How to Write: Gas dan Rem

Pertanyaan dari JYulianaA: cara bikin cerita biar nggak bertele-tele atau nggak terlalu cepat.

Menurutku, yang penting adalah bagaimana mengatur "gas" dan "rem" dari ceritamu. Seperti saat kendaraan bergerak, maka penting untuk tahu kapan harus mengegas dan kapan harus mengerem.

"Gas" dari ceritamu adalah kata kerja. "Rem" adalah kata sifat. Mungkin kalian sering merasakannya juga, bahwa kalau adegan diceritakan dengan kata kerja, maka terasa begitu cepat, sementara kalau penuh dengan kata sifat, maka lebih lambat.

Kalian bisa mencampurkannya dalam kalimat kalian agar lebih terasa mengalir.

Selain itu, penting agar kalian mencampurkan dialog dan narasi dengan proporsi yang tepat agar tidak bosan. Kalau teen, katanya lebih suka kalau banyak dialog, tapi narasi yang sesuai juga membantu.

Contoh:

Ganesha baru saja keluar dari tempat fotokopi dengan membawa beberapa lembar soal saat hujan perlahan-lahan turun. Dia menggerutu. Dia harus segera pergi ke rumah Raina dalam lima menit.

Untung saja, Ganesha selalu membawa jas hujan di bagasi motornya. Diambilnya jas hujan berbentuk ponco itu dan meletakkan soal di bagasi. Setelah memakainya, dia langsung bergerak menembus hujan. Derai hujan menderas tepat saat dia sampai di rumah Raina. Ditekannya bel rumah sambil melepaskan jas hujan.

Raina membuka pintu tak lama kemudian. Meski ini sudah pertemuan mereka yang keenam, napas Ganesha tetap seakan terhenti setiap melihat Raina. Rambut sebahunya begitu sesuai dengan bentuk wajahnya yang kotak. Mata Raina pun selalu memandang Ganesha nyalang--berani, tidak terdeteksi sedikit pun jejak keraguan.

"Lo kehujanan ya?"

Pertanyaan Raina mengembalikan Ganesha ke kenyataan. Dia mengacak rambutnya yang sedikit basah sambil mengangguk. "Iya. Tiba-tiba hujan deres banget tadi habis ambil fotokopian."

"Ya udah, masuk dulu gih. Dingin kan."

Ganesha mengangguk. Setelah melampirkan jas hujan di atas motor, dia memasuki rumah Raina yang luas. Dia duduk di sofa cokelat sambil menepuk-nepuk celananya yang agak basah. Ruang tamu yang bernuansa cokelat membuat suasana sedikit lebih hangat.

Raina datang dengan segelas cokelat panas. Baunya sudah sanggup membuat perut Ganesha berbunyi. Bunyinya begitu keras, Raina tertawa dibuatnya.

"Astaga, lo laper?"

"Aku nggak sempat beli makan tadi siang." Ganesha menerima cokelat itu. "Thanks cokelatnya ya."

"Bentar ya, gue ambilin snack dulu. Kasian bener sih lo. Beneran kayak anak kucing yang terlantar deh."

Ganesha hanya mendengus. "Aku bukan anak kucing."

Dan seterusnya. Apakah menurut kalian sudah enak dibaca? Yah kalau kurang, maafkan ya wkwk. Tapi intinya adalah jangan terus-terusan menggunakan gas dan jangan terus-terusan menggunakan rem. Pakai keduanya secara bergantian agar cerita kalian jadi lebih mengalir.

Pendek ya, tapi apakah bisa dipahami?

[16.02.2018]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top