11 || Nginap

Kemarin ada 1 yang bisa nebak umur gw
Btw, jangan lupa vote + comment!

[Author POV]

Atsumu yang tengah nonton Upin Ipin dengan kembarannya itu bersenandung, "Tanam-tanam ubi, tak perlu dibajak-"

"BACOT ELO BABI! SINI GUE BACOK!"

Sekumpulan cowok-cowok itu sontak menoleh dan menangkap pemandangan Ennoshita yang tengah mengejar Nishinoya. Cowok berperawakan tinggi di bawah rata-rata itu juga sama terkejutnya ketika Enno menghampirinya dengan raut marah.

"Waiss, kalem bang, kenapa tuh mukanya kek lampi-"

Ennoshita berdecak, "Lo yang kenapa ogeb!? Itu lampu hias ngapain lo mainin?" hardiknya sambil menunjuk Aone yang berdiri mematung di sana.

Bukan tanpa alasan Enno ngamuk. Bukannya bekerja, Noya, Tanaka, dan Yamamoto malah menyibukkan diri dengan 'menghias' Aone yang bak patung itu dengan lampu yang dililitkan padanya.

Noya lalu melempar pandang ke arah Tanaka dan Yamamoto yang langsung membuang muka dan mempraktekkan gerakan pemanasan seolah tidak berurusan dengannya.

"Hah? Noya siapa ya? Buaya lepas kandang? Gak kenal gua mah," ujar Yamamoto sambil berpura-pura menggaruk tengkuknya. Tanaka mengangguk menyutujui, "Betul, kita masih polos bang, jangan digrepe-grepe." Yamamoto kemudian menatap cowok botak itu, "Gak nyambung tolol."

Noya menggeram sebal, "Bajingan, anak anj-" Namun seketika ia terdiam saat mendapat pelototan tajam dari Enno, "Noy, sekali lagi lo-"

"PUNTEN GOPUD! LEMPER NENG, LEMPER KANG!"

Ia bernapas lega. Dalam hati, Noya sungguh berterimakasih dengan Terushima yang baru saja datang dan menyelamatkannya dari amukan eyang Enno.

"Alhamdulillah, rezeki anak Bambang," ujarnya lirih kemudian matanya melirik Enno yang berdiri di sampingnya. Matanya sontak melotot kala cowok itu masih setia memandangnya tajam.

"Lo pikir lo selamat, huh? Malem ini, lo bertiga siapin kamar buat semuanya! Titik!"

Ketiganya sontak melongo, "Dih, gue daritadi gak bertingkah tuh. Orang tadi kita cuma latihan senam ibu hamil, ye gak?" Tanaka menyenggol lengan Yamamoto. Cowok bergaya rambut punk itu mengangguk lalu membungkuk dengan Tanaka yang berdiri tepat di belakangnya sambil memegang pundaknya.

"Nah lihat kan, kita lagi senam ibu hamil nih," ucap Tanaka sambil memaju-mundurkan pinggangnya. "Biar sehat bos."

"Njir, berasa nonton live bokep gue," ucap Noya sambil mengalihkan pandangannya. 

Matanya kemudian beralih menatap figur Aone yang masih terdiam di depannya. "Lo ngapain diem, Ne? Nyeriwis kek. Liat noh burung aja berkicau. Masa lo diem mulu? Kalah lo mah sama Gibran gue." 

Cowok bak patung itu lalu menggaruk tengkuknya dan membuka suara, "Palingan masih gedean punya gua." Noya seketika melotot, "Sopan lo kek gitu hah? Ayo sini, tanding gedean punya siape!?"

Enno yang baru saja meleng sebentar, langsung menoleh ke arah Noya dan Aone yang tengah adu mulut, "Gelud apalagi ini astaga?" tanyanya. 

"Gede-gedean burung, No! Tuh, gue jagoin burung merpati. Lo apa, Ne?"

"Gue burung gereja."

"Buset, murtad lo?"

"Kata bapak gue, burung gereja spek rossi."

Enno yang baru saja menyimak percakapan mereka langsung membuang napas lelah, "Capek gue, pengen kayang." Ia lalu menghampiri segerombolan cowok termasuk Suna dan Osamu di dalamnya.

"Kalem, No. Ngelem dulu nih," ucap Osamu sambil menepuk pundaknya lalu menyodorkan sekresek hitam padanya.

Cowok itu seketika terkejut, "Hah? Lo pada mabok-mabokan? Tobat anjir, udah mau akhir jerman juga."

"Ngelemper dodol, enak nih buatan bi Inah!" ujar Osamu dengan nada kesal. Terushima yang duduk di sampingnya sudah ngakak duluan sambil ngunyah lemper rasa pecel.

"Btw, Ter. Sponsor lo udah beres? Tadi si kalender nanyain soalnya,"  tanya Suna dengan rokok yang terselip di antara dua jarinya.

"Udah, tadi gue udah chat Shirabu kok. Makasih ye, lo kemarin ngasih gue kontak kenalan lo. Mayan bro, sponsor kali ini lebih banyak ketimbang tahun kemarin," jawab Terushima yang dibalas anggukan kecil oleh Suna.

Atsumu yang sedari tadi bengong-bengong bego itu akhirnya membuka suara kala sebuah motor melintas di hadapannya, "Susuk! Lo hari ini gak nginep?"

Tsukishima, adik kelasnya itu sontak memberhentikan motornya lalu membuka kaca helmnya, "Gue ambil baju dulu bang! Entar abis Maghrib gue balik!" Tsumu mengangguk bersamaan dengan Tsuki yang melengang meninggalkan sekolah.

"Hadeh, ni sekolah sepi-sepi amat. Cabut aja dah gue."

*****

"Jadi, untuk rundown acaranya sudah siap semua dan untungnya semua bintang acara kita kali ini sudah pastiin kalau bisa manggung besok. So, semangat ya guys kerjanya! Tinggal beberapa hari lagi nih."

Sore itu, seluruh tim acara dan beberapa perwakilan dari panitia bidang lainnya tengah berkumpul di ruang rapat. Sebagian dari mereka berniat untuk menginap di sekolah malam ini dengan tujuan membantu mempersiapkan acara.

"Kak, bidang keamanan itu jadinya siapa ya kak?"

(Name) menoleh saat Goshiki, adik kelasnya itu bertanya. Ia seketika mematung, baru saja mengingat bahwa belum ada keterangan jelas dari Suna mengenai hal itu.

"Ehm, nanti gue informasiin lagi info jelasnya. Ada lagi yang mau ditanyakan?"

Seisi ruangan secara serempak menggeleng. "Oke, rapat hari ini gue tutup. Setelah ini, yang cewek bantu siapin tempat buat makan. Yang cowok, bantu beres-beres panggung sama dekor. Sampai ketemu nanti malam."

(Name) dan semua anggota bergantian keluar dari ruang rapat dan menghambur melakukan kegiatan mereka masing-masing. (Name) yang tengah mengecek ponselnya itu sontak mendongak saat merasakan tepukan pada pundaknya.

"Jangan lupa tanyain sama Suna," ujar Shirabu singkat lalu berjalan melengang ke arah ruang OSIS. Cewek itu menduga, pastinya cowok itu hendak berfanboy ria di ruangannya.

(Name) mengendikkan bahu namun langkahnya terhenti kala seseorang memanggilnya di belakang sana.

"(Name)!"

Ia menoleh dan membulatkan matanya saat menangkap sesosok cowok yang tengah tersenyum kepadanya. "Kak Kita! Apa kabar? Udah lama gak ketemu," sapa (Name) dengan kegirangan. Pasalnya sudah lama sejak terakhir cewek itu bertemu dengan kakak kelasnya itu.

"Alhamdulillah, baik. Biasalah, makin sibuk sejak persiapan UN."

"Kakak gak pulang? Tumben jam segini masih nungguin sekolah."

"Tadi ada bimbingan tambahan soalnya besok ada try out. Lagian, sekalian ketemu sama adek kesayanganku," ucap Kita sambil mengelus puncak kepala (Name).

"Hehe, mau sekalian makan malem disini kak? Mumpung hari ini anak-anak pada ngumpul. Tadi katanya mau sekalian bikin api unggun di belakang," tawar cewek itu yang dibalas anggukan dari Kita.

"Boleh."

Keduanya kemudian berbincang-bincang sambil berjalan meninggalkan lorong. Tanpa mereka sadari, sesosok cowok berambut pirang tengah bersembunyi di balik tembok membelakangi mereka.

Atsumu melongo sembari memegang ponselnya yang sedang dalam mode merekam. "Bang Kita? Deket sama cewek? Harus dicepuin ini mah."

*****

TBC

Halo, AKHIRNYA UPDATENYA GAK NGARET HAHAHA. Btw, sebenarnya gue udah mau update beberapa hari yang lalu tapi keasikan streaming. Hehe, maap. Sebagai gantinya, Insya Allah gue bakal update secepatnya. Mood gue lagi bagus, jadi pengen update lagi. Tungguin ye sis ;)

See you next chapter!

Quitela, 6 Juli 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top