Kecewa
Kekecewaan itu wajar. Wajar banget.
Kalau menurutku sendiri sih, berdasarkan pengalaman, kekecewaan itu muncul akibat ekspektasi yang kita punya terhadap sesuatu. Kalau kita masuk longlist Wattys, tapi nggak menang Wattys, kita bisa aja kecewa (I felt slightly disappointed tho, ahahaha). Kalau kita berharap kita bisa mendapatkan sesuatu, tapi nggak dapet, kita bisa kecewa. Kecewa pada penyelenggara lomba, kecewa pada seseorang, atau kecewa pada diri sendiri.
Coba dong, share pengalaman kecewa kalian di sini (khusus soal kepenulisan aja ya, jangan yang lain, ehehe).
Kekecewaan di bagian kepenulisan sih bisa karena banyak hal, tapi biasanya ada dua hal. Ikut lomba, tapi nggak menang. Kirim naskah, tapi ditolak.
1. Ikut lomba, tapi nggak menang.
Jelas, kita akan kecewa kalau kita ikut lomba, tapi nggak menang. Udah susah-susah nulis, cari tulisan yang disukai juri, eh enggak dapet juga. Udah panas, ditambah lagi rumor kalau penyelenggara bertindak curang. Kesel, nggak? Wkwk.
Aku orang yang relatif positive thinking ya, jadi aku akan bilang, lupain rumor itu. Tapi buat kalian yang mudah tersulut emosi, pasti akan langsung nuduh yang enggak-enggak, apalagi kalau bukti-buktinya terlihat kuat. I say, lupakan saja. Memangnya, kalau rumor itu bener, kalian bisa apa? Pemilihan pemenang sepenuhnya menjadi hak dan otoritas juri, terlepas dari adanya kecurangan atau enggak.
Daripada mikirin rumor dan nuduh orang lain, yang amat penuh dengan dosa, mending kita memperbaiki diri sendiri, iya nggak? Setiap penulis pasti perlu memperbaiki dirinya, biarpun mereka sudah terlihat "dewa", alias udah jago banget. Dan setiap kemajuan, perbaikan, atau penyempurnaan yang kalian lakukan akan membuat tulisan kalian semakin berkualitas.
2. Kirim naskah, tapi nggak lolos/ditolak.
Kita mungkin kecewa berat di sini, sampai bisa aja nggak mau lanjut menulis. Genre yang ditulis udah sesuai dengan pasar penerbit. Tulisannya udah rapi, nggak ada typo, udah bener tata bahasanya, udah ciamik deh pokoknya. Tapi, nggak dapet.
Well, aku sendiri nggak tahu persis apa yang ada di pikiran penerbit saat mereka menerima sebuah naskah atau enggak. Yang jelas, gunakan penolakan kalian untuk memperbaiki kualitas tulisan. Biasanya, kalau naskah kalian dibalas nantinya, penerbit akan memberikan beberapa masukan terkait naskah kalian. Perbaiki naskah tersebut/naskah selanjutnya sesuai dengan perbaikan itu.
Kalau naskah kalian nggak dibalas dalam waktu lama, well, kalian bisa tanyakan ke penerbit soal naskahnya.
Jangan menyerah kalau kalian memang punya passion di bidang kepenulisan. Menulis adalah kemampuan yang sangat fleksibel, dan di manapun kemampuan itu bisa berguna. Penulis fiksi, editor, atau jurnalis dan content writer adalah pekerjaan yang jelas-jelas mengutamakan kemampuan menulis. Di bidang akademis pun, kemampuan ini penting. Bahkan, kalau di pekerjaan kantoran/lapangan, akan ada laporan-laporan untuk ditulis. Kemampuan menulis sesuatu dengan runtut sangat diperlukan di manapun, dan menulis tulisan fiksi akan mengasah kemampuan kalian.
Kekecewaan adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan, jadi jangan takut untuk kecewa. Justru, dari kekecewaanmu itu, majulah terus dan jangan menyerah. Teruslah berusaha dan belajarlah dari sana. Kalau kamu mau terus berusaha, pasti kamu akan menjadi lebih dan lebih baik lagi dari ketika kamu memulainya.
[18 Jan 2019]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top