23. Sesuatu yang Dirahasiakan

"Ku mencoba terlihat utuh, sebenarnya ku tinggal separuh. Hati ingin kamu, kau tak ingin aku."
~
JEMIMAH CITA
_____________________________

"KAK, tunggu dulu."

Kanaya mencekal pergelangan tangan Herzkiel ketika pria itu terlihat akan segera melenggang pergi dari lapangan golf. Ya, memang benar pagi ini mereka habiskan untuk berolahraga di kawasan elit yang letaknya tak jauh dari mansion milik ayah Herzkiel. Namun, rupanya hanya Herzkiel yang punya pikiran seperti itu karena faktanya Kanaya telah menyebarkan lokasi keberadaan mereka dengan sengaja ke seseorang yang paling ingin Herzkiel hindari saat ini.

Tristan tersenyum miring, senyuman andalan yang mampu membuat siapapun melihatnya merasa sangat kesal. Pria itu mendekati sepasang insan tersebut dengan sebuah tongkat golf di bahu sebelah kanannya.

"Kita pulang."

Perintah Herzkiel tegas, tetapi ketika pria itu baru saja akan menarik tangan Kanaya, Tristan sudah lebih dulu menarik dan memeluk bahu gadisnya, menjadikan Kanaya sebagai sandera agar Herzkiel tidak bisa pergi dari tempat itu.

"Lo pulang sendiri aja, Kanaya masih betah di sini sama gue."

Rahang Herzkiel mengeras ketika Tristan mengarahkan tatapan mesumnya ke arah Kanaya. Sesungguhnya Herzkiel tahu bahwasanya Tristan sengaja melakukan itu untuk menggodanya. Namun, saat ini ia sedang tidak berada di suasana hati yang baik. Oleh karena itu, tangannya terkepal kuat dan siap untuk melayangkan tinjunya kalau saja tidak lekas ditahan oleh Kanaya.

"Jangan..."

Kanaya merengek sembari bergelayut di lengan kekasihnya. Ia tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali. Ia tidak ingin Herzkiel terluka, lalu merasa menyesal lagi.

Herzkiel menghela napasnya kasar, tatapannya bergerak turun untuk menatap Kanaya yang jauh lebih pendek darinya. Tanpa berkata, Herzkiel menepuk lembut tangan Kanaya yang mencengkram kuat lengannya, memberi kode bahwa saat ini emosinya telah kembali stabil.

Tristan yang melihat betapa lihainya Kanaya dalam menjinakkan seekor serigala yang ganas pun hanya bisa tersenyum tipis. Ia menunjuk Kanaya dan berkata sembari mengerlingkan matanya, "My Mjolnir."

Herzkiel memutar bola matanya malas. Tristan tidak pernah serius dalam menyikapi segala urusan dan itu membuatnya muak. Bisa-bisanya pria itu masih mencari kesempatan untuk menggoda Kanaya ketika dirinya sendiri telah dengan tanpa sengaja menghamili adik perempuan Magenta.

"Gue cabut kalau lo masih nggak berhenti bercanda."

Tristan terkekeh geli, lalu mengangkat tangannya ke atas tanda menyerah dan mengalah. Keduanya pun memutuskan untuk berbicara di dalam sebuah ruangan ber-AC. Tentunya tanpa Kanaya karena gadis itu tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan pribadi AS3, bagaimanapun juga ikatan ketiganya sudah terjalin lebih lama dari usia hubungan Herzkiel dan dirinya.

Suasana di dalam ruangan itu berubah menjadi gelap, asing, dan misterius dalam hitungan sekejap mata ketika kedua insan itu masuk, tidak ada lagi raut wajah usil yang selalu terpancar dari wajah tampan milik Tristan.

"Lima menit. Lebih dari itu, gue cabut."

Herzkiel menetapkan waktu berbincang mereka secara sepihak. Ia tidak ingin berlama-lama dengan Tristan karena khawatir akan termakan emosi, lalu setelahnya membuat Kanaya bersedih.

"C'était un accident..."

(Arti: Itu adalah sebuah kecelakaan.)

Herzkiel memejamkan kedua matanya, tangannya terkepal kuat karena merasa panas dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Tristan.

"Gue nggak bakal bilang gitu."

Manik elang Herzkiel kembali terlihat. Ia menatap Tristan dengan ekspresi bertanya yang penuh tuntutan.

"Gue sengaja ngehamilin Elysia."

Pernyataan kali ini berhasil membuat Herzkiel begitu syok hingga dahinya berkerut. Pria itu menggelengkan kepalanya perlahan, masih tidak percaya, sebelum berkata, "Lo dan gue sepakat untuk ngejauhin dia atas permintaan Magen."

"Itu lo. Cuma lo. Gue nggak pernah nyetujuin permintaan Magenta."

Tristan menghela napasnya gusar, kepalanya tertunduk seiring tangannya mulai menutupi wajah. Hal itu lantas membuat Herzkiel kembali diserang rasa terkejut yang berlebih. Ya Tuhan, jangan katakan Tristan sedang menangis?

"I'm fucked up. Elysia bilang dia mau pergi, dia mau ninggalin gue."

Akhirnya Herzkiel mampu memahami situasi yang terjadi.

"So, you love her?"

"Well, exactly," sahutnya tanpa ragu.

Herzkiel kembali menghela napasnya, tetapi lebih dalam dari yang sebelumnya. Bahunya melemas seiring punggung yang bersandar di kursi. Tak lama kemudian, tangannya bergerak maju ke arah Tristan.

"Susu," pintanya.

Tristan merogoh kantung celananya, lalu mengeluarkan sekotak susu stroberi yang ia beli di minimarket beberapa waktu lalu. Pada intinya, Tristan berhasil mendapatkan simpati Herzkiel dan pria itu bersedia memaafkan kesalahannya.

***

"David!"

"Apalagi sih, hah?!"

Pria bertubuh tinggi, tetapi kurus itu berhasil membuat Rachel berjengit karena bentakannya. Hubungan mereka semakin lama semakin buruk, David seolah muak hanya untuk melihat wajah Rachel.

"Gue harus bilang berapa kali kalau gue nggak butuh bantuan lo untuk dapetin Kanaya."

Dulu mereka pernah berteman baik, jadi terbesit sedikit rasa bersalah di hati David usai memerlakukan Rachel dengan cara yang kasar. Maka dari itu, ia mencoba untuk menurunkan nada bicaranya.

"Tapi aku udah ngelakuin semuanya untuk kamu..."

Mata Rachel berangsur berair. Segala cara telah ia lakukan hanya untuk tersambung dengan Kanaya, mulai dari masuk ke sekolah yang sama, berteman dengan Abhim, dan lain-lain.

"Gue nggak pernah minta, kan?"

David menyisir rambutnya yang berantakan menggunakan jemarinya yang panjang. Tak lama kemudian, pria itu kembali menatap Rachel dan tersenyum meremehkan.

"Lo cuma partner sex gue. Nggak lebih dari itu. Jadi, berhenti ikut campur urusan percintaan gue."

Rachel tertegun mendengarnya. Air mata yang ia tahan-tahan kian mulai berjatuhan dengan cukup deras.

David mengutak-atik ponselnya sejenak, lalu mengarahkan layar benda pipih tersebut ke wajah Rachel.

"Rp25.000.000,00. Gue rasa udah cukup buat bayar pemakaian tubuh lo selama sebulan ini."

Penghinaan yang David berikan benar-benar luar biasa. Pria itu rupanya baru saja mentransfer sejumlah uang yang menurut Rachel cukup banyak ke rekening perempuan tersebut.

David tersenyum penuh kemenangan ketika Rachel melenggang pergi dengan kondisi menangis sesenggukkan. Entahlah, mungkin jiwanya terganggu.

David menyalakan seputung rokok yang ia simpan di kantung celana seragam sekolahnya, kemudian mulai menyesap benda berbentuk tabung itu sembari memutar tubuhnya menghadap ke arah tembok.

Tembok di dalam basement itu dipenuhi oleh foto Kanaya. Seperti seorang psikopat, David mengambil salah satu foto Kanaya yang sedang berpelukan dengan Abhim di taman, kemudian menempelkan bagian ujung rokoknya ke tubuh Abhim hingga foto tersebut terbakar sebagian.

"Gue rasa udah cukup bagi gue untuk bersabar, Nay. You'll be mine, I swear."

| TO BE CONTINUED |

Iya, tau kok, Thor lama updatenya. Akhir-akhir ini lagi galau, soalnya baru ditinggal sama orang yang Thor sayang. Mohon dimaklumi ya, Guys. Btw, konflik ke depannya bakal lebih maknyuz, tolong persiapkan mental kalian. Luv u all!❣️

✨ Extra Photocard ✨

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top