21 || Degeun Degeun
WARNING!! CHAP KALI INI AGAK 15+ JADI BIJAK DALAM MEMBACA!
JANGAN LUPA VOTE + KOMEN!
[Author POV]
Ting!
(Name) memalingkan atensinya dari layar laptop yang menampilkan drama korea ke arah ponsel di samping laptopnya yang menampilkan notif tanda seseorang telah mengirim pesan kepadanya.
Suna : Woi, keluar dong
Cewek itu seketika mengernyitkan dahinya lalu melompat dari kasurnya ke arah balkon kamar yang mengarah pada teras depan rumahnya. (Name) terlonjak kaget kala mendapati Suna yang sudah nangkring di atas motornya sambil memandang ponselnya.
Cowok yang ditatap (Name) merasa demikian hingga akhirnya melongok ke atas, menangkap basah si puan yang tengah termangu akan kehadirannya. Suna melambaikan tangan lalu mengisyaratkan (Name) agar segera turun ke bawah menemuinya.
(Name) luar biasa gelagapan. Dengan segera, kedua tungkainya berjalan menuruni tangga dan membuka pintu rumahnya. Ia kemudian membuka pagar dan detik itu juga Ia langsung berhadapan dengan cowok yang random datang ke rumahnya malam-malam.
"Lo ngapain kesini?" tanya (Name) langsung. Suna hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari turun dari motor dan berganti posisi bersandar pada motornya. "Tadi gua iseng main po*kemon go. Eh, malah nyasar ke rumah lu."
Cewek itu mengernyit heran. "Hari gini, masih ada orang main gituan?"
Suna hanya mengendikkan bahunya santai. "Ada, gua nih." (Name) mendengus pelan lalu menatap lekat-lekat wajah cowok di hadapannya. "Jangan becanda, ngapain lo kesini?" Cowok yang ditanya kembali diam, namun (Name) menangkap gestur depresi yang kentara pada muka Suna.
"Hei, seriusan, lo kenapa?" tanya (Name) sembari menangkup kedua pipi Suna. Cowok itu seketika terlonjak kaget lalu menatap (Name) dalam-dalam.
Cowok itu masih diam namun berganti menyelipkan sebelah tangannya pada tangan (Name) yang menyentuh wajahnya.
"Can I?"
Belum sampai sedetik cewek itu mencerna perlakuan Suna, (Name) semakin dibuat terkejut kala aroma nikotin bercampur bau parfum yang Ia yakini sebagai milik Suna menyeruak pekat di hidungnya. Hingga kini Ia tersadar, bahwa bibir mereka telah terpaut sempurna saat itu juga.
Salah satu tangan Suna kini berpindah ke arah leher (Name), menggenggamnya seolah tidak ada hari esok untuk mencumbunya. Sedangkan tangan lainnya, Ia lingkarkan di sekitar pinggang cewek itu, menahan (Name) agar tidak menghindar darinya. Tidak ingin Ia menjauh darinya.
(Name) kehabisan napas, Suna benar-benar mencumbu habis bibirnya. Kedua tangannya mendorong pelan dada Suna. "Sun, bentar, napas gue-" Seolah tuli, cowok itu menarik kembali pinggang cewek itu. Membawanya kembali pada cumbuan yang kelewat dalam. Pun kelewat nyaman.
Sayang, ada satu hal yang Ia berhasil sadari.
(Name) kewalahan menghadapi ciuman Suna yang seolah-olah menarik habis jiwanya. Namun, keduanya sama-sama tahu, tidak sedikitpun harsat dari keduanya untuk melepas pautannya.
Betapa terasa egois dan frustasi sentuhannya.
Pautan bibir mereka akhirnya terlepas. Berakhir dengan (Name) yang terengah-engah dan dengan rakus meraup oksigen di sekitarnya.
Depresi yang kentara seolah takut tidak akan ada lagi hari untuk menikmati cantiknya sang puan.
Suna nampak lebih tenang. Ia mencium pelan pucuk kepala cewek di hadapannya lalu menyatukan kedua dahinya sembari menatap lekat manik (Name). "Apapun yang terjadi, janji sama gua, jangan pergi."
Dan kedua netra mereka malam itu saling menatap satu sama lain. Menikmati janji yang tertuai tanpa ucap dan memuja afeksi yang tiba-tiba menguar di antara mereka.
"Boleh kalo gua berharap lebih sama lo?"
*****
Pagi berjalan seperti biasa. Tapi kayaknya, SMA Hayuuk tidak akan terasa normal tanpa kelakuan penghuninya yang lebih mirip sekawanan monyet daripada sekumpulan pelajar yang hendak menuntut ilmu.
"SIAP SIAP TANAKA!!!"
"AKU PILIH MAMA MUDA! BIAR APA SEMUANYAA?"
"BIAR JANDA TIDAK MASALAH!"
"ASEK!"
Atsumu yang tiba-tiba kerja sampingan sebagai tukang pukul galon langsung menunjukkan kebolehannya ngepargoy. Di samping jamet kuning, sudah bertengger seonggok Noya yang bertugas sebagai tukang sawer di acara live show biduan Tanaka.
Untung nyawernya pake kertas bekas gorengan.
Tanaka masih terus bergoyang asoy di atas meja yang disusun menjadi panggung bagi dirinya untuk menjadi biduan. Raut wajahnya menunjukkan betapa bahagianya bisa menampilkan bakat terpendamnya. Yang jelas, harus dipendam.
Suna? Tentu saja dia kebagian dokumentasi sekaligus tukang pasang meme. Tapi, hari itu ekspresinya tidak secerah biasanya. Ada seuprit gelisah yang menghiasi wajah julid bin songongnya. Untung ganteng, ea.
Futakuchi pagi itu ikut nimbrung ke kelas yang sekarang lebih mirip wahana monyet dangdut. Baru datang, Ia langsung heboh, ikut memeriahkan suasana.
Beberapa menit kemudian, barulah Ia duduk menghampiri cowok bermata sipit yang masih sibuk memfoto kelakuan teman-teman primatanya. Futa menepuk pelan pundak Suna yang hanya dibahas dehaman pelan oleh yang bersangkutan.
"Gue lihat semalem lo abis dari warung, nggak langsung belok ke arah rumah lo," ucap Futa membuka konversasi. Suna kemudian melirik tajam ke arah cowok di sampingnya. "Terus urusan lo apa?"
Futa hanya mengendikkan bahunya pelan. "Semalem, OSIS sempet diskusiin sesuatu di grup. Tapi, cuma (Name) doang yang hpnya off. Kebetulan gua sama anak-anak OSIS pernah main ke rumahnya dan-"
"Dan apa?"
"Arah yang lo pilih persis ke arah rumah (Name). Jadi, kalo gue boleh suujon nih, lo berdua semalem ngapain?" tanya Futa yang tanpa berucap sedikit pun, sudah terlihat jelas jawabannya dari wajah Suna yang memerah.
Futa langsung melongo. "Lo berdua... semalem gak ngew-"
"ENGGA, ANJIR!" sergah Suna cepat. Wajahnya makin memerah tatkala mengingat kembali kejadian semalam. "Gue cabut dari warung, awalnya cuma mau ngilangin suntuk dengan ketemu ama dia."
Futa tersenyum nakal. "Terus terus?" Suna terdiam sejenak. "Terus gue saking frustasinya, gue kelepasan."
"Ngapain lo?"
"Gue nyosor."
Detik itu juga, Futa tertawa terbahak-bahak. "ANJING, HAHAHAH. Ada ya, orang stres bukannya ngisep rokok malah ngisep mulut anak orang." Suna seketika menabok kasar lengan Futa. "Bangsat, nyesel gua cerita ama lo."
Usai meredakan tawanya, Futa kembali membuka pembicaraannya. "Bucin boleh tapi tetep fokus, Sun. Kita juga harus tetep waspada. Masalahnya itu babi bisa aja mulai aneh-aneh."
Suna mengangguk. " Setelah kita bahas rencana semalem di warung, gue jadi kepikiran."
"Apaan tuh?"
"Mereka bisa mulai pergerakan kapan aja. Kalo semisal, serangan pertama mereka yang waktu itu ditulis di surat ternyata kejadian hari ini-"
"Gak ada yang tahu, Sun. Tapi, mungkin tujuan kita ngelakuin ini juga gak banyak bedanya." Futa tersenyum kecil sebelum sebelum melanjutkan ucapannya. "Sama-sama pengen ngelindungin orang yang kita sayang."
Keduanya terdiam. Mengafirmasi pikiran keduanya dalam keheningan sementara. Sebelum layar ponsel Futakuchi menampilkan banyak notifikasi pesan di saat yang bersamaan.
Osamu : AJG
Osamu: MEREKA UDAH MULAI NYERANG
Osamu : SI MAI DISERANG HABIS-HABISAN DI TWITTER
Futa dan Suna seketika bertatapan lalu membuka akun twitter mereka masing-masing. Sedetik kemudian, kata-kata makian lolos dari bibir keduanya.
"Si anjing, gini banget mainnya?"
@prettygawls_
Oh jadi ini cewek inisial M yang masuk OSIS jalur orang dalem? Cakep kaga, dempul iya
@urhoneyyy_
Eh, ini yang dulu sempet dideketin sama si F*ta gaksi? Pantesan mau, orang modal ngelon*e
@pinkeuhlic_
Wkwkwk, ngeri sis, mainnya ordalll
Tanpa menatap wajah kawannya, Suna pun sudah tahu, betapa murkanya cowok di sampingnya membaca tweet berisi ucapan sampah yang ditujukan untuk Mai.
"Berani lo semua nyerang cewek gue?"
*****
TBC
ANJAY ANJAY GURINJAY TANPA BABIBU SODARA SUNA LANGSUNG MENYOSOR SODARA". Tapi mereka belum jadian kok, heheh :p Karena ini sudah masuk inti, jadi gue usahakan untuk sering" update!!
BISMILLAH JUNI SELESAI😼👊🏻
Quitela, 16 April 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top