Chapter 6 :Konyol !
Entah kenapa jantungku terasa ikut berhenti berdetak. Pikiranku kalut tak menentu, nafasku terasa tercekat, air mataku semakin membanjiri di pelupuk mataku. Ini bohong kan ? Iya, kan. Zein Si pria songong pantat wajan yang selalu membuatku menderita tujuh turunan tidak mungkin matikan?. Ini salah, ini tidak benar, ini... Yang tergeletak ini bukan Zein kan. Bukan kan?. Bohong....bohong....BOHONG ! ZEIN TIDAK MATI ! TIDAK!!
"Hiks...ZEEINNN!!!!" jeritku dalam tangisku.
"Zein katakan ini bohong...Zein bodoh! bego! Pantat wajan! bangun! BANGUN! ZEIN!!" seruku sambil menuncang tubuhnya
Aku menangis kencang di tubuhnya. "Zein...jangan mati. Hiks...Aku tidak sanggup melihatmu mati begini. Bego!"
Aku masih belum berhenti menangis. Bagaimana aku bisa menceritakan ini pada paman dan bibi? Pasti bibi akan sangat syok mendengarnya, itupun kalau aku bisa selamat dari pria psikopat ini. Dan mengherankannya kenapa dia belum sadar juga ? Seharusnya balok kayu itu tidak akan membuatnya pingsan selama ini-kan. Lemah sekali dia kalau cuman sebuah balok kayu kecil membuatnya tidak sadarkan diri. Apa lemparanku sedahsyat itu?. Dan setelah dia bangun mungkin-
Hm? Tunggu dulu... Aku mendengar suara detak jantung yang berpacu kencang. Aku tidak salah dengarkan. Ini bukan suara perutku yang demo di depan lapangan lambungku karena aku belum makan dari tadi siangkan. Apa aku salah dengar? Tidak, aku bukan gadis bego, tolol dan bodoh walapun kadang-kadang aku rada bodohnya juga. Aku pun mengangkat wajahku dengan tampang bodoh menatap wajah Zein yang berusaha menahan tawanya.
Rasanya kalau di kartun anak-anak akan ada semacam perempatan ganda di samping keningnya. Oh SHIT! dia mempermaikanku!
"SIALAN KAU ZEIN ! KAU MEMPERMAINKANKU ! PANTAT WAJAN BERKARAT SONGONG MENYEBALKAN ! LEBIH BAIK KAU MATI SAJA!! MATI!! MATI SAJA KAU SANA!!" jeritku mencekiknya sambil menguncang tubuhnya.
Aku melepaskan cekikanku dan berganti dengan memukul badannya terus menerus. Ini anak pantas mendapatkan hukumannya, Pantas!
"Aku membencimu! Benci! kau dengar! AKU MEMBENCIMU !" mendadak Zein menahan tanganku untuk memukulnya dan menarik tanganku hingga tubuhku menubruk tubuhnya.
" Hello Halloween," bisiknya sangat halus.
Aku tersikap mendengar ucapannya dan tanpa ku sadari aku tidak lagi mengeluarkan air mataku. Zein memelukku dengan lembut seolah aku adalah benda rapuh jika sedikit saja tidak hati-hati maka akan hancur. Mungkin lebih cocok ditunjukan kepada hatiku yang kini begitu rapuh karena ulah pria songong pantat wajan menyebalkan.
"Kau ingat bukan. Kata itu adalah kata pertama yang kau ucapkan padaku di malam halloween pertama kali kita bertemu dan malam ini aku ingin merayakan kenangan itu bersamamu, Anna," ucapan lembut Zein membuatku luluh seketika. Ini makhluk terbuat dari apa sih, sebentar-benar menyebalkan, lalu marah-marah, lalu dingin, lalu sikapnya mendadak begitu manis, lalu kembali menyebalkan, kenapa sikapmu begitu rumit Zein.
Aku membalas pelukannya dan semakin ku tengelamkan wajahku di badannya. "Konyol! Aku membencimu! "
Aku mendengar Zein mendengus geli mendengar ucapanku dan aku merasakan tangan Zein mengelus rambutku dengan lembut.
"Maaf sudah membuatmu takut Anna,"ucapnya lagi.
Entah kenapa otakku malah lari ke pada pembalasan dendam karena sudah membuatku mati ketakutan tadi. Dengan sengaja aku membuang ingusku ke bajunya, bodo amat dengan omelannya. Ini salah siapa yang membuatku menangis begini, hah?. Ketika ku lancarkan aksiku, spontan dia melepaskan pelukannya dan menjauh dariku.
" Apa yang kau lakukan Annabelle?!" serunya sambil melihat bajunya yang terkena ingusku
Lihat kan, sifat aslinya telah kembali sodara-sodara. Aku mengusap hidungku dengan tampang kayak orang bodoh.
"Kenapa? Salah? "
Dia mengendus sebal ke arahku. Sungguh ini membuatku semakin ingin menjahilinya. Tiba-tiba aku mendengar suara cekikikan dari arah sampingku dan aku melihat pria sinting itu sedang berusaha menahan tawa dan berakhir dengan tertawa lepas karena tidak sanggup menahan tawanya.
" Kalian berdua memang sangat lucu yah." dia kembali tertawa. Melihat itu aku pun juga tertawa kecil, sementara Zein menatap sebal ke arah kami.
" Tertawa terus, sialan kau Annabelle lihat kostumku telah ternodai oleh lendir menjijikanmu itu! Bersihkan ini cepat! Aku tidak mau tampil begini depan orang banyak!" serunya sambil menatap jijik kostumnya yang telah terkena ingusku . Huahahaha.... Rasain, emang enak.
" Tinggal buka saja baju itu kok susah. Bukannya kau semakin tampan jika tidak pakai baju,hm?"
"Oh, begitu menurutmu? Baiklah aku akan membuka bajuku-disini---didepanmu---" ucapnya dengan nada penekanan
Dia mulai membuka bajunya dan mulai memperlihatkan dada bidangnya. Oh, tidak... mataku bisa tidak suci lagi nanti, aku pun menghentikan aksi Zein.
"Jangan lakukan itu disini bodoh!" seruku
"Apa? Bukannya kau bilang sendiri bahwa aku semakin tampan jika membuka bajuku?"ucapnya sambil menyeringai
"Bukan aku yang bilang itu bodoh! Itu cewek-cewek kecentilan itu yang mengerubungimu seperti gula tadi. Mengelikan."
" Sepertinya ada yang terbakar nih,"ucap Alexsander
Zein mendengar itu kembali tersenyum jahil padaku sambil menaikan sebelah alisnya. Entah kenapa aku jadi salah tingkah seperti ini. Aku berjalan mendekati pria yang merangkap sebagai psikopat tadi dan aku langsung memukulnya.
"Aku tidak cemburu psikopat gadungan !"seruku
" Hei...hei...hei apa-apaan sih. Zein hentikan perbuatan pacarmu ini "
Hah? Apa katanya tadi ? Aku pacarnya Zein si pria songong pantat wajan menyebalkan ini? . Konyol!
" Aku bukan pacarnya bodoh! " ucapku kembali memukulnya lebih keras.
Zein tertawa dan menahan tanganku untuk tidak memukul psikopat gadungan ini. "Sudahlah Annabelle. Ayo, pulang."
"Tidak! Kalian berhutang penjelasan padaku?"ucapku sambil melipat kedua tanganku di depan dada.
"Ah, iya juga,"ucap Zein sambil memasang wajah sok polosnya lagi padaku.
Pria yang bernama Alexsander itu pun berjalan mendekat ke samping pintu dan menekan tombol saklar lampu. Akhirnya semua terlihat sangat jelas, lemari yang ternyata berisi baju-baju boneka, beberapa kerangka boneka tersusun rapi dan juga ada yang sengaja digantungkan. Ada sebuah tirai yang di biarkan terjuntai menutupi apa yang ada di baliknya.
" Sebenarnya ini hanyalah boneka yang terbuat dari silikon. Aku sengaja meminta seseorang untuk mengirimkan sisa-sisa kerangka boneka di rumah lamaku pada malam hari karena aku tidak suka ada yang melihatnya sebelum aku menjualnya ke pasar."
"Dan soal bau formalin yang kau cium itu Annabelle, dia tidak sengaja menumpahkan botol berisi cairan Formalin itu saat dia membereskan tempat ini," ucap Zein
"Kenapa ada formalin disini?"ucapku sambil menyirit heran .
"Kalau itu aku tidak tau kenapa ada formalim disini," ucap Alexsander dengan wajah datar
"Dan yang dibalik tirai itu apa? "ucapku sambil menunjuk ke arah tirai berwarna hitam.
"Ah, mau lihat ?"Aku mengangguk. Dia pun berjalan mendekati tirai itu dan menyibakan tirai hitam itu. Aku melihat banyak sekali boneka-boneka lucu yang tersusun rapi disini, mulai dari ukuran yang besar dalam peti hingga yang berukuran kecil.
"Rencananya kami ingin membuka toko di sekitar sini tapi ibu belum menemukan tempat yang tepat," ucapnya
Aku mendekati boneka yang besar yang berada di peti mati. Wajahnya sangat cantik, menggunakan gaun berwarna biru dongker sedang memegang bunga mawar dan semuanya terpoles sangat bagus. Wajar saja kalau aku sempat beranggapan kalau dia menggunakan manusia sebagai replika bonekanya.
"Cantik sekali, apa ibumu juga pembuat boneka?" ucapku sambil menoleh ke arah Alexsander.
" Iya,"ucapnya
Setelah puas melihat-lihat kami pun kembali lagi ke tempat tadi. Alexander mencabut panah yang menancap di dinding bersamaan dengan kain putih kecil yang ikut tertancap tadi.
"Zein, sepertinya kau harus menganti celana dalam bonekaku yang sudah bolong akibat ulahmu,"ucapnya sambil memperlihatkan celana dalam kecil yang sudah bolong
Spontan tawaku meledak mendengar ucapannya, sementara Zein hanya nyengir sambil memegang bagian belakang kepalanya. Sumpah ini namanya doubel kocak, bayangkan dalam satu hari aku bisa melihat perbuatan konyol dari tuan muda Zein Rendy Arffick. Sepertinya malam halloween kali ini adalah malam halloween paling konyol yang pernah ada. Mari kita ucapkan Hallo Halloween yang penuh kegilaan.
bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top