[HA] -6- Assassin Class
Gusion POV'
Setelah perkenalan yang cukup panjang di kelas, tadi ... seluruh murid kelas Assassin diminta keluar. Ah ya, lebih tepatnya ke lapangan sekolah.
Dihadapan kami berdiri tiga orang senior yang akan memberikan materi awal bagi kami.
"Kalian sudah mengetahui arti dari assassin bukan?" tanya Fanny satu-satunya seorang senior wanita disini. Ah ya, bahkan aku ingat jika murid di kelasku hanya ada satu wanita dan sisanya adalah seorang lelaki.
"Pembunuh. Benar begitu?" jawab seseorang dan ya, itu adalah Natalia.
"Sepertinya dirimu sudah mengetahui banyak hal," ucap senior bermasker itu. Ya, namanya adalah Hayabusa.
"Dan kalau aku tidak salah lagi ... seorang Assassin itu membawa senjata," jelas Natalia.
"Seperti yang Haya katakan," ucap senior berpakaian robot itu. Ah ya, namanya adalah Saber.
Aku hanya terkejut Natalia bisa mengetahui sedetil itu tentang kelas Assassin ini. Apa dia berpengalaman? Aku tidak paham dengan pemikiran wanita ini!
"Kau benar, Natalia! Seorang Assassin memerlukan senjata. Dan prinsip seorang Assassin adalah membunuh!" jelas Fanny.
Aku yang mendengar itu hanya bisa merasakan ngeri dan mual. Membunuh? Tidak mungkin! Aku tidak mungkin akan membunuh siapapun!
"Sebelum mendalami sebagai seorang Assassin, kalian diwajibkan memilih senjata kalian. Kalian bisa mengambilnya di kotak yang berada di hadapan kalian," jelas Haya panjang lebar sembari menunjuk kotak yang ia maksudkan.
Ya, kami segera menuju kotak tersebut dan mengambil senjata. Aku memilih senjata. Mataku membeku ketika sebuah knife yang bersinar. Aku pikir itu pantulan dari matahari. Aku melihat knife itu lebih dalam, dan kenapa benda itu terlihat begitu indah? Tentu saja aku mengambil itu.
"Kembali kemari!" teriak Haya.
Aku tidak suka cara Haya. Dia kadang dingin, kasar, menyeramkan. Buat aku ketakutan saja daritadi. Coba lihat cara Fanny, dia lembut tidak menyeramkan dan kasar seperti Haya. Atau mungkin juga lihatlah Saber, dia juga tidak banyak bicara dan terlihat ramah-tamah.
Aku melihat para junior assassin lainnya ini. Kulihat mereka mengambil senjata seperti, pedang besar entah apalah itu dan cakar panjang? Itu senjata pilihan Natalia?
"Hei, kau!" seru Fanny kepadaku. "Apa kau yakin memilih knife itu?"
Aku hanya mengangguk. Pertanyaan macam apa itu? Ah apa ini pilihan yang memalukan? Fanny hanya melihat Hayabusa dan Saber yang berada disamping kanan-kirinya. Setelah itu, mereka menatapku aneh.
Pelajaran pertama ini tetap dimulai. Mereka mengajarkan kepada kami dasar-dasar menjadi seorang Assassin. Kalian tau? Aku benar-benar tidak suka kelas ini. Kelas ini mengajarkanku untuk membunuh. Kelas macam apa ini?
"Apa kalian paham?"
"Paham!"
"Gusion!" seseorang meneriakkan namaku. Sontak aku terbangun dari lamunanku. "Apa kau paham?"
"Ah, i-iya. Aku paham," jawabku gugup.
"Bagus! Semuanya bisa kembali ke dalam kelas. Terkecuali Gusion," Aku? Aku tidak membuat masalah apapun.
Semuanya kembali ke dalam, sedangkan aku ... dan tiga senior di depanku masihlah berada diluar. Mereka saling menatap satu sama lain. Aku hanya merinding dengan pemandangan di depanku ini. Mereka mulai mendekat padaku.
"Boleh aku lihat knife yang kamu ambil?" tanya Saber. Aku pun menyerahkan senjata yang tadi aku pilih.
Mereka menatap knife itu dan kembali menatapku. "Kamu tau soal knife ini?" Aku hanya menggelengkan kepalaku.
Hayabusa menarik nafasnya. "Knife ini hanya orang tertentu yang dapat menggunakannya. Terakhir ... diangkatanku, tidak ada orang yang bisa mengendalikannya."
Aku menelan ludah dengan susahnya. Apa maksudnya dengan 'tidak ada orang yang bisa mengendalikannya'?
"Dan ya, kata guru kami ... knife ini tidak akan bersinar, jika tidak ada orang yang sesuai dengan dirinya," Fanny angkat bicara. Lagi-lagi aku hanya menelan ludah dengan susahnya.
Aku memandang knife itu. Mencerna makna dari Fanny, 'tidak akan bersinar, jika tidak ada orang yang sesuai dengan dirinya'. Knife itu bersinar saat kulihat dan kubawa sedari tadi. Apa maksudnya...
"Kau adalah orangnya. Orang yang knife ini inginkan!" Fanny kembali berbicara diikuti anggukan Haya dan Saber.
"Apa maksud dari semua ini?" tanyaku kebingungan. "Aku hanya junior disini, itu tidak mungkinkan?"
"Mungkin saja, karena knife itu bercahaya di tanganmu sedari tadi," Saber juga mulai ikut berbicara.
Hayabusa menatapku. Aku melihat matanya. Tatapan dingin. Fakta yang aku ambil adalah ... ternyata Haya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tinggi badanku. Hanya sedikit, mata kami saja bertemu sejajar.
"Kau akan memasuki dua kelas," Hayabusa memejamkan matanya sembari mengeluarkan nafasnya kasar.
Mataku membulat. Kelas apalagi yang harus aku tempuh kali ini? Apa kelas khusus, benar-benar khusus untuk menjadi pembunuh yang lebih menyeramkan lagi? Ah, aku tidak akan mau jika seperti itu.
"Mulai besok, kau juga akan masuk ke dalam kelas Mage dan menerima pelajaran untuk menjadi seorang Mage disana," ucap Hayabusa kepdaku.
Kelas Mage? Yeah! Jika seperti itu aku akan sekelas dengan Kagura! Ah, indah sekali.
"Rolemu akan berubah menjadi Assassin/Mage," Saber menjelaskan sedikit roleku. Ah sama saja. Tapi, tetap saja aku senang bisa sekelas dengan sahabatku yang imut itu.
"Aku akan mengatakannya pada Karina nanti," Fanny mulai berjalan masuk ke dalam.
Pertanyaanku kembali muncul. Siapa lagi seseorang yang bernama Karina itu?!
"Kembalilah ke kelas!"
================================
[HA] -6- Assassin Class
!Done!
🎮Minggu, 7 Maret 2019🎮
================================
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top