Nasib Sial

Di sebuah rumah elit 12 lantai, pada lantai terbawah tinggalah keluarga Semut yang jumlah anggotanya sangat banyak. Semut ini cukup beruntung dapat membuat sarangnya di sebuah lubang lantai yang rusak. Sang pemilik rumah tidak menyadari kerusakan tersebut. Tentu saja, beliau bersama anggota keluarganya terlalu sibuk berpesta ria di lantai atas.

Suatu hari para Semut melihat kabar di televisi bahwa musim dingin tahun ini akan terjadi badai besar selama dua pekan. Masyarakat diimbau agar menetap di dalam rumah dan tidak pergi ke mana-mana. Mereka sedikit panik. Artinya pemilik rumah dan keluarga akan selalu berada di rumah. Siapa tahu mereka kesulitan mendapatkan makanan, atau tiba-tiba saja kehadiran mereka disadari lalu disemprot semprotan anti serangga. Tamatlah riwayat mereka!

Maka para Semut itu segera mencari berbagai makanan untuk mereka kumpulkan sebagai bahan persediaan ketika musim dingin tiba.

Berbeda halnya dengan seekor Belalang Sembah. Ia hanya berlatih menari setiap hari. Beberapa kali ia hampir ketahuan pemilik rumah dan tergiling robot kebersihan, tapi sepertinya Belalang Sembah punya 9 nyawa.

Sang Belalang tidak menonton televisi, dan dia tidak mengumpulkan makanan untuk musim dingin.

Suatu hari sang Belalang Sembah menari di dekat sarang Semut. Dia menari dengan sangat anggun. Gerakan tangan dan badannya yang pelan dan lembut membuat tariannya terlihat sangat mengagumkan. Para Semut melihat sang Belalang Sembah menari, tetapi mereka tidak menghiraukan tarian indahnya itu karena mereka memiliki tugas yang sangat penting.

Sang Belalang yang sedang menari melihat para Semut berjalan dengan membawa makanan untuk dibawa ke sarangnya. Sang Belalang Sembah heran dengan apa yang dilakukan Semut lalu dia bertanya kepada salah satu Semut tentara yang sedang berjaga di dekat para Semut pekerja.

“Kenapa kalian membawa makanan yang sangat banyak itu masuk ke sarang kalian?”

Semut menjawab, “Kami melakukannya karena pemilik rumah akan terus berada di sini selama musim dingin. Supaya tidak ketahuan dan tidak kelaparan saat musim dingin tiba.

Lalu sang Belalang kaget, “Musim dingin? 2075 masih ada musim dingin? Tenang saja, lebih baik kita bersenang-senang saja dulu."

Semut tak menghiraukan Belalang. Semut tetap tekun mengumpulkan makanan.

Musim dingin tiba. Belalang belum sempat mengumpulkan makanan karena sibuk menari. Belalang kelaparan sehingga ia berlari ke sarang Semut untuk meminta makanan. Namun nahas, anak dari pemilik rumah ini menyadari kehadiran Belalang. Ia berteriak sangat kencang sembari memukul-mukul dengan sapu.

Belalang menjadi panik. Ia tidak jadi pergi ke tempat Semut dan sibuk menyelamatkan diri dari serangan sapu.

Para Semut memperhatikan dari sarang mereka. Mereka pun merasa kasihan dan hanya bisa berharap Belalang dapat meloloskan diri. Namun hingga badai di dua pekan pertama selesai, Belalang tak kunjung menampakkan dirinya lagi.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top