16. Cinta Buta

Hi guys, sori lama update😬😬

Coba tebak dari 6 alasan di bawah ini yg bikin gue lama update itu apa?

1. Nggak dapat ide 😭😭

2. Sibuk gosip di grup line 😜😜

3. Malas ngetik 😫😫

4. Baca novel atau nonton film 😎

5. Kencan sama CEO. *dilarang menghujat author guys 😂😂

6. Sibuk lamar kerjaan 😒😒

Btw, yg lagi mau mudik pulang kampung. Hati² di jalan ya, semoga selamat sampai tujuan. Amin.

Oke deh happy reading. Cekidot!!!

....
....
....
....

Katakanlah Flopia wanita yang bodoh karena memberi kesempatan ke dua untuk seorang playboy seperti Pramuda. Namun perlu diketahui bahwa saat jatuh cinta, maka bagian otak dari manusia yang mengontrol pikiran akan mengalami sedikit gangguan. Itulah mengapa ada istilah 'cinta buta' karena itu memang benar adanya.

Cinta buta memang dapat membuat manusia kehilangan akal sehat. Wajah yang jelek akan terlihat cantik atau tampan dan akhlak yang buruk akan terlihat baik. Kenapa? Karena cinta sudah membutakannya.

Benar atau tidaknya, namun rata-rata kaum wanitalah yang paling sering mengalami cinta buta. Wanita terlalu berpikir dengan menggunakan perasaannya. Sehingga jika diberikan sentuhan sedikit yang berbau perasaan maka logika wanita seketika akan lemah. Jadi berapa banyak pun orang yang menasehatinya mengenai pria yang dicintainya, tetap saja ia tidak akan mau mendengar. Karena perasaannya sudah dikuasai oleh orang yang ia cinta.

Itulah yang kini Flopia rasakan, seluruh ruang hatinya sudah dipenuhi oleh Pram. Seperti saat ini, Flopia sedang tersenyum sendiri di dalam kamar sambil membalas pesan dari pria itu. Bahkan ia tidak menyadari kehadiran Lusi yaitu Mama kandungnya, yang sudah memperhatikannya sedari tadi.

"Lagi sms'an sama siapa sih? Kenapa belum tidur?" Tanya Lusi tersenyum lembut.

Flopia terduduk di atas ranjang dan membalas pertanyaan Mamanya. "Iya bentar lagi Ma, ini lagi chat sama Pram."

Setiap sabtu sore Flopia akan pulang dan menginap di rumah orang tuanya. Lalu di hari minggu sore dia akan kembali ke Medan lagi. Aktivitas itu dia lakukan dua minggu sekali untuk mengunjungi dan melihat keadaan Mamanya yang sekarang sudah serumah dengan Vina, istri simpanan Tama.

"Apa dia kekasihmu? Kenapa kamu nggak pernah cerita ke Mama kalau sudah punya pacar Flo?"

Flopia menyengir menampilkan deretan gigi putihnya. "Kapan-kapan deh Ma. Lagian dia juga lagi sibuk jaga di rumah sakit."

"Pacar kamu dokter?"

"Calon dokter, dia masih koas."

Lusi mengangguk paham dan membelai rambut putrinya itu. "Mama senang kamu bisa membuka hati dan menjalin hubungan dengan lawan jenis. Mama pikir kamu bakalan trauma dengan yang namanya lelaki karena melihat kondisi keluarga kita yang hancur berantakan karena kelakuan minus Papamu."

"Awalnya sih Flo juga mikir gitu Ma. Tapi Pram pintar banget ngambil tempat di hati Flo. Dia bisa bikin Flo jatuh cinta Ma."

"Apa kamu bahagia dengan dia?"

Flopia menghela napas dan membaringkan kepalanya dipangkuan Lusi. "Campur aduk Ma, kayak nano-nano. Kadang sedih, senang, galau, tertawa, marah dan lain sebagainya."

"Mau dengar saran Mama?" Tanya Lusi pada putrinya.

"Saran apa?"

"Mama nggak mau kamu salah dalam memilih pasangan. Belajarlah dari kesalahan Mama. Jadi, seandainya dalam suatu hubungan kamu lebih banyak merasa sakit daripada bahagia, lebih baik putuskan saja. Nggak ada gunanya bertahan dalam hubungan yang hanya bisa memberikan air mata. Pintarlah memilih pasangan untuk mendampingmu kelak. Carilah orang yang mau menghapus air matamu dan selalu memperjuangkan senyuman dibibirmu."

Flopia terdiam. Dia me-review kembali hubungannya dengan Pramuda selama tujuh bulan ini. Empat bulan pertama, mereka baik-baik saja. Sampai kejadian Pram yang ketahuan berselingkuh dengan wanita lain dan membuat mereka berdua ribut. Hingga akhirnya Pram emosi dan merenggut kesucian Flopia secara paksa.

Tapi kini, mereka berdua sudah berbaikan kembali seperti dulu. Pramuda menyanggupi semua syarat yang diminta oleh Flopia. Tidak ada selingkuh, tidak ada ciuman bibir dan tidak ada bercinta. Dan Pramuda berhasil mulus melewatinya selama tiga bulan ini setelah kejadian tersebut.

"Ma...." Flopia menggenggam tangan Lusi, sehingga belaian di rambutnya terhenti. "Pram itu playboy. Apa Flo salah kalau jatuh cinta dengannya? Flo nggak bisa mengatur kapan dan dengan siapa Flo harus cinta. Hati Flopia yang sudah memilih pria itu, padahal Flo tahu benar kalau dia berpotensi besar untuk menghancurkannya."

"Lalu kenapa kamu tetap memilihnya?" Tanya Lusi bingung.

"Flopia cinta sama Pram. Dia bilang akan berusaha untuk menjadi lebih baik. Flopia menghargai niatnya itu dengan cara memberi kesempatan kedua padanya."

"Papa dan Mama juga dulu saling cinta, tapi coba kamu lihat sekarang? Cinta Papamu memudar seiring berjalannya waktu."

Flopia bangkit duduk dan menatap Lusi dengan serius. "Lalu kenapa Mama masih bertahan di rumah ini? Kenapa Mama mau tinggal serumah dengan wanita simpanannya Papa? Flo saja jijik lihat Papa menggendong anak haramnya dari Vina itu!"

"Kamu boleh membenci Vina tapi tidak dengan anaknya yang tak berdosa. Bagaimanapun dia itu adik lelakimu."

"Najis! Sampai mati pun, Flo nggak mau mengakuinya sebagai adik. Karena kehadirannya keluarga kita hancur, bagaimana mungkin Mama nyuruh Flo menerima dia dengan tangan terbuka?" Tanya Flopia yang merasa jengkel dengan Lusi. "Jadi apa alasan Mama belum bercerai dengan Papa?"

"Kamu pikir, Mama tidak sakit hati melihat Vina menempati kamar yang seharusnya menjadi milik Mama?" Lusi melempar pertanyaan itu dengan suara bergetar. "Hati Mama jauh lebih sakit dan hancur dari yang kamu rasakan. Tapi Mama tidak mau menunjukkan kesedihan Mama di depan Vina. Wanita itu pasti akan bahagia jika melihat Mama lemah. Alasan Mama kenapa masih di sini karena kamu sayang."

"Maksud Mama apa?"

"Enam bulan lagi masa jabatan Papamu sebagai DPRD akan berakhir.
Dan Papamu meminta Mama untuk membuat keluarga kita tampak bahagia di depan masyarakat. Karena Papamu berencana untuk mencalonkan diri kembali agar bisa menjabat sampai dua periode ke depan nantinya."

"Jadi Mama dan Papa batal bercerai sampai masa pencalonan Papa?"

Lusi bergeleng pelan. "Kami sepakat bercerai sampai kamu dipinang oleh lelaki. Mama melakukan itu semua demi kamu. Jika Papamu menjabat kembali, otomatis masa depanmu lebih terjamin Flo."

"Ma... Flo bisa berdiri dengan kaki sendiri tanpa adanya jabatan Papa."

"Iya Mama tahu. Tapi situasi keluarga kita sekarang berbeda. Apalagi kamu anak perempuan, yang suatu hari akan menikah. Saat melamar, keluarga pihak laki-laki akan bertanya kamu lulusan apa? Bekerja di mana? Siapa kedua orang tuamu? Kalau mereka tahu kamu berasal dari keluarga yang tidak utuh, mereka akan memandangmu dengan sebelah mata. Mama tidak mau hal itu terjadi sayang. Tidak masalah Mama tersakiti, yang penting kamu bisa diterima keluarga calon suamimu dengan baik dan terhormat."

Flopia meneteskan air matanya. Dia begitu terharu dengan pengorbanan Mamanya yang begitu besar untuknya. Dengan sesenggukan ia memeluk tubuh Lusi begitu erat. "Terimakasih Ma... Terimakasih banyak. Maaf kalau Flo hanya bisa menjadi beban Mama selama ini. "

Lusi mengecup puncak kepala putrinya itu dan menghusap punggungnya dengan sayang. "Kamu anugerah buat Mama dan Papa. Maafkan kami berdua karena tidak bisa memberikanmu contoh keluarga yang baik. Percayalah, walaupun Mama dan Papa bercerai, kami tetap kedua orang tuamu. Kami akan selalu berusaha memberikan yang terbaik padamu. Dan Mama selalu berdoa kepada Tuhan, supaya kelak kamu tidak mengalami apa yang Mama rasakan. Kamu anak yang baik jadi kamu pantas mendapatkan lelaki yang baik juga."


*****


Ini minggu ke enam Pramuda sebagai koas di stase Ilmu Penyakit Dalam atau Interna. Pram sangat pintar membagi waktu antara belajar dan pacaran. Bahkan tubuh Pram selalu sehat saat menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa koas. Bayangkan seminggu berjaga di Poli, setiap harinya ia harus mengumpulkan dan mendiskusikan satu status pasien. Begitupun saat berotasi di Bangsal, ia harus mengumpulkan dan mendiskusikan tiga status pasien, lengkap dengan pengkajian dan follow up-nya.

Intinya, selama sembilan minggu di stase IPD Pram harus mengumpulkan tiga puluh status lengkap pasien. Belum lagi tugas untuk membuat makalah dan presentasi kasus. Dan terakhir tugas untuk membuat EBCR (evidence based case report) yang dibimbing oleh seorang konsulen.

Tapi begitulah resiko untuk sekolah kedokteran. Kalau tidak mau capek ya jangan jadi koas, kalau tidak mau jatah tidurnya berkurang ya jangan jadi koas, kalau tidak mau jadwal liburnya terganggu ya jangan jadi koas. Mudah saja.

Pram meletakkan stetoskop-nya di atas meja sambil duduk di sebelah Bian yang sibuk menulis terapi pasien di catatan bukunya.

"Dari tadi ponselmu bergetar terus," Seru Bian pada Pram namun tetap fokus menulis.

Pram langsung mengecek ponsel yang ia letakkan di samping buku obstetri miliknya. Ada 100 chat yang masuk, satu diantaranya adalah chat Flopia yang dikirim setengah jam yang lalu.

Kesayanganku
Yank... Aku pulang ke rumah Papa dulu. Minggu sore aku balik lagi ke Medan. Dilarang selingkuh! Aku bakal hubungi kamu di jam tertentu. Jadi pastikan hp kamu aktif dan menjawabnya!

Pramuda tersenyum membaca chat tersebut. Semenjak kejadian tiga bulan yang lalu, Flopia menjadi lebih posesif padanya. Setiap bertemu, Flopia akan selalu mengecek ponsel miliknya. Bahkan Pram wajib membuka bajunya hanya untuk melihat ada bekas cumbuan atau tidak.

Pramuda Prasaja
Hati-hati nyetir mobilnya Yank, jangan ngebut. Kalau mau telepon boleh, tapi harus tengah malam ya, jam 12 ke atas. Soalnya aku lagi jaga malam.

Tak sampai dua menit, Flopia langsung membalasnya kembali.

Kesayanganku
Aku udah nyampe di rumah setengah jam yang lalu. Btw, kok kamu jaga malam lagi? Bukannya udah dua hari yang lalu kamu jaga malam juga? Kamu bohong pasti kan? Bilang aja kamu lagi malam mingguan sama cewek lain, pake nyuruh aku telepon jam 12 malam biar kamu bebas selingkuhkan?!

Pramuda Prasaja
Semerdeka kamu deh Yank, aku lagi capek. Malas ribut. Aku kangen cium kamu. Kangen peluk juga :(

Kesayangan
Tuh kan! Kamu emang brengsek!
Tapi kok aku tetap cinta ya? Apa ini yg namanya cinta buta :(

Pramuda Prasaja
Salah emot Yank. Harusnya pakai kaca mata hitam 😎 nah tinggal kasih tongkat aja. Udh cocok jadi orang buta.

Kesayangan
Nggak lucu! 

Pramuda Prasaja
Hufft... Yaudah maaf.

Kesayangan.
Telepon sekarang!

Pramuda Prasaja
Nggak bisa Yank, aku lagi jaga ini. Balas chat kamu aja sembunyi².

Kesayangan
Alasan! Bilang aja lagi berduaan sama cewek lain di hotel.

Pramuda Prasaja
Lama² aku bosan kalau dituduh selingkuh terus Flo. Di sini aku lagi berjuang menahan napsu, biar dapat kepercayaan dari kamu lagi. Tapi kamu malah nuduh aku yang negatif. Kalau masih terus nuduh kayak gitu, mending aku beneran selingkuh. Mau?
Kesayangan
Jangaaaaaaannnn!!!

Pramuda Prasaja
Jangan apa?

Kesayangan
Jangan selingkuh Yank huhuhu :(
Kirim foto sebagai bukti kamu lagi jaga malam. Baru aku percaya.

Pram mendengus membaca balasan chat kekasihnya. Namun walaupun kesal, ia tetap melakukan perintah itu untuk meyakinkan Flopia. Pertama dia mengambil fotonya sendiri, lalu foto Zee yang sedang menensi pasien dan terakhir Bian yang sibuk dengan catatannya. Setelah itu Pram mengirim gambar tersebut ke Flopia.

Kesayangan
Hehehe 😁😁😁

Pramuda Prasaja
Nggak usah haha hehe hihi!

Kesayangan
Selamat bertugas dokter muda. Sini Yank aku kiss dulu 😘😘😘

Pram tersenyum sambil meletakkan kembali ponselnya ke meja. Lalu dia menoleh ke arah Bian yang sedang mengernyitkan kening menatapnya.

"Naksir sama aku? Kok gitu amat lihatnya?" Gurau Pram.

"Najis!" Balas Bian.

"Terus kenapa sampe gitu amat mandangnya tadi?"

Bian berhenti menulis dan meletakkan penanya. "Kamu beneran cinta sama cewek yang namanya Flopia itu?"

"Cinta sih belum, tapi aku sayang sama dia. Jujur saja Bian, walaupun aku sering gonta-ganti cewek tapi belum pernah sekalipun aku merasakan apa itu cinta."

"Sudah sejauh apa hubunganmu dengan Flo?"

Pram menghusap tengkuk belakangnya sambil menoleh ke arah kanan dan kiri, takut ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua.

"Kami sudah pernah tidur bareng. Hem... Lebih tepatnya aku memaksanya untuk bercinta denganku."

"WHAT?!!!" Pekik Bian tak percaya.

Spontan tangan Pramuda menutup mulut Bian yang sempat membuat beberapa mata menoleh ke arah mereka berdua. "Nggak usah lebay kagetnya," Ujarnya sambil melepaskan tangan.

"Maaf, aku kaget sumpah. Tapi itu pemerkosaan namanya kalau kamu paksa dia."

"Iya aku tahu aku salah. Dan aku merasa lebih brengsek lagi saat dia menginginkan bentuk tanggung jawab dengan sebuah pernikahan. Aku nggak bisa kasih itu. Aku belum siap untuk nikah muda, kamu ngerti kan maksud aku?"

Bian mengangguk paham. "Iya aku ngerti. Nikah itu nggak segampang nyoblos hymen anak gadis orang. Cuma ya Pram... kalau belum mau menikah muda, ngapain kamu nyoblos anak perawan semacam Flopia yang lugu begitu? Kasihan sumpah."

"Aku udah mengaku salah dan minta maaf sama dia, Bian. Waktu itu aku lagi emosi dan khilaf."

"Terkadang nafsu memang bisa membuat kita bahagia, tapi kebahagiaan itu hanyalah sesaat.Berbeda dengan cinta yang tulus dan suci yang mampu memberi kebahagiaan seutuhnya. Jadi saranku, belajarlah untuk mencintai Flopia. Wanita sebaik dan selugu itu pantas untuk dicintai bukan untuk disakiti," Ucap Bian sambil menepuk bahu kiri sahabatnya itu.

24-Juni-2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top