Chapter 24: hello, my brother is sherlock holmes

chapter 24: hello, my brother is sherlock holmes






Aku sampai di rumah masih dengan perasaan yang luar biasa senang. Rasanya aku tidak bisa berhenti tersenyum. Bagaimana caranya berhenti tersenyum?

Namun, saat aku sampai di rumah, Farel lagi-lagi malah mengingatkanku akan PR bahasa Latinnya dan masalah Damar. Aku tahu tadi pagi aku ingin cepat-cepat pulang karena ingin tahu petunjuk penting apa yang kulewatkan—tapi, itu kan sebelum aku jadian dengan Aga.

Sekarang, aku kembali menghadapi dilema itu. Dilema tentang apa aku harus senang bisa melanjutkan misi pencarian Damar, atau justru sedih karena itu artinya aku akan cepat meninggalkan Hadir? Meninggalkan Aga?

"Jadi gimana PR gue?" tanya Farel lagi.

Aku menghela napas dan mengambil ponselku. "Iya, bentar-bentar."

Aku dan Farel sekarang sedang berada di kamarku. Aku duduk di meja belajar, sedangkan Farel duduk di kasurku, dengan amplop cokelat berisi dokumen-dokumen tentang Damar di tangannya.

"Ini temen gue udah ngirim semua jawabannya," kataku sambil menunjukkan pesan yang dikirim Selma. "Nah, mana petunjuknya?"

Farel mengambil ponselku begitu saja dan membaca isi pesan dari Selma. "Sebentar."

Kemudian, adikku itu bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan kamarku. Beberapa saat kemudian, dia kembali dengan pensil di tangannya.

"Mau apa lo?" tanyaku.

"Ngerjain PR," jawab Farel dengan cuek. Dia pun mengambil buku PR-nya yang ada di mejaku dan mulai menyalin jawaban yang diberikan Selma.

"Mana petunjuknya?" tanyaku lagi. Kalau tadi mood-ku tidak membaik karena ditembak Aga, aku pasti sudah menendang Farel ke luar ruangan sekarang.

"Itu apaan yang lo pegang-pegang?" tanya Farel sambil menunjuk benda yang sedang kupegang, lagi-lagi mengabaikan pertanyaanku.

Aku menunduk dan mendapati bahwa sedari tadi, aku masih menggenggam kartu perpustakaan Aga. Oke, tidak sedari tadi juga. Saat di mobil tadi, tentu saja aku tidak memegangnya—Mama pasti bertanya-tanya kenapa aku membawa-bawa kartu perpustakaan orang lain. Jadi, aku menyimpannya di saku. Aku pasti tidak sadar mengeluarkannya lagi saat sudah sampai di rumah.

"Bukan urusan lo," kataku. "Mana petunjuknya, Farel?"

Kemudian, aku sadar.

"Apa jangan-jangan lo enggak nemu petunjuk apa-apa, ya? Lo cuma ngomong kayak gitu biar gue cepet-cepet nanya ke temen gue dan PR gue selesai. Iya, kan?" tuduhku.

Farel mengangkat bahunya dengan cuek, tatapannya kembali ke buku PR-nya. "Ya, terserah aja sih, kalau lo enggak mau denger apa yang gue temuin."

"Enggak mau denger?" ulangku. "Lo yang enggak ngomong. Apa yang mau gue denger?"

Apa Farel tidak kasihan kepadaku? Aku yakin, kalau aku mengaktifkan lagi fungsi mata cyborg-ku, warna merah muda yang muncul akan sangat tipis dan hanya muncul selama dua detik ketika Farel menatapku.

Farel tertawa. Dia tertawa. Itu adalah tawa pertama dari mulutnya yang kudengar selama aku di rumah.

"Kenapa lo?" tanyaku.

"Enggak apa-apa," jawab Farel setelah berhenti tertawa. "Gue cuma pengin bikin lo penasaran aja."

Aku mendesah sebal. "Nah, lo udah berhasil. Sekarang mana?"

Farel mengambil amplop cokelat dan berjalan mendekatiku di meja. Dia meletakkan buku PR-nya beserta amplop cokelat di atas mejaku.

"Gue yakin ini penting banget," kata Farel. "Dan kalau gue bener, berarti lo sebenernya udah ketemu sama Damar ini, dan lo ngelewatin satu hal penting tentang dia."

Aku berpikir keras. Siapa? Apa Zikri? Tapi tidak. Zikri sudah dipukul punggungnya dan terbukti bukan cyborg—begitu juga dengan Radhi.

Tapi... ah! Dimas!

Aku bisa dibilang sedikit sekali menyelidiki tentang Dimas. Aku gampang sekali menyerah hanya gara-gara Dimas punya pacar.

Oke, dia memang lulusan SMP di dekat sini, tapi bagaimana kalau Damar ternyata kabur dua tahun lebih beberapa bulan dan sempat bersekolah di SMP dekat Hadir itu? Aku kan tidak dapat tanggal resmi kaburnya dia.

Apa jangan-jangan...

"Lo nemu tanggal Damar kabur dari SCN?" tanyaku kepada Farel.

Farel menatapku dengan heran. "Enggak."

Aku mengerutkan kening. "Terus apa?"

Farel membuka amplop cokelat yang berisi dokumen-dokumen tentang Damar dan mengeluarkan... struk-struk belanja Damar.

"Lo mau apain struk-struk itu?" tanyaku.

"Petunjuknya ada di sini," jawab Farel.

Aku menatap Farel, terkejut. "Gimana bisa ada petunjuk di struk belanja? Gue aja niatnya pengin buang struk itu."

Farel menggeleng. Dia kemudian menyrahkan struk-struk belanja itu kepadaku. "Coba lihat sendiri. Di setiap pembeliannya, ada satu hal yang selalu dibeli sama Damar.

"Dan coba lihat juga jam berapa dia belanja. Kadang, pagi-pagi banget, pukul tiga pagi, dia bela-belain pergi ke SCN Market cuma buat beli itu doang."

Aku segera memperhatikan struk-struk belanja itu. Farel benar, ada satu benda yang selalu dibeli Damar setiap kali dia belanja di SCN Market.

Permen mint rasa lemon.

Aku tertegun.

"Waktu gue lihat kaleng permen mint rasa lemon di meja lo, gue tahu, lo pasti udah ketemu Damar yang lo cari," sambung Farel.

Aku menggeleng. "Enggak mungkin. Aga itu temen sekelas gue. Yang artinya dia satu angkatan. Damar satu tahun di atas gue."

Farel mengangkat bahunya.

"Dan Aga berenang. Cyborg enggak bisa berenang. Olahraga yang disukai Damar itu basket sama futsal. Enggak ada berenang," sambungku.

Lagi-lagi, Farel mengangkat bahunya. "Yah, gue kan, cuma nemuin petunjuk. Gue enggak bilang gue bakal nemuin orangnya."

Farel kemudian mengambil buku PR-nya, berniat beranjak pergi. Tapi mataku tiba-tiba menangkap sesuatu di buku tulisnya.

Aku buru-buru merebut buku tulisnya, membuat Farel menatapku dengan bingung.

"Apaan, sih?" tanyanya.

"Sebentar."

Aku membaca lagi tulisan di buku tulis Farel.

Oh tidaktidaktidak.

Ini. Tidak. Mungkin. Benar.

Kemudian, aku memandang kartu perpustakaan Aga yang masih kupegang. Di situ tertulis namanya: Agathis Bagaskara.

Dan dengan agak takut, aku kembali menoleh ke tulisan Farel di buku PR-nya.

Agathis dammara: pohon damar.

Aku memejamkan mataku.

Agathis dammara adalah nama latin untuk spesies pohon Damar.

Agathis adalah genus pohon damar.

Apa itu artinya Agathis adalah Damar?[]

a.n

seperti biasa....

a) Aga itu Damar

b) Aga bukan Damar

HEHEHEHEHE.

Btw, ada giveaway novel Thank You lho! Ramein yuk, siapa tahu beruntung HEHEHE. Cek aja Thank You di akunku ya x D.

19 Juli 2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top