1. Asmaul Husna (AH)

Vote cast masih bunda tunggu gaes..
Disini belum muncul Shae, karena Shae masih dikekepi  sama maknya..
Ini cerita Bilbil saat SMA. Shae gak pake kerudung ya gaes, yang pake kerudung itu Asmaul Husna..
Jadi bersabar ya gaess😉
Tandai typo

Asmaul Husna (Nana)

Happy reading
.
.
.
.

Billal POV

Jam sepagi ini selalu membuatku malas. Aku harus mengikuti apel pagi di sekolahku. Papa sepertinya ingin anaknya sengsara.

Awal kepindahanku dari ke Jakarta, Papa sudah langsung memasukkan ku ke SMA Taruna.

Aku akui memang, kalau diriku sejak dulu selalu bikin ulah, sampai bikin Mama nangis karena tingkahku yang emang selalu cari gara-gara dengan teman-temanku. Mereka yang memulai dan diriku yang mengakhiri.

Ku lihat gadis manis itu berdiri di barisan anak IPA-1 12. Ya Tuhan, baru kali ini aku menemukan gadis manis ini, kemana aja aku selama 3tahun bersekolah disini. Golongan murid terpintar jika dirinya masuk ke kelas IPA 1.

"Bil, woiy ngelamun mulu" 

Ku putar bola mata malas melihat lelaki disampingku ini. Dia yang sudah berteman sejak SD denganku ini sama belangsaknya kalau urusan biang onar di sekolah ini.

Dia Rayyan, anak dari Papa Chiko saudara Mama. Jangan ditanya lagi gimana pusingnya Papa Chiko dan Mama Erina. Bahkan Rayyan pernah dihukum sikap tobat selama 2 jam gegara dia ikutan demo untuk menolak calon ketos saat itu. 

Ya maklumlah, secara Papa Chiko ini basicnya AL, jadi gak beda jauh juga dari Papa kalau mendidikku.

"Lo liatin apaan sih Bil?"

"Ada cewek manis, tuh arah jam 3 di kelas sebelah"

Alisnya naik satu, dan memandang ku tak percaya, lalu tertawanya mulai menyembur, membuat semua siswa melihatnya. Bahkan guru pun juga ikut melihatnya.

Vangke Rayyan!

"Rayyan Ahmad Arroyan, setelah apel berakhir, lari keliling lapangan 20 kali putaran"

Mposss lo Rayyan. Mamam noh lari keliling lapangan 10 kali. Gempor-gempor tuh kaki.

Kepsek memang yang terbaek kalau ngasih hukuman buat Rayyan. Seperti ada dendam terpendam padanya.

"Selamat bersenang-senang ma bro"

Ku tepuk pundaknya 3 kali lalu berlari menghampiri gadis manis yang sudah mencuri hatiku.

"Asmaul Husna"

Dia menoleh dengan temannya yang juga berkerudung itu. Aku mendekat kearahnya yang terlihat bingung.

"Gue panggil apa? Kepanjangan kalau panggil lo Asmaul Husna"

"Nana cukup"

"Oke Nana, mau makan siang bareng nanti dikantin?"

Dia diam dan menatapku seakan takut jika aku ini akan memakannya kalau dia menolakku.

"Tenang, gue udah jinak kok"

Temannya kesedak tawa, dan Nana hanya tersenyum tipis yang membuat jantungku berdebar-debar. Oh Tuhan, seperti inikah indahnya jatuh cinta.

"Maaf, tapi aku puasa. Permisi, ayo Ta"

Oh Tuhan, gadis manis ini menolakku lagi. Tapi untungnya kali ini dia masih bicara denganku, jika kemarin dia hanya diam dan langsung pergi. Melihat dia menjauh dari pandanganku saja udah buat aku rindu. Benar kata Dylan, rindu itu berat, dan aku merasakannya. Eh tunggu, Dylan kan nama Opa ku.

☀☀☀

Rayyan datang ke belakang kelas dengan wajah merah padam. Dia langsung memukul dinding yang gak bersalah. Kasihan lo ding dinding.

"Lo kenapa dah Ray?"

"Torabika kampret, bangke, untung tua, kalau seumur gue udah gue cekek duluan lo"

Amarahnya terluapkan dengan memukul dinding berkali-kali sampai ku lihat tangannya memar. Alamat kena marah papanya nih anak.

Ku tarik Rayyan untuk duduk di bangku yang udah gak kepake lagi. Dia duduk dan memandangku dengan mata yang masih terkilat amarah.

"Emang si Torabika ngapai elo?"

"Setelah gue lari keliling lapangan tadi, dia nyuruh gue bersihin wc siswa dan guru. Kan vangke tuh si Torabika"

Oke Bray, kalian gak perlu bingung, Torabika adalah nama plesetan dari kita berdua untuk si Kepsek terhebat tahun ini. Nama aslinya adalah Mayor Laut Tora. Pangkatnya masih tinggian Papa dan Papa Chiko. Tapi gayanya aduh somse minta ampun.

"Sabar Bray, tuh tangan di obatin kek, ntar pulang kena marah bokap lo"

"Iya deh"

Ku tarik dia menuju UKS untuk mengobati lukanya lebih dulu. Apa yang kulihat merupakan rejeki anak Sholeh.

Nana nama panggilan dari Asmaul Husna itu duduk dengan manisnya disana, sebagai petugas UKS yang berjaga.

"Haiy Na"

Dia mendongak dan menatapku lalu menatap Rayyan dengan kening berkerut.

"Mau ngobatin anak orang yang teraniaya nih, tolong ya diobatin lukanya, takutnya dia kena tetanus atau rabies gitu"

"Terkampret lo Bil"

Nana hanya tersenyum geli menatap kami berdua. Ku perhatikan dia yang tertawa pelan namun terlihat anggun itu.

Deg

Deg

Oh Nana, kamu udah buat jantungku gak sehat.

Mama I need your help Ma

Anakmu jatuh cinta ini Ma

"Na, gue kayaknya suka elo deh"

☀☀☀

Uhuk..uhuk..

Bil, anak orang itu Bil...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top