27. Resto Dan Tilang (RDT)
Kalian memang luar biasaaaa..
Gaes lagi dong Vote 🌟 300 bunda up cepet 😛
Tandai typo...
Happy Reading
.
.
.
.
🌞 Shaeenette Pov
Aku memasuki restoran bertingkat 2 itu. Ku edarkan pandang Ku ke restoran yang cukup nyaman. Seorang Pria seumuran bang Melvi menghampiri Ku.
"Maaf, anda siapa ya?". Tanyanya masih sopan.
Ku baca name tag yang tertulis di kemeja putihnya. 'Yon' aku mengernyit bingung. Namanya kok...
"Hmm,,, saya Shaeenette, istri Billal". Kataku santai. Semua pegawai resto ini tiba-tiba mengerubungi diriku.
"Maaf ibu. Ternyata istrinya pak Billal cepat datang. Kemarin pak Melvi sudah menelpon kemari dan menjelaskan tentang ibu. Saya Yon, Manager resto ini". Aku menjabatnya.
Dia mulai menjelaskan tentang menu resto ini, bersama diriku yang berkeliling untuk melihat interior resto ini yang kurang muda-mudi banget.
"Bisakah kita libur hari ini?". Mereka semua diam. "Bantu saya untuk menata ulang resto ini agar terlihat lebih fresh dan Instagramable".
Ku dengar mereka bersorak gembira. Lalu mereka berbondong-bondong mengganti baju mereka.
"Kami Siap Bu". Aku tersenyum dan kemudian mengarahkan mereka untuk mengganti letak tata ulang semuanya.
Ku angkat vas bunga yang tidak terlalu besar itu, tapi Yon sudah menghadangku, dan mengambil alih membawanya.
"Ibu maaf, pak Melvi sudah mengatakan kalau ibu sedang hamil muda, lebih baik ibu mengarahkan saja, biar kami yang bekerja. Ya kan gaes?".
"Yoi Gaes". Aku tersenyum saat mereka menjawab serentak.
Seorang chef memberikan Ku jus buah naga, beserta daftar menu yang terhidang di resto ini. Harga terjangkau, hanya saja menu ini kurang greget.
"Chef, bisa kita bicara mengenai menu?". Aku bertanya dengan Hati-hati. Ingin Ku ubah menu ini.
"Silahkan bu. Saya orangnya santuy kok, malah saya senang ada yang diajak sharing tentang menu ini". Aku mengangguk dan membaca name tag 'Dion'.
"Saya ingin mengganti spagheti ini Chef Dion, Kita akan buat spagheti ini menjadi level kepedasannya. Mulai dari level malaikat ini yang rasa original, dan paling terpedas kita pakai nama Spagheti Iblis, nanti kita beri cabe dan Jalapeno di bumbu ini".
"Menarik bu. Saya catat dulu". Aku menunggunya mencatat. "Ibu lulusan mana?".
"Kenapa? Saya cuma chef abal-abal kok".
"Nggak mungkin bu. Pak Billal gak mungkin menikah dengan perempuan yang biasa saja, maksud saya bu. Pak Billal pernah bercerita ke saya, akan menikahi seorang Chef lulusan luar negeri dan akan menjadikannya terkenal di televisi bersama resto ini".
Tuhan, Billalku manis sekali. Kalian dengar sendiri kan By, Papi kalian itu.
"Jadi bu?". Aku hanya diam. "Ibu pasti chef terkenal kan?. Saya tahu ibu Shae di vlog masak ibu, saya salah satu penggemar ibu".
Dia nyengir dan aku tertawa kecil. Lalu kami merubah beber menu makanan yang ada dan memodivikasinya agar terlihat kekinian. Aku juga menambahkan panna cotta kedalam menu.
🌞🌞🌞
Lelah juga aku hari ini. Niat hati aku ingin tidur karena lelah. Tapi panggilan dari Sanee sudah membuatku tersadar.
"Ya?". Tanyaku malas.
"hiks,,,Shae.. Jemput Gue di abal-abal club".
"Tunggu Gue".
Aku langsung menyambar jaket Ku dan segera Ku pesan taxi online. Tapi saat aku hampir memesan taxi, sebuah pesan masuk dari Bertrand mengatakan bahwa dia sudah ada di depan gerbang asrama dan tidak bisa masuk.
Aku segera keluar dan melihat Bertrand yang berdiri di dekat para tentara muda dengan wajah garang.
"Permisi, pak Bertrand ya?". Aku melihat nopol di mobilnya dan memandangnya yang pucat pasi di depan tentara ini. "Iya nopolnya benar. Ayo pak, saya sudah Terlambat". Ku kode dia yang hanya diam untuk segera mengikuti alur Ku.
"Iya bu. Maaf pak, saya harus mengantarkan ibu Shae ke tempat tujuan".
"Maaf mbak Billal, saya kira tadi orang yang tidak dikenal, ternyata sopir taxi toh". Aku rasanya ingin tertawa saja.
"Iya Om. Saya harus ke rumah keluarga saya, ada urusan mendadak. Permisi Om".
"Iya mbak Billal, Silahkan".
Aku segera masuk ke bangku belakang, lalu Bertrand menjalankan mobilnya. Aku tertawa terbahak-bahak melihat raut kecut dari wajah Bertrand.
"Sopir taxi,. Lo ngeselin emang. Gak ada yang lain apa". Aku makin tertawa. "Sebenarnya tadi Gue gak sengaja liat Sanee di club itu waktu Gue nganterin temen Gue kesana".
"Gue khawatir sama Sanee. Ber. Gimanapun juga, dia saudara Gue".
Tak ada pembicaraan lain, hanya sunyi di dalam mobil itu. Kami sudah sampai di club abal-abal. Suara dentuman musik yang keras, bau alkohol bercampur rokok membuat kepalaku makin pusing.
Aku melihat Sanee ada disana, menangis di pelukan kak Gusti. Tunggu,, itu kenapa mereka sedekat itu.
"Sanee". Sanee memelukku erat dan menangis di pelukanku. "Ayo pulang".
Dia mengangguk dan Ku peluk bahunya, berjalan berdampingan menuju parkiran mobil. Ternyata kak Gusti juga mengikuti dari belakang.
Ku ajak dia untuk pulang ke rumah dinas Billal. Mungkin dia butuh waktu untuk bercerita tentang dirinya yang tiba-tiba ada di sana dan menangis minta jemput.
Tiba di rumah dinas, dia kembali menangis sesenggukan di pelukan Ku. Aku membiarkan dirinya tenang lebih dulu.
"Percuma dong, bumil kayak gue jemput lo disana, kalau Billal tahu, dia gak akan ijinin Gue.
"Cowok Gue selingkuh, dan dengan kurang ajarnya, dia making out di sana sama selingkuhannya. Gue lihat sendiri".
"Jyjyk... Jahanam emang".
🌞🌞🌞
Pagi ini aku berangkat dengan motor kesayangan Billal. Aku sengaja memakainya, aku ingin merasakannya lagi, walaupun gak dengan Billal.
Di depan Ku ada operasi Patuh lalu lintas. Aku di berhentikan oleh mereka para polisi. Seorang polisi berbadan tegap menghampiri diriku.
"Selamat pagi". Dia memberi hormat kepada Ku. "Bisa tunjukkan surat-suratnya?".
Aku menggigit bibir bawahku, menunduk sebentar sebelum mencerna benar-benar apa yang dikatakan polisi di depan Ku ini.
Billal, aku kena Tilang.
"Pak, maaf saya gak punya sim". Kataku jujur. "Dan saya lupa bawa stnk".
Apessss
"Motor siapa?".
"Keluarga saya pak".
"Tidak ada surat-suratnya, motor kami tahan".
Doble Apessss
"Jangan pak, tunggu sebentar ya pak". Aku mendial segera nomor kak Cinta. Cuma kak Cinta yang bisa bantu.
"Assalmualaikum dek, ada apa?".
"Kak, kakak sibuk gak?".
"Enggak dek, kamu kenapa? Kamu dimana?".
"Jalan Kenangan Mantan kak, aku kena Tilang". Cicitku.
"Kakak dekat situ, kakak kesana sama Abang".
Mati aku
Polisi bernama Pratama itu masih setia berdiri di samping Ku. Ku usap perutku yang Datar ini, aku gugup seperti ini saja, sudah membuat rasa mual itu kembali.
"Kamu lapar? Kok usap-usap perut?". Kepo
"Hmm. Ah itu kakak saya pak".
Kak Cinta bersama bang Melvi menghampiri diriku, bang Melvi yang masih menggunakan seragam dorengnya menatapku tajam saat melihatku yang berdiri disamping motor kesayangan Billal.
"Kamu naik motor?". Aku mengangguk takut. "Astaga Shae, Ma ajak Shae ke mobil dan antarkan dia ke resto".
"Motornya". Cicitku.
"Abang yang urus". Dengan nada dingin, Abang ipar Ku yang ganteng menjawab.
Jujur aku takut saat melihat wajah Datar dan nada dinginnya yang menusuk sampai ke tulangku. Ku lihat bang Melvi mengikuti kemana polisi Pratama tadi mengajaknya. Mereka berdiri tak jauh dari mobil kak Cinta.
"Saya yang akan urus sidang adik saya. Ini tanda pengenal saya". Abang Melvi memberikan kartu pengenalnya.
Bil, Abang kamu nakutin sumpah...
🌞 🌞 🌞
Udah ah gini aja..
Jangan lupa baca story bunda yang lain ya..
Sekalian numpang lapak ya gaessss
Tersedia di Playbook...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top