💧 16 [END]

Yugyeom memandang kamera di tangannya dengan penuh keraguan. Sesekali tangannya terangkat untuk melihat jam tangannya dan melihat ke pintu gerbang masuk Bandara Kuala Namu dengan raut gusar.

"Sungguh, Yugyeom. Jangan masuk ke gate dulu. Aku, Kak Lian dan Kak Dery sedang dalam perjalanan ke sana. Kak, berapa menit lagi? Tunggu, Yugyeom. Lima belas menit saja, Kak Dery sudah ngebut ini."

"Tunggu aku."

Dua balasan dari Stephanie ketika pemuda itu bilang dia telah berada di bandara membuat Yugyeom dengan nurut menunggu di luar gate. Dia belum meletakkan bagasinya, masih ada waktu banyak.

Sekarang baru jam satu siang.

Masih ada dua jam.

Dengan sedikit keraguan dia menekan tombol nyala di kamera tersebut, mengarahkan benda mati itu ke arahnya, dengan canggung dia tersenyum.

"Hey, I don't know it will be successful or not. But, I'll try. Stay tune, she will be coming with her brothers." kata Yugyeom yang meletakkan kembali kamera tersebut di tripod. Lalu, tak berapa lama, yang ditunggu telah datang.

"Yugyeom!"

Pemuda berdarah Korea itu langsung menghampiri Stephanie. Di belakang gadis itu ada Areliano dan Hendery diam membisu. Yugyeom hampir mendengus geli saat melihat wajah gadis tersebut terlihat kusut dalam tampilan seragam sekolahnya.

Belum lagi mata gadis itu berkaca-kaca seakan tidak ingin Yugyeom pergi dengan cepat.

"Hey," ucap Yugyeom pelan.

Bruk!

Suara tubrukan itu terdengar jelas ketika Yugyeom merasa tubuhnya timpa oleh sesuatu berat. Matanya melirik ke bawah, Stephanie memeluknya dengan erat, bisa dia rasakan remasan baju punggungnya.

"Hey-"

"Bisakah kamu tinggal lebih lama di sini?" tanya Stephanie yang belum mau melihat kembali ke arah Yugyeom.

Pemuda itu terkekeh pelan disambut dengan tepukan pelan di punggungnya. Dia melihat kedua pemuda bersaudara itu, mereka terlihat tidak menarik Stephanie dari pelukan ini, walaupun dia yakin Areliano telah gatal untuk melakukannya.

"Hanya sebentar, besok juga tidak masalah."

Yugyeom memperbaiki tatanan rambut Stephanie, matanya melihat lembut ke pucuk kepala gadis tersebut, tanpa dia sadari, dia menangkup kedua pipi chubby gadis itu untuk diarahkan melihatnya.

"Stephanie, will you be my girlfriend?"

Pertanyaan itu langsung membuat Stephanie tidak tahu harus bereaksi bagaimana.

"Aku tahu ini terlalu dini untuk memulai hubungan. Tapi, maukah kamu bersedia untuk melewatinya bersamaku? Aku akan berusaha semampuku untuk tetap berkomunikasi dan menemuimu." kata Yugyeom dengan lembut. Jempolnya mengelus pipi gadis itu dengan lembut.

"Stephanie, aku benar-benar harus mengikatmu sekarang, aku tidak tahu kapan aku akan kembali. Aku takut kamu duluan bersama dengan yang lain."

Stephanie tetap diam.

"Jadi, apa jawabanmu, Stephanie Hwang?"

Stephanie meneteskan satu bulir air mata sebelum cepat-cepat kembali memeluk Yugyeom lebih erat, membenamkan kepalanya di dada pria tersebut.

"Aku mau, Yugyeom."

"Call me Oppa." pinta Yugyeom dengan mata yang berbinar bahagia.

"Yugyeom Oppa."

Yugyeom membalas pelukan Stephanie dengan lebih erat. Biarlah mereka berbahagia sebelum akhirnya mereka harus berpisah sebentar saja.

Seperti Areliano bersama Hendery yang sedang menghitung waktu untuk memisahkan sejoli itu misalnya.

Hello Stranger
E N D

Hai, selamat malam.

Dengan ini, aku menyatakan kalau Hello Stranger telah tamat. Aku belum tahu akan ada sequel kecil-kecilan atau enggak. Karena, satu aku lagi sibuk garap Scar of Love and Death Hunters di lapak ini, dan beberapa perencanaan yang lainnya juga untuk ke depan.

Tapi, aku bakalan pertimbangin kok.

Hanya itu sih, yang mau aku kasih tahu.

Hehe, sampai ketemu di work yang lain.

See ya ^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top