💧 06
Stephanie menerobos kerumunan, anak gadis yang digadang merupakan anak pintar seangkatannya sedang mencari cara keluar dari sorotan pria asing yang juga ikut masuk ke dalam kerumunan. Kerumunan di pagi hari yang ada di pasar dekat dengan hotel penginapannya.
Sesekali matanya melirik ke belakang sambil berlari, pria asing itu masih ada di sana. Stranger itu benar-benar gila.
Padahal, sudah banyak orang yang melihat ke arahnya, stranger itu masih sama, bersikukuh mengejarnya dari belakang.
Stephanie memanggilnya dengan sebutan Stranger.
Matanya melihat gusar persimpangan tiga yang didepannya. Matanya melirik ke arah kanan yang cukup orang, ke sebelah kiri yang tampak sepi, hanya beberapa orang melewati jalanan sebelah kiri tersebut.
Gadis itu mengeratkan tali tas punggung kecilnya, matanya melihat ke belakang sebelum berlari secepat yang dia bisa ke arah kanan.
Matanya melihat sekitar, sudah banyak toko yang tutup, tidak bisa menjadi persinggahan untuknya. Setidaknya, sampai dia bisa bersembunyi dan bebas dari Stranger tersebut.
"Yugyeom!" teriak Stephanie saat mendapati siluet punggung yang dikenal sejak beberapa hari yang lalu.
Pemilik punggung itu membalikkan badannya, Stephanie tersenyum, tebakannya benar. Dia melihat Yugyeom menurunkan kamera yang dibawa dan menatap bingung ke arah gadis tersebut yang tersengal-sengal mengatur pernapasan.
"What's happen, Stephanie?" tanya Yugyeom sambil melihat gadis yang lebih pendek darinya dua puluh sentimeter itu.
"Help ... me." Kata Stephanie dengan tatapan yang melihat gusar, hanya saja berusaha ditutupi, agar tidak mencolok.
"Huh?"
Stephanie mengenggam tangan Yugyeom dengan terpaksa, untuk membuat Stranger itu tahu kalau pemuda di depannya adalah kenalannya sendiri.
"Tolong aku, orang asing di belakang itu terus-menerus mengikutiku. Aku tidak tahu apa yang dia mau, tapi, itu pasti bukan sesuatu yang baik. Please, help me, Yugyeom." Ucap gadis itu dengan cepat, untung saja bisa ditangkap oleh Yugyeom dengan baik.
Yugyeom langsung membalikkan badan gadis itu dan merangkulnya, membawa gadis itu pergi dari sana.
"Tetap di sampingku, bersikap layaknya biasa. Untuk sementara, kita hanya bisa jalan-jalan sekeliling Kuala Lumpur. Aku akan memikirkan cara yang lain jika dia masih belum mau pergi." Kata Yugyeom lalu membawa gadis itu berjalan-jalan di jalan besar Kuala Lumpur.
"Omong-omong, kamu sendirian? Tidak bersama temanmu?" tanya Yugyeom membuka percakapan.
Stephanie mengangguk kepalanya, tangannya merapikan anak rambut yang terbang dan menyelipkannya ke belakang daun telinga, "Tidak. Aku ke sini untuk ikut lomba internasional. Kebetulan hari ini diberi waktu istirahat seharian, maka dari itu, aku berniat keliling saja. Teman sekamarku tidak mau diajak jalan-jalan."
"Be careful, Stephanie. Banyak orang seperti pria brengsek di belakang kita ini."
Stephanie mengernyitkan dahi, "Dia belum pergi juga, Yugyeom?"
Yugyeom tersenyum, lalu menggeleng. Dia berhenti dan melihat Stephanie dengan tatapan tidak dimengerti.
"Pretty." Ucap Yugyeom tanpa aba-aba.
Stephanie tersenyum kikuk, ini tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Secara tidak terduga, laki-laki yang dengan mudah menggaet hatinya mengatakannya cantik.
"Ada Petronas." Kata Stephanie yang lepas dari rangkulan Yugyeom dan langsung menaiki anak tangga. Yugyeom tanpa berpikir panjang ikut menaiki anak tangga, mencari Stephanie dan dengan cepat kembali merangkul Stephanie.
"Hati-hati, Stephanie. Dia masih mengikutimu."
Stephanie tersenyum kikuk.
"Mumpung kita di sini, bisa tolong ambilkan satu fotoku?" tanya Stephanie dengan semangat, dengan cepat dia memberikan ponsel kepada Yugyeom, lalu ber-pose dengan baik di depan gedung kembar tersebut.
Yugyeom menatap nyalang orang asing tersebut, lalu, memfoto gadis tersebut dengan cepat.
"Aku memang cantik. Kak Lian pasti bakalan iri. Yugyeom-ah, mau masuk ke dalam gedungnya? Siapa tahu ada makanan bisa dimakan."
Yugyeom menggeleng pelan, dia membawa Stephanie menjauh dari area keramaian tersebut.
"Mau kemana?"
Yugyeom tersenyum, "Kita perlu mengusir pria asing tidak tahu diri ini, Stephanie."
"Caranya?" tanya Stephanie dengan bingung, matanya melihat Yugyeom masuk ke dalam gang yang cukup sempit nan sepi.
"Aku akan bertindak, kamu tetap di sampingku saja."
Stephanie tersenyum kikuk, baiklah, daripada dia terus menerus diteror oleh Stranger itu. Siapa yang tahu kalau Yugyeom bisa mengusirnya?
Hello Stranger
Chapter 06 | Done
Hey, hey, hey ... yo!
Aku update.
Sudah gitu aja. Stay healthy.
See ya ^^
To Be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top