Side 6
Cute Side: Ekspresi marahnya selalu menarik.
"Aku pulang~"
Ichiro meletakkan belanjaan yang dia bawa ke lantai, dan berencana melepas sepatunya sampai dia mendengar suara langkah kaki yang mendekat.
"Ichiro!"
Laki-laki yang dipanggil namanya itu pun menoleh, dan melihat (Name) sedang mengembungkan kedua pipipnya. Ichiro tentu merasa gemas dan langsung mendekati (Name) untuk menekan kedua pipi (Name) agar angin yang ada di dalam pipi (Name) keluar.
"Kenapa, (Name)? Memasang wajah imut begitu? Apa terjadi sesuatu yang bagus?" tanya Ichiro tak dapat menahan senyumnya.
"Enak saja! Aku marah padamu, tahu!" protes (Name).
Ucapan (Name) sukses menarik perhatian Ichiro, membuat laki-laki itu menatap serius (Name), dengan tangannya kini berpindah dari pipi (Name) menjadi di pundak (Name).
"Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?"
(Name) mengangguk, dan itu membuat Ichiro mulai panik, dan mulai mengingat-ingat kesalahan apa yang dia perbuat sebelum ini.
"(Name), bisakah kau beritahu apa salahku?" pinta Ichiro.
(Name) mengerutkan alis tak suka, tampak mood (Name) juga jadi semakin parah. Ekspresi ngambek (Name) yang awalnya Ichiro anggap imut, kini berubah menjadi ekspresi yang menakutkan (walau tetap ada nilai keimutannya).
"Kau serius menanyakan hal itu, Yamada Ichiro?" tanya (Name).
Ichiro menelan salivanya, kemudian mengangguk perlahan. Diluar dugaan, iris (e/c) mulai berkaca-kaca dan air mata mulai terbentuk disana.
"Baka!" pekik (Name) langsung menempelkan wajahnya ke dada Ichiro dan memukul Ichiro berkali-kali dengan kedua tangannya.
Pukulan yang (Name) berikan tidaklah sakit, tapi melihat kekasihnya yang sedih itu sukses membuat Ichiro terluka secara batin.
"T-tunggu dulu, (Name)!?" Ichiro semakin panik, memegang kedua tangan (Name).
(Name) terdiam, tapi tidak menjauh dari Ichiro. Samar terdengar isakan tangis darinya.
"Kau berbohong."
Ichiro menunduk, dimana dia melihat (Name) sedang ndusel ke dadanya.
"Aku tahu ini kedengaran tidak ada manfaatnya," gumam (Name) berhenti, "tapi hari ini kau berjanji akan membawaku ke supermarket."
(Name) mengangkat kepalanya, menunjukkan mata sembabnya.
"Dan membiarkanku memilih detergen, softener, dan sejenisnya," sambung (Name), "tapi kenapa saat aku datang kau sudah pergi duluan!? Jahat!"
(Name) kembali memeluk Ichiro dan menenggelamkan wajahnya di dada kekasihnya itu.
"Kau pasti sudah membeli semuanya, sendiri."
"Astaga (Name)," Ichiro langsung membalas pelukan (Name), "maafkan aku—bukan aku sengaja melakukannya, tapi aku benar-benar melupakannya."
"Hmph," (Name) menjauh dari Ichiro lalu mengusap matanya, "tidak apa-apa, kalau kau memang lupa mau bagaimana lagi. Sekarang biarkan aku membantumu menyusun belanjaan."
(Name) kemudian melihat isi belanjaan Ichiro, dan langsung berhenti saat melihat isi belanjaan yang Ichiro bawa. Sementara Ichiro sendiri kembali panik saat melihat tingkah sang kekasih yang tidak normal.
"(Name)? A-ada apa?"
Secepat kilat (Name) mengangkat kepalanya, dengan iris matanya yang berbinar-binar bahagia.
"Kau lupa membeli persediaan bersih-bersih!" ucap (Name), "detergen, softener, pewangi ruangan—biarkan aku membelinya!" tutupnya dengan antusias.
Ichiro berkedip beberapa kali, sebelum akhirnya tertawa kecil.
"Boleh, tapi aku ikut denganmu, oke?"
"Eh? Kenapa? Kau baru sampai lho, lagipula aku bisa sendiri."
"Tidak apa-apa, aku juga ingin memastikan tidak ada yang mengganggu kekasihku yang imut ini."
Wajah (Name) memerah, dan dia yang baru selesai memakai sepatunya hanya memukul pelan pundak Ichiro.
"B-berhenti menggodaku seperti itu!"
Ichiro hanya tertawa sebelum akhirnya menautkan tangannya pada tangan (Name).
'Ini sebabnya aku tidak membeli itu tadi.'
Problem Side: Tapi aku tidak mau membuatnya marah lagi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top