Episode 1

Episode 1

.

.

"Apakah kau sudah gila, Naruko?" Naruto berteriak histeris.

"Ini ide cemerlang!"

"Ini ide paling tolol yang pernah kutahu, kita sudah tidak melakukan ini lagi sejak Sekolah Dasar!"

"Ya dan kita selalu berhasil melakukannya, bukan?"

Namikaze Naruto memelototi saudara kembarnya dengan jengkel -kecuali ekspresi wajah Naruko yang penuh harap, mungkin Naruto saat ini sedang memandangi pantulan dirinya sendiri layaknya didalam cermin.

Naruko sedang bersila ditempat tidur saudari kembarnya, Naruto berbalik dan mengabaikan Naruko yang terus memohon. Naruto melepaskan ikat rambutnya dan menyisir rambut pirangnya yang bergelombang hingga bawah ketiak yang sama persis dengan kembarannya. Mungkin milik Naruko sedikit lebih panjang, selebihnya mereka seperti amuba dibelah dua.

Naruto mendesah dan menatap Naruko skeptis. "Kau lupa terakhir kali kita melakukannya? Kita ketahuan kak Kurama pada menit ke lima! Dan aku yang harus menanggung hukuman dari Ayah!"

"Ya dan aku mendapat hukuman dari ibu dan Kak Kurama."

"Itu salahmu!"

Naruto adalah orang yang menghindari masalah. Naruko sebaliknya. "Ayolah Naruto, ini hanya beberapa hari. Kita sudah jarang pulang kerumah, selama ini kita baik-baik saja. Kau hanya perlu berakting di depan Sasori-kun sebagai diriku."

Naruto menatap saudari kembarnya tidak percaya. Mereka sama-sama keras kepala, namun untuk pribadi yang lebih cerdas dan dewasa Naruto lebih senang menahan diri untuk tidak mengusir kembarannya. "Kau serius ingin melakukan operasi ini sejak awal?"

Naruko memilin rambutnya. "Aku tidak ingin menghabiskan sisa hidupku dengan berdada rata."

"Kita tidak berdada rata!" sanggah Naruto.

Naruko memandang sinis Naruto. "Hanya kau yang memiliki payudara ideal. Sementara aku?"

"Kau memiliki bokong yang lebih besar!"

"Tapi Sasori-kun lebih menyukai payudara daripada bokongku!"

Naruto berdecak kesal. Jadi ini semua karena calon suami Naruko? Akasuna Sasori adalah pria paling awet muda menurut Naruto. Wajah babyface nya berhasil membuat Naruko sang penakluk laki-laki tergila-gila dan nekad ingin melakukan operasi payudara. Naruto beberapa kali sempat bertemu dan berbincang. Sejauh penilaian Naruto, Akasuna Sasori sama sekali tidak menarik baginya. Jelas mereka berbeda selera. Naruto lebih menyukai pria misterius yang gagah dan macho ketimbang laki-laki tampan yang dikategorikan cantik.

Naruko memandangi Naruto yang melepaskan kacamata bacanya yang setiap hari selalu dipakai untuk pergi ke kantor. "Lihat dirimu! Seharusnya kau tidak perlu menggunakan style kuno itu! Kau sangat cantik Naruto." Gadis itu seperti sedang memuji dirinya sendiri."Kau harus lebih sering menggunakan baju kasual dan modis."

Naruto lebih senang dianggap orang pandai ketimbang sang penakluk pria. Naruto menghindari penilaian fisik. "Aku tidak ingin berakhir sepertimu," komentar Naruto pendek. Maksud Naruto adalah nasib Naruko sebelum mengenal Sasori. Gadis itu nyaris menjadi korban pemerkosaan om-om karena selalu berpakaian seksi dan menarik perhatian orang.

Wajah Naruko kusut. "Kau jahat sekali. Sama sekali tidak manis!" Gadis itu cemberut, sangat imut. Namun Naruto jelas menghindari ekspresi itu. Menurutnya itu menggelikan dan tidak anggun sama sekali. Naruto lebih senang terlihat intelek dan menguar keanggunan yang dingin dan misterius. Dan memang seperti itu. Naruko saja yang saudari kembarnya sendiri kadang tidak faham dengan sosoknya.

"Aku memang jahat." Naruto justru menyeringai bangga. "Pergi sana! Dan buang seluruh rencana konyolmu!"

"Naruto, kumohon."

Naruto berdecak mendengar suara memohon putus asa Naruko. Sialan Sasori, kenapa laki-laki itu lebih menyukai payudara daripada bokong?

"Padahal payudara besar belum tentu ASI akan menganak sungai." Naruto menggerutu lucu tanpa sepengetahuan Naruko.

Naruko tahu ia begitu jahat memanfaatkan kelemahan Namikaze Naruto. Disentil dari sisi dimana gadis itu sangat tidak menyukai orang yang dicintainya kecewa adalah jalan terakhir yang dapat Naruko tempuh untuk menuntaskan rencananya yang sudah terlanjur berjalan. "Empat bulan lagi aku dan Sasori-kun akan menikah. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuk calon suamiku. Semua ini tidak dalam rencana, Sasori-kun mendapat kabar mendadak bahwa sahabatnya yang selalu ia tunggu selama ini akhirnya pulang ke Konoha dan dia begitu antusias untuk mengajakku bertemu dengannya. Ia hanya ingin memperkenalkanku dengan sahabatnya. Ya Tuhan! Aku bahkan tidak kuasa menolaknya." Naruko tidak mungkin menghancurkan seri bahagia diwajah babyface kekasihnya yang begitu menggemaskan. Dan Naruko benar-bebar serius ingin membahagiakan kekasih hatinya, walau Sasori tidak pernah meminta.

Naruko nyaris putus asa melihat wajah datar Naruto. Ia melancarkan serangan terakhir. "Anggap ini permintaan konyolku yang terakhir sebelum aku menikah. Setelah aku menikah tidak ada lagi Naruto." Ucapnya dengan nada serius.

Naruto mendesah. Sialan! Naruko memang kelemahannya. Naruto nyaris tidak pernah menolak keinginan saudari kembarnya yang supel itu. Lihat, betapa dia sangat mencintai Naruko.

"Berapa lama?"

Naruko terpekik mendengar tanya Naruto. "Satu minggu!" Seru Naruko. Gadis itu buru-buru menambahkan melihat raut wajah Naruto yang nyaris murka. "Tapi dalam seminggu kau hanya cukup dua kali melakukan pertemuan. Aku sudah merencanakan ini semua. Pertama, kau akan datang ke pesta dan disana kau akan bertemu dengan sahabat Sasori-kun. Pertemuan kedua, aku akan memberitahumu menyusul jika memang aku tidak dapat melobi Sasori-kun. "

Naruto berdecak kesal. "Kapan itu? Jadi aku harus menghadiri pesta? Satu kali Naruko, dan itu final. Apapun harus kau lakukan untuk mencegah aku bertemu dengan Sasori, karena aku tidak seterampil dirimu, Ruko." Naruto tidak pernah memiliki pengalaman sedikitpun dalam urusan romatis dan tetek bengeknya. Ia mengetahui semua ilmu percintaan hanya berbekal dari novel yang ia baca dan tentu saja guru terbaik percintaannya tak lain adalah kisah ayah dan ibunya. Ia memiliki sifat yang hampir sama dengan Kurama, tidak menyukai hal-hal yang merepotkan bernama drama cinta. Mereka berkeyakinan, jika sudah pada waktunya maka mereka akan dipertemukan dengan cinta sejati mereka. Well, klise. Tapi Naruto memang se-kuno itu. Dan gadis itu merasa nyaman dan cukup bahagia walaupun kata Naruko, ia adalah gadis yang hidup dengan alur yang membosankan dan terlalu aman.

"Aku mengerti. Maka dari itu aku mengatur pertemuan yang minim. Aku tidak akan mengambil risiko dimana kau akan menghancurkan masa depanku dengan Sasori-kun."

Wajah Naruto berubah sinis. Ia tahu, maksud Naruko adalah karena ia minim pengalaman sehingga beresiko membuat Sasori tidak nyaman bersama 'Naruko'.

Naruko terkekeh melihat reaksi Naruto. Lalu menambahkan balasan untuk Naruto. "Besok malam kau akan pergi kepesta itu."

Naruto melotot. "BESOK?! Kau gila! Aku memiliki agenda penting! Aku akan membuat kesepakatan dengan Amaterasu Corp! Setelah puluhan Quotation yang mereka tolak, akhirnya mereka memberikan Approval! Aku tidak mungkin memberikan projek besar itu untuk ditangani si ceroboh Sakura!" Sakura adalah gadis berambut unik yang menjabat sebagai asisten Naruto dan sialnya gadis itu sangat pelupa dan mudah panik.

Naruko menampilkan wajah memelas yang paling kuyu. "Serahkan saja pada Kak Kurama dan Ayah. Bukankah lebih baik projek besar itu ditangani oleh Presiden direktur dan direktur? Kau hanya manajer Sales dan Purchase, sayangku."

Mata Naruto memincing, Naruko jelas tidak tahu bahwa sistematika dan prosedur pekerjaan dikantor tidak bypass seperti ucapan gampang Naruko. Namun menjelaskan panjang lebar pada kepala bebal kembarannya bukan solusi yang cemerlang. "Jam berapa pestanya?"

Naruko nyengir lebar. "Jam delapan malam."

Sial! Itu waktu pertemuan dengan Amaterasu Corp. Mereka meminta jam makan malam. Naruto hendak menolak, namun urung saat ponselnya berbunyi dan menerima panggilan dari Sakura. Setelah beberapa saat bercakap, Naruto mengakhiri panggilannya. Lalu berbalik untuk menatap Naruko.

"Well, kau memang selalu bernasib baik, Naruko. Baru saja Sakura mengabariku bahwa pertemuan dengan Amaterasu akan dilakukan lusa."

Naruko melakukan selebrasi dengan bersiul senang. "Sempurna!! Sekarang kau harus mendengarkan semua yang kukatakan. Pertama kau harus mengetahui siapa yang akan kau temui."

"Akasuna? Aku yakin kau sudah mengatakan keseluruhan ceritanya." Konyolnya Naruko bahkan menceritakan sampai ke ukuran celana dalam Sasori. Sungguh Naruto sangat mengenal Sasori. Ia sampai merasa sangat muak, sayangnya Naruto tidak berhasil jujur kepada saudarinya.

"Bukan!" Sergah Naruko.

"Lalu?"

"Ini tentang sahabatnya Sasori-kun yang selalu dia bangga-banggakan disetiap kesempatan padaku. Tidak lucu bukan jika tiba-tiba aku tidak tahu tentang sahabatnya ini?"

Naruto mengangguk. "Baiklah, ini tidak berguna tapi apa boleh buat."

Naruko terbahak. Dia mulai bercerita, "Namanya Uchiha Itachi...."

.

.

Bersambung...

Please give me riview... Biar hamba senang dan lanjut.

Salam..

Ark yang ditinggal suami Syuting.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top