yaudah, kita pamit ya Yer. Minumnya abisin." Ujar Jeno setelah pelukannya terlepas. Ia merangkul Jaemin dan membawanya pergi dari sana.

Yeri menatap kepergian Jeno dan Jaemin.

Pertama, Y/n yang jadi penghalang antara gue sama Jeno. Sekarang dia lagi yang jadi penghalang antara gue sama Jaemin. Maunya apa sih?! Batin Yeri memekik kesal.








TBC

Hayo hayoooo.. Yeri nya bakal berulah lagi gak nih? 🤔🤔

Yang kemarin-kemarin ngebolehin Jaemin sama Yeri, gimana tanggapannya setelah Yeri ngomong gitu??? 🌚🌚 Masih boleh Jaemin sama Yeri??

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top