Ch 4; My Family, My Rules
VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA!
Yibo menyuruh Xiao Zhan untuk membawa Juan masuk ke dalam mobil setelah polisi lalu lintas Beijing telah mengizinkan Juan dan gadis kecil tersebut pulang. Yibo tidak langsung menuju mobilnya, dia menjabat tangan sang polisi lalu lintas itu dan membungkuk penuh rasa hormat.
"Terimakasih, Pak. Maaf kalau putra saya telah mengganggu tugas Bapak."
Pria berseragam itu tersenyum ramah, "Tidak apa-apa, Tuan. Itu sudah kewajiban saya untuk melindungi dan mengayomi masyarakat." Dia menepuk lengan Yibo pelan, "untung saja tadi aku melihat putra tuan dan temannya itu. Jadi bisa saya cegah agar tidak pergi terlalu jauh."
Yibo tersenyum singkat. Dia masih tidak percaya kalau Juan berani membawa temannya itu ke jalanan seramai ini untuk bisa pergi ke panti asuhannya.
"Sekali lagi, saya ucapkan terimakasih, Pak. Jika bukan karena pak polisi, Juan dan temannya mungkin bisa tersesat ke tempat lain."
Untungnya polisi itu cepat tanggap. Katanya saat melihat kedua anak tersebut melintas di pos polisi Beijing, polisi berbadan tinggi tersebut langsung menanyainya. Karena Juan dan Zhishu tidak mengetahui nomor telepon orang tuanya, polisi tersebut langsung menghubungi Daycare yang ia ketahui dari tas yang dipakai oleh kedua anak tersebut.
"Kalau begitu saya pamit." Sebagai salam perpisahan, Yibo kembali membungkuk sebelum ia berbalik untuk menuju mobilnya yang terparkir di tepi jalanan.
"Hei, Tuan." –tapiYibo berhenti saat ada suara wanita yang memanggilnya. Terlihat wanita muda itu menggendong anak perempuannya yang tadi bersama Juan.
"Ya?"
"Anakmu itu tolong diajari yang benar! Untung pak polisi itu segera menelepon ke Daycare. Coba kalau mereka berdua pergi lebih jauh lagi?"
Yibo tahu pasti ini akan terjadi, untuk itulah dia menyuruh Xiao Zhan untuk segera membawa Juan masuk ke dalam mobil. Ia tidak ingin melihat pemuda manis itu dihina oleh wanita yang ada di depannya.
"Yang terpetingkan putri ibu sudah ketemu, begitu juga dengan putra saya." Jawab Yibo santai, "kalau begitu, permisi."
"Kalau tidak bisa mengurus anak, jangan mengadopsi. Pasangan gay macam kalian berdua tidak pantas merawat anak. Psikologis mereka pasti akan hancur karena orang tuanya yang gay!"
Di zaman modern ini, masih saja ada orang yang belum terbuka pikirannya dengan hal-hal yang dulu dianggap tabu. Padahal pemerintah saja sudah melegalkan hubungan seperti Yibo dan Xiao Zhan, kenapa masih diperdebatkan oleh orang ini?
Yibo yang sudah berjalan sedikit jauh dari wania itu, terpaksa berbalik untuk menjawab makian wanita itu terhadapnya.
"Dengar, nyonya." Pria 35 tahun itu mencoba menahan emosinya, "yang gay itu saya dan pasangan saya. Bukan Juan. Dia adalah anak kami. Kami janji agar kejadian ini tidak akan terulang lagi. Cobalah untuk saling menghargai, jangan merasa sendiri paling benar."
Setelah mengatakan itu, Yibo berbalik dan melangkahkan kakinya lebar-lebar untuk menuju mobilnya.Ia mengatur napasnya yang sedari tadi menahan emosi sebelum membuka pintu mobil.
"Yibo, Ibunya Zhishu tidak marah 'kan?"
Yibo menghela napas, "dia marah. Tapi sudah aku atasi dan dia sudah memaafkan."
Wajah manis Xiao Zhan terlihat tegang. Juan diam di kursi belakang dengan menduduki baby seat nya yang terpasang di kursi penumpang. Anak itu diam menunduk sambil memainkan action figure yang tertinggal di mobil.
Yibo hanya memandang anak 4 tahun itu dengan diam, tidak tahu harus berbuat apa setelah kejadian ini. Rasanya campur aduk antara marah dengan Juan serta kasian dengan pemuda yang ia cintai.
"Juan." Akhirnya Yibo memanggil putra angkatnya, "Juan lihat Daddy."
Anak itu berhenti memainkan mainannya dan mendongak melihat sang ayah. "Kenapa kamu mengajak Zhishu pergi?"
"Karena Zhishu ingin lihat rumah Juan yang dulu."
Yibo memejamkan kedua matanya, mencoba untuk menekan emosinya yang sudah sangat meluap."Juan, rumah Juan sekarang di Beijing. Di rumahku dan Mama Xiao Zhan."
"Tapi 'kan rumah yang sekarang baru, yang lama di panti asuhan."
"Juan –"
"Yibo."Sebelum suaminya membentak Juan, Xiao Zhan yang duduk di sampingnya segera memegang lengan sang suami –berusaha untuk mencegah pria itu meluapkan amarahnya pada putra mereka.
Ia tidak tega melihat anak itu kembali menangis hebat seperti dua minggu yang lalu. "Sudahlah.Kita pulang saja, ya? Juan pasti juga lelah. Kamu juga."
Pria itu tak merespon, namun menuruti ucapan Xiao Zhan dengan menghidupkan mesin mobilnya lalu melaju meninggalkan tempat parkir tersebut.
****
Xiao Zhan akhirnya merasa lega saat mereka sudah memasuki kompleks perumahannya. Sepanjang perjalanan, Yibo diam tak bersuara. Hanya Juan yang berceloteh ini-itu dan Xiao Zhan menanggapinya dengan maklum.
Padahal Yibo sekarang memiliki aura yang sangat gelap, Xiao Zhan bisa merasakannya. Namun, Juan yang masih polos tidak menyadari dengan kondisi ayahnya sekarang. Saat mobil sudah berhenti tepat di pagar rumah mereka, Yibo turun dari mobil dengan cepat dan membanting pintu cukup keras hingga Juan yang ada di belakang langsung terkejut.
Dari kursinya, Xiao Zhan melihat sang suami mengitari mobil dan menuju ke sisi pintu mobil yang lain –di mana Juan duduk. Pria itu membuka pintu mobil dengan kasar dan langsung melepaskan seatbealt milik Juan.
Xiao Zhan terlihat khawatir dengan situasi ini. "Yibo...kamu mau apa?"
Namun, pria itu tetap diam, terlihat rahangnya mengeras.Xiao Zhan membulatkan kedua matanya lebar-lebar saat Yibo dengan paksa membawa Juan pada rengkuhannya.
"Yibo! Astaga! Juan."
Pemuda manis itu segera keluar dari mobil saat mendengar putranya menangis meraung memanggil-manggil dirinya.
Xiao Zhan berlari cepat ketika melihat Juan meronta di dalam dekapan sang suami dengan tangannya yang menggapai-gapai frustrasi ke arahnya. Segala pikiran negatif telah berputar di kepalanya. Apalagi saat Yibo mulai naik ke atas menuju kamar Juan.
Berkali-kali ia memanggil suaminya. Tapi seperti tuli, Yibo tetap bergeming dan terus membawa Juan menuju kamarnya. Saat Xiao Zhan mempercepat langkah kakinya, pintu kamar tersebut sudah ditutup keras oleh Yibo dan dikunci dari dalam.
"Yibo...Please... jangan sakiti Juan. Dia anak kita! Wang Yibo!"
Xiao Zhan mencoba memukul-mukul pintu tersebut berulang kali hingga tangannya sakit.Ia mendengar Juan yang masih terus menangis dan suara Yibo yang terdengar tak jelas dari dalam.
Pemuda 27 tahun itu tidak bisa lagi membendung air matanya. Dia sungguh khawatir dengan kondisi Juan yang ada di dalam sana.
Dia tidak akan menyakiti Juan, kan?
Yibo tidak mungkin setega itu...
"Wang Yibo...aku mohon, buka pintunya. Kasihan Juan. Dia masih kecil!
Xiao Zhan menggedor pintu tersebut dengan frustrasi. Ia sempat berpikir jika Yibo tidak segera membuka pintu ini, Xiao Zhan akan berlari keluar untuk mencari bantuan ke tetangganya.
Tangisan Juan masih terdengar dengan jelas dari dalam.Pikiran-pikiran buruk terus-terusan berkeliaran di kepalanya. Dia terus merapalkan doa agar suaminya tidak bertindak lebih jauh. Ia tahu kalau Yibo memang temperamental, tapi dirinya baru mengetahui jika suaminya bisa semenyeramkan ini jika sudah sangat marah.
"Wang Yibo! Buka pintunya! Atau aku lapor polisi sekara –"
Ucapan Xiao Zhan terpotong saat terdengar suara dentingan kunci dan disusul dengan pintu yang terbuka. Xiao Zhan yang mengetahui itu segera menerobos paksa untuk masuk. Tapi Yibo yang memiliki fisik lebih kuat darinya, segera menahannya dan mendorong tubuh kurus pemuda itu untuk menjauhi pintu. Sebelum pemuda itu sempat mendekat lagi ke arah pintu, Yibo sudah menutup dan mengunci pintu tersebut.
"Berikan kuncinya!"
Pemuda manis itu tak peduli lagi jika wajahnya basah karena lelehan air matanya. Yang ia pikirkan sekarang adalah keadaan Juan sekarang yang tak terdengar suaranya dari dalam kamar.
"Biarkan dia di dalam." Jawab pria 30 tahun itu dengan tenang. Berbeda sekali dengan Xiao Zhan yang luar biasa gusar.
"Yibo! Dia itu anak kita! Sadarlah! Jangan menyiksa dia hanya karena masalah sepele seperti ini!"
Selama 3 tahun Yibo tinggal dan berbagi kasih dengan pemuda itu, ia baru kali ini mendengar Xiao Zhan berbicara padanya dengan suara lantang dengan emosi memuncak. Wajah pemuda itu kini memerah karena emosi serta bekas air mata yang masih basah. Sebenarnya Yibo tidak tega. Tapi ia tidak ada pilihan lain.
"Aku tidak menyiksanya," Yibo mengantongi kunci kamar anaknyaketika Xiao Zhan mulai untuk mencoba merebut kunci tersebut."Dia aku disiplinkan agar tidak menjadi anak kurang ajar."
"Disiplinkan?" Oh, Xiao Zhan sungguh tidak percaya ini, "dia masih berumur tahun! Kau akan membuatnya trauma!"
Yibo tetap diam saat Xiao Zhan mendorong dadanya dengan keras hingga dirinya terdorong ke belakang.
"Berikan kuncinya!"
Pria itu tetap kekeh tidak memberikan kunci tersebut. bahkan ia menyingkirkan tangan Xiao Zhan yang mencoba mengambil kuncinya di saku belakang celananya.
"WANG YIBO!"
"Apa? Jika kamu terus memanjakan dia, mau jadi apa anak itu ketika besar nanti? Kamu harusnya tahu cara merawat anak jika sudah ada niatan mengadopsinya!"
Yibo mencoba menulikan telinganya saat Xiao Zhan kembali menangis dan menggapai-gapai frustrasi untuk mendapatkan kunci kamar putranya.
"Juan anakku juga. Dia nanti akan menyandang margaku, maka dari itulah aku mempunyai hak untuk mengurusnya. Dan ini caraku mendidiknya!"
"Tapi tidak dengan cara seperti ini! Masalah sudah selesai. Juan telah ditemukan, Zhishu sudah pulang ke orang tuanya. Lalu apa? Kita hanya butuh melupakan saja kejadian ini!"
"Tapi Juan sudah masuk ke keluarga ini. Dia harus patuh aturan agar tidak mempermalukan kita sebagai orang tua."
Yibo masih sangat kesal dengan hinaan wanita tadi padanya, khususnya untuk Xiao Zhan dan Juan. Jika kejadian ini tidak terulang lagi, Yibo harus mengajarkan tata krama yang cukup keras pada Juan.
"Kamu yang membuat malu, Yibo! Bagaimana kamu tega membuatnya menangis berulang kali dan sekarang kamu menyekapnya di kamar."
Pria itu mencoba bersabar, dia memijat pelipisnya saat Xiao Zhan kembali memukuli dadanya.
"Aku tidak menyekapnya. Aku hanya mendisiplinkannya!" Yibo tidak sadar jika suaranya mengeras seperti ini, ia sudah terlanjur tersulut emosi karena orang yang ia sayangi terus-terusan memojokkannya. "Jika kamu hanya memanjakannya, anak itu akan berbuat seenaknya seperti tadi! Kalau tidak becus mengurus anak, kembalikan saja Juan ke panti!"
Yibo menutup kedua matanya saat rasa sakit dan panas menjalar dari pipi kirinya setelah Xiao Zhan menamparnya dengan cukup keras. Ia tahu, pasti ini akan terjadi karena ia sadar ucapannya tadi cukup kasar.
"Berikan kuncinya!"
Yibo diam. Dia memandang pemuda itu dengan tatapan tak percaya atas perbuatan Xiao Zhan padanya yang baru ia lakukan tadi.
"BERIKAN KUNCINYA!"
Pria yang telah menikahi Xiao Zhan selama 2 tahun itu merogoh kantung celana belakangnya.
"Kamu ingin ini kan?" Yibo menggoyang-goyangkan kunci tersebut di depan wajah Xiao Zhan. Bukannya langsung diberikan, saat pemuda manis itu hendak merebut kuncinya, Yibo dengan seenaknya melemparkan kunci itu ke lantai satu.
Pemuda itu mendelik tajam padanya, tapi Yibo abaikan dan kembali bersuara, "kalau kamu mau mendidik Juan untuk jadi anak yang manja, jangan libatkan aku."
Setelah mengatakan itu, Yibo turun untuk menuju ke lantai satu. Dia berjalan menuju kunci yang tadi ia lempar. Dia tidak memasukkan kembali kunci tersebut ke sakunya, tapi Yibo melemparkannya ke lantai atas dan jatuh tepat di bawah kaki Xiao Zhan.
Setelah itu, Yibo keluar rumah dengan menjeblak pintu dengan cukup keras.
*****
Juan terlihat bingung saat ini. Dirinya dan Ibu angkatnya kini berdiri di sebuah pintu unit apartemen milik seseorang yang tidak Juan ketahui. Dilihat dari luar, Juan mengira pasti pemiliknya adalah orang kaya karena bisa menyewa apartemen sebagus ini. Tapi ini milik siapa? Kenapa Mamanya mengajak dirinya ke sini?
Belum lagi Mamanya itu membawa koper besar yang berisi bajunya dan baju Mamanya.
"Mama, ini rumah siapa?"
Xiao Zhan menundukkan kepalanya untuk melihat Juan dan tersenyum, "nanti juga tahu.Ini rumah teman Mama. Dia baik, kok."
Masalahnya bukan itu, tapi Juan heran karena Mamanya pergi dari rumah tidak ijin dengan Yibo, ini 'kan sudah malam. Biasanya Xiao Zhan akan ijin dengan pria itu jika keluar rumah meski lewat telepon.
Apa dirinya mau tinggal di sini dengan Xiao Zhan? Meski bagus tempat tinggalnya, tapi bagi Juan rumah Daddy nya lebih nyaman dan sejuk karena ada halaman depannya.
Setelah Xiao Zhan memencet bel pintu beberapa kali, akhirnya sang pemilik keluar dari dalam dengan keadaan rambut basah dan hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.
"Haikuan!"
"Xiao Zhan?" Pria berpostur tinggi itu melirik ke arah lain di mana Juan sedang berdiri. Dia menyipit heran dengan keberadaan Juan yang tangannya digandeng erat oleh pemuda bergigi kelinci itu.
"Haikuan, bolehkah aku tinggal di sini beberapa hari?"
"Heh?"
Haikuan baru tahu jika pemuda itu membawa koper besar di belakangnya.
*****
Yibo sengaja pulang telat dan berdiam diri di kantor. Dia tidak ingin saat pulang, bertengkar lagi dengan pemuda manis itu.Yibo membuka pintu depan dengan lesu, berharap saat ia membuka pintu ini, dirinya mendapati Xiao Zhan menyambutnya dengan manis. Tapi itu tidak mungkin terjadi untuk malam ini, karena nyatanya saat ia membuka pintu, ruang depan gelap karena lampu tak menyala.
"Zhan!" Dia menyalakan saklar lampu depan lalu berjalan menuju dapur, tidak ada lampu lain yang dimatikan selain ruang depan. Yibo mendorong anak-anak rambutnya ke belakang.Dia langsung berpikir negatif dengan situasi saat ini.
Segera saja dia berlari menuju kamarnya. Setelah menyalakan lampu, Yibo membuka lemarinya dan juga milik sang suami. Betapa terkejutnya ia saat melihat tempat di mana baju-baju Xiao Zhan tersimpan, kini menyisakan baju yang tersisa beberapa saja.
Ia segera berlari keluar untuk menuju lantai 2, di mana kamar Juan berada. Sama seperti kondisi lemari milik Xiao Zhan, lemari Juan juga hampir kosong. Bahkan beberapa mainan yang Yibo belikan juga tidak terpajang di meja anak tersebut.
"Astaga..."
Yibo berjalan mundur hingga betisnya menyentuh ranjang putranya dan mendudukkan diri dengan lemas di atasnya.
Ia menunduk, meremas rambutnya. Pria itu menggeram lirih.
Kini ia menyesali semua perbuatannya tadi siang.
Tbc
A/N : Duh... aneh ya? Maapkeun kalau terlalu drama yes...! Tapi aku mengira-ngira saja problem keluarga gay pasti ada saja rintangan yang berat ketika mengadopsi anak.
So, vote dan komen ya! ^^
Arigatchu~ :*
Tenang, cerita ini sudah tamat. Jadi saya minta vote dan komen dong puhlisss..... biar ramean dikit ni cerita TAT
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top