💧 14

Stephanie memainkan kedua kakinya yang mengayun bebas, matanya berusaha mengarah ke bawah menghindari tatapan maut Areliano yang duduk di depannya. Bahkan latte frappucino kesukaannya enggan disentuh karena tatapan Areliano yang seakan membawa nyawanya sekarang juga.

Gadis itu tidak berdua dengan kakaknya.

Bertiga dengan Kim Yugyeom yang masih tidak mengerti dengan suasana antara abang-adik di depannya ini.

Tetapi, sungguh bagi Stephanie lebih baik ia sendiri disidang oleh kakaknya daripada berdua dengan Yugyeom seperti ini.

Walaupun, kenyataannya mereka sedang berada di cafe terdekat sekolahnya sendiri. Tetapi, sungguh situasi mencekam sangat menyekik lehernya.

“Tidak mau mengatakan sesuatu, Stephanie?”

Gawat!

SIAGA SATU! NINU NINU NINU NINU! MAYDAY! MAYDAY!!

Stephanie semakin tidak mau berucap, sungguh Areliano yang memanggilnya dengan nama gadis itu sendiri dan bukan panggilan ‘Adek’ atau ‘Dek’ membuat nyalinya menciut otomatis.

“Stephanie Hwang! Kau tidak mendengarku?” bentak Areliano yang berhasil menangkap atensi pengunjung lain di sana.

“Hey, calm down. She is scared of you.” Kata Yugyeom yang menahan amarah anak penengah dalam keluarganya tersebut.

“Shut up! You don’t know anything of us. She is my sister. I’ve to ask her something.”

Ucapan Areliano membuat Yugyeom terdiam, menatap gadis yang tengah menunduk tersebut dengan tatapan iba sebelum kembali duduk di sebelah gadis malang tersebut.

“Kau tahu apa kesalahanmu?” tanya Areliano yang menyilangkan tangannya di depan dada.

Stephanie mengangguk pelan, “Tahu, Kak.”

“Apa?”

“Adek berbohong.” Kata Stephanie dengan suara decitan.

“Bohong apa?”

“Adek enggak kasih tahu tentang Yugyeom.”

“Jadi, Kim Yugyeom itu sebenarnya siapa?” tanya Areliano lagi tanpa mempedulikan tentang Yugyeom yang mulai bingung karena namanya disebut.

“Dia, Adek ketemunya pas di Kuala Lumpur kemarin saat ikut olimpiade. Adek awalnya temanan dengan dia saat di sana.” Jelas Stephanie yang menghilang adegan penting terjadi saat itu.

Areliano mengusap wajahnya dengan kasar, “Ya Tuhan, Dek. Kakak khawatir banyak hal tadinya. Beneran Adek cuma ketemu dengannya saat di situ, tidak ada peristiwa aneh-aneh, kan? Seperti, mungkin ketemu saat ada orang penyebar agama sesat dan dia juga ternyata bagian dari situ.”

Stephanie terbelalak, bagaimana bisa, kakaknya memikirkan seperti itu?

“Kak Lian, Yugyeom itu vlogger. Jadi, dia tidak ada riwayat aneh-aneh.”

“Baguslah, Kakak tidak mau punya adik ipar dengan riwayat yang tidak jelas.”

Stephanie dengan terkejut, “Kak Lian ngomong apa sih? Adik ipar mananya.”

Areliano mengangkat sudut bibirnya dengan jahil, terlihat menyebalkan sebenarnya, “Kak Lian lihat, kok. Dia tampak menyukai Adek, buktinya dia rela datang ke sini jauh-jauh dari Korea sana.”

“Dia bukan darisana, walaupun memang dia tinggal di Korea. Dia liburan di Malaysia. Lalu, ini juga Adek penasaran kenapa dia ke sini.”

Alis mata Areliano terangkat, “Dia menyukaimu. Kak Lian tahu, kok. Selama dia tidak berbuat macam-macam, Kak Lian setuju sama berteman dengan dia. Kalau dengan Kak Dery, Kak Lian juga belum tahu.”

“Kak Lian berencana bocorin?”

“Cepat atau lambat juga akan terkuak seperti tadi.” Kata Areliano dengan santai.

“Kak Lian omongin berdua saja dengan dengan Kak Dery. Adek capek.” Kata Stephanie dengan pasrah.

“Anyway, Kim Yugyeom, out of nowhere you come to Medan?” tanya Stephanie yang tanpa mendengar perkataan sang kakak, dia telah mengalihkan atensi kepada pemuda di sebelahnya.

“Yes.”

“Why? I mean, why don’t you told me that you will come here?”

“Just want it. Anyway, your school is really gorgeous.”

Stephanie mengangguk, “You sure about that? You just want it?”

“Yeah. I don’t have any cities to go, and I think flight to Medan isn’t a bad planning.” Kata Yugyeom yang disimak oleh Stephanie dan Areliano.

“Ah! This boy is my brother, Areliano Hwang. I’ve told you when we bought chocolate, right?” kata Stephanie yang teringat dengan kakaknya.

“Areliano.” Kata pemuda tersebut sambil mengulurkan tangan.

“Kim Yugyeom. Nice to meet you.”

“Berapa hari berada di Medan?” tanya Areliano basa-basi.

Yugyeom tersenyum sambil melihat Stephanie dan Areliano bergantian.

“Tidak lama. Besok aku akan terbang kembali ke Korea Selatan.”

Hello Stranger
To Be Continue

Hey, aku update lagi. Tenang tinggal satu atau dua chapter begitu sebelum tamat sebenarnya.

Hihi

See ya ^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top