My Little Big Dream

Burung biru itu terbang lagi.

Selalu begitu setiap kali kugambar di atas kertas putih memakai krayon. Dia akan melintasi kota, menyapa orang-orang di apartemen, bahkan menemui Pangeran. Seringnya dimulai dengan menyatu bersama lautan, kemudian menciptakan taman bunga aneka warna. Aku menyentuh bunganya, membiarkan tanganku dililit akar-akar karena dia akan membawaku menjelajahi beragam tempat.

Ke mana pun itu, aku selalu menantikannya. Sekadar menunjukkan keajaiban, menyaksikan momen terbaik seseorang, sampai bermain. Burung biru teman kecilku. Kali ini ada cerita dua orang sahabat perempuan. Yang satu merasa tidak bisa apa-apa sehingga mengagumi sahabatnya yang tampak bersinar.

"Meychan-kun, kau sedang menggambar, 'kan?"

Suara ibuku terdengar dari balik pintu. Aku yang sedang memandang ke luar jendela buru-buru membereskan alat gambarku dan menyahut, "Iya, baru saja selesai."

"Sebentar lagi kita mau jalan-jalan," kata ibuku sudah masuk kamar. Wajahnya tersenyum hangat sembari memperhatikan kamarku yang dindingnya ditempeli hasil corat-coret gambar. "Jangan lupa waktu lagi, ya. Meychan-kun kan ingin membeli makanan."

Aku sudah lupa lagi. Untung ibuku mengingatkan. Jadi kuberi dia cengiran. Sebetulnya makanan di mataku masih kalah menarik dibandingkan tetap berada di kamar─di sini, surga duniaku!─tetapi aku juga ingin melihat pemandangan langit Tokyo sore dari bawah. Bagaimana rasanya melihat langit dari ketinggian dan jarak yang berbeda? Aku pasti merasa kecil sekali.

"Nah, ayo siap-siap." Ibu mengusap rambutku sebentar sebelum keluar. Aku memegang kertas-kertasku dan memperhatikannya. Hatiku langsung diserbu kupu-kupu. Tanganku gatal ingin menggambar lagi. Boleh, 'kan? Masih ada waktu sebelum aku dan Ibu akan pergi jalan-jalan sungguhan.

Jadi aku memegang krayon dan mulai menggambar. Ah, ternyata kisah dua sahabat hanya berhenti sampai di sana. Menurutku pesan yang dapat dipetik adalah, seorang sahabat yang tidak akan meninggalkanmu? Menerimamu apa adanya? Bukan, bukan. Kekuatan sahabat sejati. Kau tidak sendirian.

Asik sendiri, aku terus menggambar. Tanpa sadar aku tenggelam dan burung biru menemuiku di dalam lautan. Tanganku terulur untuk memeluknya. Bukan gelap penuh sengsara yang menyapaku, tapi keajaiban bunga-bunga raksasa. Burung biru berusaha menghiburku. Benar, kau tidak sendirian, aku tidak sendirian.

Krayonku mendadak patah. Bahkan teman kecilku sudah seperti alarm saja. Aku merenung sebentar sebelum bersiap-siap pergi jalan-jalan. Ibuku sudah menunggu, dia senang aku tepat waktu. Kami berjalan bersama di antara hiruk-pikuk kota Tokyo pada sore hari. Kepalaku mengdongkak ke atas. Langitnya cantik dan tampak lebih besar sementara aku merasa kecil.

Selama ini aku selalu bahagia dengan khayalan-khayalanku. Suatu hari nanti, aku pasti punya banyak teman. Suatu hari nanti, aku pasti bisa berbaring di berbagai taman bunga dan mengenal jenis-jenis bunga baru. Suatu hari nanti, aku pasti bisa menyeberangi lautan dan menemukan keajaiban di ujung sana. []

a/n: agak terburu-buru perpindahan fokusnya dan cringe sih, but so far, i love this!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top