1.7 : Chains
{23 years old}
Rain langsung menggebrak meja kerjanya, suara keras itu memenuhi ruang kerja Rain, yang kini hanya diisi oleh mereka berdua. Wajah Rain tertutupi oleh poninya, namun Richard dapat melihat kedua tangan Rain yang mengepal kuat itu sedang bergetar hebat.
"Ada apa, Nona Rain?"
'Menikah? Dengannya? Laki-laki yang membuat hidupku seperti ini?'
"Yang benar saja, Richard ...."
"Nona Rain, tatap aku."
"Tidak! Jangan bercanda! Kau pikir hidupku seperti ini karena siapa, hah! Kau pikir ... aku bahagia dengan traumaku selama ini ...?"
Tetes demi tetes air mata jatuh di atas meja kerja Rain, membasahi map yang sudah ditutup itu. Richard yang melihat itu hanya bisa menutup matanya.
"Oleh karena itu aku ingin memperbaikinya dengan menikah dengan Nona Rain."
"Menikah dengan laki-laki yang menghancurkan hidupku!?"
Rain terduduk di atas lantai, dan kini dirinya dilindungi oleh meja kerjanya, air mata Rain masih mengalir deras, jantungnya juga berdetak terlalu cepat. Tangan Rain menutup wajahnya, dan tubuhnya tak henti-hentinya bergetar.
'Sudah berapa lama ini, aku sudah tidak tahan lagi satu ruangan dengannya.'
"Nona Rain, jika bukan aku yang menikahi Nona Rain, siapa lagi? Nona Rain tidak mengenal laki-laki lain selain aku dan keluarga Nona Rain, benar?"
Gerakan Rain langsung terhenti.
"Aku akan menunggu jawaban Nona Rain mengenai tugas ke Jepang besok, aku permisi."
Richard keluar dari ruangan Rain, bersamaan dengan anak buah Rain yang ingin masuk ke dalam karena waktu 15 menit sudah habis. Saat tersisa dirinya di ruangan itu, Rain kembali berlari menuju kamar mandi langsung mendekati wastafel, dan mengeluarkan semua isi perutnya hari ini.
"Lima belas menit, selamat ya~"
"Tidak ada yang perlu dirayakan," gerutu Rain menyeka mulutnya
"Apa kau tidak mau menerima tawarannya? Bukannya kau bisa bebas?"
"Dan begitu pulang menikah dengannya, yang benar saja."
"Tapi seperti yang dia ucapkan, dengan siapa kau akan menikah jika laki-laki yang kau kenal hanya keluargamu dan dia? Lagi pula kau bisa menolaknya, kan?"
"... menolaknya? Dan membahayakan keluargaku?"
"Dia tidak memaksamu kan?"
Rain mendengus lucu.
"Semenjak aku menerima 'tawarannya' menjadi anggota pemerintahan, lilitan keluargaku terlepas, tapi digantikan oleh rantainya."
"... jadi kau menyadarinya ya?"
"Justru bodoh jika tak kusadari," gumam Rain, "tapi ucapannya mengenai pernikahan, aku tidak bisa menebaknya. Apa itu tipuannya seperti biasa atau ...."
Rain menggeleng, mencuci wajahnya sebentar. Setelah itu dia mengambil make up yang ada di lemari obatnya. Rain menghela napas panjang saat polesan lipstik sebagai penutup dandannya selesai diberikan.
"Jepang ya ...?"
Setelah itu Rain berjalan keluar dari kamar mandi, dan saat pintu terbuka, Rain melihat anak buahnya sedang menunggunya.
"Nona Rain ...."
"Aku baik-baik saja," jawab Rain mengibaskan tangannya, "mengenai tawarannya tadi, aku akan menerimanya."
[][][]
"Akhirnya sampai di Jepang," gumam Rain memperbaiki letak kacamatanya.
Ponselnya berdering, kemudian Rain mengangkatnya.
"Halo?"
"Nona Rain, apa tidak apa-apa Anda berangkat sendiri!?"
"Nona Rain! Kenapa berangkat tanpa sepengetahuan kami!?"
"Tunggu, aku sedang berbicara dengan Nona Rain, kalian menjauhlah."
"Boo, aku ingin berbicara dengan Nona Rain juga!"
"Nona Rain! Semua tugas Anda selama dua minggu bahkan sudah Anda selesaikan!"
"Eeh!? Benarkah!?"
"Nona Rain, luar biasa!!"
Rain hanya terkekeh saat mendengar suara anak buahnya dibalik panggilan tersebut. Dengan tangannya yang bebas, Rain mengibaskan poni rambutnya, kemudian mendengus.
"Bagaimana kabar kalian di sana, domba-domba kecilku?"
"Nona Rain!!!"
Spontan saja terdengar jeritan bagai penggemar berat seorang idol dari seberang sana, dan Rain hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Berhenti menjerit, sudah dua tahun kalian jadi anak buahku!" ucap Rain lalu tertawa.
"H-habisnya ...."
"Ah, aku hampir lupa, hal pertama yang kalian ucapkan padaku saat aku menjadi atasan kalian adalah kalian fans beratku."
"Nona Rain!!"
"Aku tidak menyangka wanita sangar dan profesional seperti kalian bisa punya kehidupan normal seperti mengidolakan seseorang."
"Lupakan ituuuuuu."
Rain kembali tertawa, kemudian tersenyum kecil.
"Tenang, aku hanya dua minggu di Jepang. Setelah itu aku akan kembali."
"Benarkah?"
Rain terdiam, sebelum akhirnya mengangguk.
"Pastikan kalian menyiapkan pesta yang meriah untuk atasan kalian ini."
"S-siap laksanakan!"
Panggilan ditutup, dan Rain hanya menghela napas panjang.
"Begitu pulang kau menjadi istri dari orang yang hampir memperkosamu. Miris sekali."
'Ya, miris sekali. Tapi dia orang penting di Inggris, buktinya surat laporan Kak Staz sama sekali tidak direspons oleh negara.'
Rain tersenyum kecil, melepas kacamata hitamnya.
"Lagipula ...."
"Hm?"
"Sebelum aku benar-benar memulai kehidupan nerakaku, setidaknya aku bisa terbebas selama dua minggu. Dan setidaknya kehidupan nerakaku bisa menyelamatkan keluargaku, dan mereka hidup bahagia."
Tidak ada respons suara bergema di dalam kepalanya, membuat Rain bertanya-tanya apa yang terjadi pada sosok lain yang ada di dalam tubuhnya itu. Sadar bahwa Rain tidak akan mendapat respons apa pun dalam waktu dekat, Rain hanya memiringkan kepalanya lalu menggelengkan kepalanya, dan kembali memasang kacamata hitamnya.
"Nona Rain Victoria Eastaugffe?"
Mendengar nama lengkapnya disebut, Rain menoleh ke sumber suara dan melihat sekelompok perempuan berada di depannya, dengan seorang yang berada paling depan, Rain asumsikan dialah pemimpin dari sekelompok perempuan itu.
"Ya, itu aku," ucap Rain memberikan senyum bisnisnya.
"Ikut kami."
"Mhm, oke," balas Rain masih tersenyum, membuat hampir mereka semua terkejut dan heran.
"Anda menurut sekali pada orang asing," komentar sang pemimpin mendengus lucu.
Senyum bisnis Rain menghilang, digantikan oleh seringai meremehkan. Matanya memang terlindung oleh kacamata hitam, tapi mereka semua tahu bahwa Rain sedang memberikan tatapan mengejek pada mereka.
"Siapa bilang aku menurut pada orang asing?" heran Rain melipat kedua tangannya.
"Oh, jadi kau sudah tahu siapa kami, ya?"
Rain hanya terkekeh.
"Kurasa itu informasi yang cukup rahasia, bukan begitu—Kandenokouji Ichijiku?"
.
.
.
"She tries to make her family happy. She tries to make her friends happy. She tries to make everyone happy. Absolutely everyone but her."
:: :: ::
:: :: ::
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top