Paman Sam

Sepeda onthel milik Paman Sam sudah tua, karatan, dan hampir rusak. Kalau dinaiki jalannya pun selalu miring. Kalau apes, bisa saja menabrak ini itu lalu masuk rumah sakit. Pada akhirnya sepeda onthel itu hanya menjadi pajangan di gudang. Bagian sadel si sepeda ditutupi dengan sarung bantal bekas.

"Kenapa harus sarung bantal?" tanyaku suatu hari.

"Supaya tidak berdebu," jawab Paman Sam.

"Aku tahu, tapi kenapa harus sarung bantal? Paman bisa menutupinya dengan koran," jelasku lebih panjang.

Paman Sam berpikir sebentar. Ia memperhatikan sepeda onthel miliknya. Pasti barang itu sangat berharga untuknya, dan menyimpan kenangan yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. "Untuk nilai estetika, kurang lebih. Tidakkah sarung bantal motif Doraemon itu tampak menggemaskan? Koran berwarna abu-abu. Suram sekali kelihatannya."

Jawaban yang memuaskan, seperti biasa. Paman Sam terkenal agak absurd, tapi aku suka dia! Dia orang yang baik dan penuh semangat positif. Sewaktu ditolak jurusan astronomi, aku pernah curhat kepadanya.

"Tidak apa-apa. Dunia tidak kiamat hanya karena kau tidak masuk jurusan astronomi," hibur Paman Sam. "Kenapa kau ingin masuk ke sana? Belajarnya susah, huh."

"Aku ingin pergi ke planet Saturnus."

"Ya, ampun!" Paman Sam merespons dramatis. "Aku tinggal membelikan tiket untukmu jika kau ingin pergi ke sana."

"Benarkah?"

"Ya."

"Tiketnya mahal."

"Pamanmu ini bisa diandalkan."

Dan begitulah. Aku selalu menyukai pembicaraanku dengannya. Bagiku, dia seperti superhero sungguhan yang mampu membuat orang-orang di sekitarnya kembali bersinar.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top