[HA] -9- Flashback

Pria itu terduduk pada singgasananya. Tempat gelap yang ia sebut istana ini terlihat tidak layak untuk dipakai.

"Bagaimana dengan anak buahmu, Alice?" tanya kepada seorang wanita bawahannya yang terlihat seperti penyihir. Tidak, dia memang wanita penyihir.

"Ia berhasil masuk dengan mudah, Tuan. Anda tidak perlu khawatir saat ini. Budakku itu sangat pintar," jawabnya memperlihatkan senyum sinis yang ia punya.

Pria itu tertawa keras. Tertawa dengan penuh kejahatan. Setelahnya, ia memberikan pujian atas rencana yang Alice usulkan dan.. kembali tertawa kencang.

===

Pagi ini, dua wanita bersahabat itu sedang membuat sesuatu dengan kekuatan dan pengetahuan mereka.

Berkali-kali mereka gagal membuatnya. Namun, keduanya tak kenal menyerah! Mereka terus saja mencoba untuk membuatnya.

Dunia mereka sedang dalam bahaya akan serangan hitam. Maka dari itu, dua wanita tersebut membuat sesuatu yang disebut pelindung bagi dunia yang mereka tempati ini.

"Bagaimana pekerjaannya?" tanya wanita berambut cokelat dengan pakaiannya yang anggun.

Wanita bersayap putih dengan ujung bulunya yang sedikit menghitam itu menghilangkan jejak keringat di dahinya. Wanita itu menarik napas panjang dan berkata, "sebentar lagi."

"Apa kau yakin ini akan berhasil? Kita sudah berusaha membuatnya 10 kali dan kita gagal," ucap wanita berambut cokelat itu dengan tatapan tak yakin.

"Huh?" Kini wanita bersayap itu meletakkan pekerjaannya dan menatap wajah temannya. "Aurora, apakah kau benar-benar tidak yakin? Bukankah kau pernah bilang.. kita tidak boleh berputus asa sebelum apa yang kita inginkan itu tercapai?"

Wanita yang dipanggil Aurora tersebut mengangguk pelan. Sedangkan sahabatnya tersenyum dan kembali mengotak-atik pekerjaan yang mereka kerjakan.

Tak lama, dentuman keras terdengar. Sontak kedua sahabat itu menoleh ke arah sumber suara.

"Alice, apa kau dengar itu?" tanya Aurora pada sahabatnya. Alice menganggukkan kepalanya. "Kita harus ke kota sekarang! Apa ini masih lama? Firasatku tidak enak!"

Buru-buru Alice menyelesaikan pekerjaannya. Dirasa sudah selesai, Alice dan Aurora berlari menuju kota tanpa mencoba alat yang mereka buat untuk melindungi dunia mereka.

Kacau. Hanya kata itu yang bisa keluar dari pikiran mereka untuk mewakili apa yang keduanya lihat di kota saat ini. Mereka terlambat untuk mencegah kekacauan di awal.

Terlihat seorang makhluk aneh berbentuk banteng, namun ia berdiri dengan dua kaki dan membawa sebuah senjata besar di tangannya. Seorang pria berkuda juga turut menemani makhluk aneh tersebut.

Aurora yang melihat itu dengan cepat ia berlari menuju keduanya. Dengan gaunnya yang ia angkat sedikit sehingga kakinya dapat leluasa untuk berlari.

"Tunggu!" seru Alice. Namun Aurora tak mendengarkannya dan terus saja berlari ke depan menantang maut.

Terlihat di mata Alice, wanita itu bertarung dua lawan satu. Aurora terlihat kewalahan setelah beberapa menit melakukan pertempuran itu. Dengan segera Alice menggunakan skill satu yang bisa membuatnya berpindah tempat dengan mudah.

Segera saja Aurora mengeluarkan ultinya karena melihat bantuan dari temannya tersebut. "Frezze!"

Seketika musuh membeku saat itu juga dan Alice mengeluarkan ultinya yang dapat menyerap energi lawan. Bantuan kembali datang dari makhluk bertubuh kuda untuk menyerang kedua musuh yang saat ini terlihat lemas tak berdaya.

Mereka terus bertarung hingga pada akhirnya musuh terjatuh di tanah. Tiba-tiba saja makhluk aneh dan pria berkuda itu menghilang tanpa jejak.

"Ke-kemana mereka?" tanya Aurora terkejut.

"A-aku tidak tau," jawab Alice yang sama terkejutnya dengan Aurora.

Alice mengingat benda yang ia dan Aurora buat. Segera saja ia mengeluarkan benda tersebut. Aurora mengangguk tanda mengerti. Keduanya mengangkat benda itu.

"Twilight orb!" Benda itu mengeluarkan cahayanya.

'Aku mohon.. kali ini berhasil!, batin kedua wanita tersebut berharap. Benda itu semakin bercahaya menyilaukan mata. Sekejap, pancaran cahaya itu membelah diri ke sudut-sudut dunia yang mereka beri nama Land of Dawn.

Terlihat langit-langit bercahaya menampakkan sesuatu seperti perisai atau pelindung.

"Ki-kita berhasil?" tanya Aurora memastikan.

"Ya, kita berhasil!" jawab Alice bahagia. Keduanya berpelukan erat. Kini usaha kedua wanita itu tidak sia-sia.

Tepuk tangan terdengar begitu meriah. Kedua wanita itu menyudahi pelukan mereka dan berbalik melihat para warga penghuni Land of Dawn berlarian ke arah mereka.

Warga terlalu rusuh mengelilingi Aurora dan seorang pria bertubuh kuda yang sempat bertarung bersama Alice dan Aurora. Tak sadar, warga itu mendorong tubuh Alice hingga jauh dibelakang dan terjatuh..

Semua mengagumi keberanian Aurora. Hanya Aurora! Tidak dengan Alice juga yang ikut membantu. Pujian yang ditujukan kepada Aurora mulai terdengar dari seluruh warga yang berkerumun disana.

"Aurora kau sangat keren!"

Alice sendiri. Dia tidak dianggap?

"Keberanianmu itu patut diberi hadiah.."

Lalu, bagaimana dengan Alice? Ia juga membantu Aurora. Bahkan ia terdapat di posisi paling depan.

"Terimakasih, Hylos, semuanya.. tapi-"

"Hei, Aurora! Benda yang kau buat itu berhasil membuat perisai di sekeliling Land of Dawn ini. Kau beri nama apa penemuanmu itu?"

Alice berteriak dalam hati. Apakah perjuangannya sia-sia? Kenapa hanya Aurora yang dipuji, sedangkan ia tidak? Hati Alice hancur berkeping-keping. Tangannya mengepal kuat, namun yang wanita itu bisa lakukan hanyalah mengeluarkan air matanya.

"Aku memberi nama benda ini.. Twilight orb?"

Di tengah kesedihannya, seseorang menepuk pundak Alice. Wanita itu menoleh dan mendapati seorang lelaki bertubuh kekar dengan berambut putih. Pria itu mengulurkan tangannya pada Alice.

"Bergabunglah denganku, maka akan kubantu dirimu untuk membalas dendam kepada wanita dan warga yang tidak tau berterimakasih itu."

===

Alice tersenyum sinis mengingat masa lalunya. Tangannya mengepal kuat. 'Aurora, tunggu aku kembali untuk membalas dendam!'

Setelah keduanya puas tertawa, datanglah seseorang bertudung. Perlahan ia berjalan dan menghentikan suara yang ada.

Alice menoleh pada seseorang itu dan kembali ke hadapan pria yang ia sebut Raja.

"Lihatlah dia, Tuanku! Anak buahku sudah kembali dari hari pertama tugasnya," ucap Alice menunjukkan orang bertudung yang ia maksudkan.

Seseorang bertudung itu berhenti menghadap pria yang tengah duduk di singgasananya. Pria itu berdiri dan mendekati orang itu yang berdiri bersebelahan dengan Alice.

Pria itu mengitari tubuh seseorang bertudung tersebut. Lagi-lagi ia tersenyum sinis.

"Bagaimana tugasmu di hari pertama ini?" tanyanya pada orang bertudung. "Apa hari ini terlihat baik-baik saja, hm?"

Orang itu membuka tudung kepalanya. Terlihat mulutnya tersenyum sinis. Matanya menatap pria tersebut.

"Ini sangat mudah untuk dilakukan, Tuan.. semuanya terlihat baik-baik saja, tidak ada apapun yang penting," jawab orang tersebut.

"Lihat? Anak buahku ini bisa diandalkan.. Raja Martis tenang saja dan tidak perlu khawatir lagi. Kita pasti akan berhasil," ucap Alice menepuk pundak orang yang berdiri di sebelahnya.

Pria raja yang bernama Martis tersebut kembali tertawa. "Baiklah, kau bisa istirahat terlebih dahulu.. dan lanjutkan tugasmu setelahnya."

Orang itu kembali bertudung. "Baik, Tuan. Sudah kukatakan, ini sangat mudah!"

================================
[HA] -9- Flashback
!Done!

🎮Sabtu, 4 Mei 2019🎮
================================

A/N

Buruan selesaiin!//plak//
Baru mulai jangan ngarep cepet selesai!

Breaking news:
Dikabarkan seorang author berdebat dengan dirinya sendiri hingga babak belur..
//Lupakan//

Kangen ga? Kangen ga? Kalo Mizu sih kangen>< Salam rindu buat pembaca kesayangan Mizu :3

Bisik:|Libur-libur, lagi suka update nih.. :b
-
May mop!.ga

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top