wanna see you in the deep

Malam ini Kanae-san memelukku.

Aku baru saja mengalami hari yang buruk. Tidak biasanya para tetangga ikut campur akan kehidupanku. Mereka melempar petuah sebaiknya aku sesekali pergi menginjak rumput dan menghirup udara segar. Mereka memaksaku pergi ke rumah sakit. Mereka juga bertanya sebenarnya apa yang salah? Kau hanya kehilangan teman. Haha, teman? Mereka tidak tahu apa-apa!

Kebaikan serta belas kasih mereka hanyalah kepalsuan, sebab aku mendengar mereka membicarakanku.

"Kasihan sekali anak itu. Apa benar hanya teman?"

"Teman yang berharga? Ada kan yang seperti itu?"

"Dia sudah tidak punya orang tua, 'kan? Jika mengurung diri terus, bagaimana caranya ia bisa hidup tanpa bekerja?"

"Masa kita yang harus merawatnya dan terus memberinya makan?"

Kalau begitu, sebaiknya kalian tidak usah pura-pura peduli!

Jadi, aku menemui Kanae-san dalam mimpiku sambil menangis.

Kanae-san tidak berkata apa-apa, mulutnya terkunci dan hanya memelukku. Keheningan yang bersemayam di antara kami entah sudah berapa lama. Aku membiarkannya seperti itu. Bagaimanapun, dia seharusnya tahu betapa hidup sangat berat untukku tanpa kehadirannya, 'kan? Saat ini aku bersyukur bisa merasakan hangat tubuhnya.

"Kau semakin kurus," lirih Kanae-san, akhirnya bersuara. "Ini tidak baik. Kau tidak boleh begini terus."

"Bukankah bagus? Siapa tahu aku mati kelaparan."

Kanae-san menghela napas berat. Ia melepaskan pelukannya, lantas memegangi kedua pundakku sembari menatapku sedih. Tatapannya tampak terluka. "Aku tidak suka. Kalau kau memang menyayangiku, yang harus kau lakukan adalah melanjutkan hidup dengan benar. Dengan begitu, aku akan tenang melihatmu dari sini."

Aku melepaskan diri dari tangannya. "Kenapa? Mudah bagimu mengatakannya. Kau tahu kau tidak bisa menyemangatiku karenaー"

"Aku sudah tidak ada."

"Laluー"

"Lalu kau seharusnya sadar, jika ini hanya mimpi, kau tidak bisa terus-terusan lari." Kanae-san masih berusaha mengunci tatapanku sementara aku terus berpaling. "Kau harus menghadapinya."

Aku menggerakkan lidahku dengan susah payah. "Kanae-san ... aku tidak datang ke sini untuk bertengkar denganmu."

"Bagaimana jika salah satu dari kita tidak ada yang datang lagi ke sini?"

Entahlah. Malam ini tidak seperti biasanya. Padahal menemui Kanae-san dalam mimpiku adalah satu-satunya cara supaya aku bisa bertahan. Asalkan aku bisa melihatnya lagi ... semuanya akan terasa baik-baik saja. Aku hanya ingin bersamamu.

a/n: tokoh di chapter ini diambil dari ceritaku yang judulnya what a good thing we lose. duh, jadi jelek wkwk

also maafkan tokoh si aku lemah bgt 😂 curcol dikit, sebenernya aku nulis ini pake gaya aksen Jepang (?) IDK LIKE I REALLY WANNA WRITE 'sore demo', 'sore kara', 'nande', 'deshō ka' ( ・∇・)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top