sakitnya tuh di sini

''Aku bahkan tidak tahu dia sudah menikah...''

Aya dan Tsumiki terdiam. Suasana mendadak hening dan canggung. Pukul dua siang, kelas terakhir di semester ini baru saja selesai. Minggu depan, seluruh mahasiswa sudah memasuki ujian akhir, di mana saat ini merupakan fase genting demi kelancaran indeks prestasi. Terutama, Aya dan Tsumiki masih berada di tahun pertama. Ujian akhir besok adalah yang pertama di perkuliahan ini.

Mereka seharusnya segera pulang dan belajar alih-alih bergosip di dalam ruangan.

''Apa itu sebabnya Sora-san mengambil cuti 2 tahun?'' celutuk Tsumiki. ''Rasanya sayang sekali ya, menikah di usia muda. Kenapa tidak selesaikan dulu masa studinya?''

''Hush!'' Aya berusaha menegur. ''Siapa tahu Sora-san punya alasan khusus yang tidak kita ketahui.''

''Seperti hamil duluan?''

''Tsumiki-chan!'' protes Aya. Ia menhela napas panjang sambil merapikan isi tasnya. ''Jangan berlebihan. Ayo pulang.'' Aya berjalan duluan meninggalkan kelas. Perasaannya campur aduk. Ia merasa tidak enak sudah membicarakan orang lain seperti ini.

Di awal semester, angkatan mereka kedatangan tambahan 1 orang. Sora-san, kakak tingkat mereka yang mengambil cuti selama 2 tahun. Rumornya, di pertengahan semester ia langsung mengambil cuti sehingga harus mengulang segalanya dari awal. Tidak ada yang mengetahui alasan Sora-san cuti, dan belakanga ini baru tersebar alasannya. Menikah. Siapa yang tidak akan syok?

Aya sendiri paham tidak ada larangan untuk menikah di perguruan tinggi, berbeda sekali dengan sekolah menengah. Usia mereka juga sudah legal, jadi apa masalahnya? Mungkin karena tekanan sosial di Jepang ... menikah di usia muda sangat tabu, terutama sampai mengganggu karier dan studi. Cuti 2 tahun? Bukankah terlalu lama untuk menunda belajar?

Yah, sebaiknya Aya tidak terlalu ikut campur. Di kelas, Sora-san sangat pintar dan dikagumi. Bagaimana caranya menyampaikan gagasan selalu didengarkan semua orang. Suaranya begitu tegas dan berwibawa, ia mampu memersuasi sekelilingnya. Aya bahkan sempat menjadikannya sebagai panutan. Sosok sekeren Sora-san patut dikagumi.

Barangkali hal tersebut semakin menambah rasa tidak percayanya. Aya pikir Sora-san akan lebih memilih mengejar karier dibandingkan pernikahan yang bahkan bisa saja tidak bertahan lama dan dikhianati. Aya pikir Sora-san mengambil cuti karena masalah kesehatan atau keluarga. Selama berinteraksi di kelas, tidak ada yang pernah menanyakannya karena sebagai adik tingkat, mereka merasa sungkan. Dan toh, apa gunanya mengetahui alasan cuti jika Sora-san mampu membuktikan kemampuannya sehingga ia dihargai?

Kenyataannya memang begitu.

Dan seharusnya, Aya tidak perlu terganggu dengan kenyataan Sora-san sudah menikah, 'kan? Itu hidupnya, dia sendiri yang memutuskan. Tapi mengapa... dadanya terasa sakit ya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top