Room 7
Yuhuuuu! update lagi nih ^^ kemarin2 aku janji double update kan ya? tapi karena baru sempat sekarang jadi hari ini aku bakal triple update ehehe
Komen sebanyak2nya ya ^^
•
•
Santa mengamati Blue yang terduduk di depannya. Berkat bujukan calon mama mertua, Santa bersedia sarapan bareng keluarga Soedarjo. Dia senang bukan main karena bisa menikmati wajah cool sekaligus keren seorang Blue Soedarjo. Di samping Blue, ada Green yang dengan malasnya melahap santapannya.
"Blue, nanti sore kamu bisa jemput Gold nggak? Adikmu baru pulang dari Seoul nanti sore. Selama liburan semester dia pulang," tanya Asyera kepada putranya.
"Nggak. Sibuk, Ma."
"Sibuk ngapain sih? Paling juga galauin Nine," celetuk Green mengejek.
"Green!" Asyera memelototi Green—berharap putranya bisa mengerem setiap kalimat yang dilontarkan. "Berarti biar Mama sama Papa aja yang jemput."
"Kenapa sih, Ma? Emang bener, kan? Ngapain mesti ngelak? Padahal Nine udah bahagia sama suaminya, buat apa coba dipepet mulu," lanjut Green belum puas.
"Greenish!" bentak Asyera.
Santa yang sedari tadi mengamati raut wajah Blue—berubah menjadi kesal bercampur masam—segera menyela, "Tante, ini nasi gorengnya enak banget. Aku suka deh. Kapan-kapan ajarin aku buat ini ya, Tante."
"Boleh, Sayang. Kalau besok Green nggak ada jadwal, Tante bisa ajarin kamu," balas Asyera, yang segera mengerti tindakan Santa barusan.
Tiba-tiba Blue bangkit dari tempat duduknya. "Aku udah selesai. Pergi dulu ya, Ma dan Papa." Lalu, Blue pergi berlalu meninggalkan ruang makan.
Setelah Blue pergi, Asyera bangkit dari tempatnya dan menghampiri Green, lalu memukul punggung putranya dengan gemas. "Kamu nih! Harusnya kamu hibur dong adikmu, bukan diledekin begitu, Green!"
Santa berdiri dari tempatnya. "Aku aja yang hibur, Tante."
"Makan dulu, San. Biarin aja. Blue suka gitu kalo menyangkut Nine. Sensitif banget kayak pantat bayi," ucap Green.
"Iya, gara-gara kamu juga!" omel Asyera.
"Aku udah selesai kok. Aku susul Blue dulu ya, Tante dan Om. Nanti aku balik lagi," pamit Santa penuh semangat.
Green dan Asyera agak terkejut ketika menyadari nasi di piring Santa sudah habis tak tersisa. Apa mungkin efek ingin menghibur dan berbincang dengan Blue jadinya cepat selesai? Baru kali ini mereka melihat ada perempuan yang dengan semangatnya ingin menghibur Blue.
Di sisi lain, Santa yang sudah meninggalkan dapur langsung beranjak menuju garasi. Di sana ada beragam jenis mobil yang dikoleksi Hendrako Soedarjo. Beberapa di antaranya milik Green dan Blue. Keluarga Soedarjo ini memang tajir melintir.
Santa menemukan pujaannya duduk di dalam mobil Range Rover terbaru. Syukurlah Blue belum pergi meninggalkan rumah. Tanpa membuang waktu lebih lama dia menghampiri Blue sambil menunjukkan senyum lebar seperti biasanya.
"Blue, mau pergi sekarang ya?" tanya Santa begitu berdiri di sisi Blue duduk.
"Iya. Kenapa, San?"
Santa menggeleng. "Mau ngucapin selamat jalan dan hati-hati."
"Thank you. Kamu juga."
Santa merasa Blue agak berbeda. Entah Blue memang sedang bersikap tidak bersahabat atau efek mood yang mendadak anjlok akibat ulah Green. Yang pasti Santa merasakan perbedaan sikap Blue kemarin dan sekarang. Apa mungkin Green memiliki masalah? Tidak mau memikirkan lebih jauh, Santa merogoh permen yang selalu dia siapkan di dalam saku celana jinsnya.
"Blue, ulurkan tangan kamu deh," pinta Santa.
Blue mengulurkan tangannya. Dia mengamati Santa yang membalik telapak tangannya dan meletakkan sesuatu di atasnya. Ada senyum lebar yang terukir di wajah ceria Santa seperti biasa. Dia melihat permen rasa coca-cola yang diberikan Santa padanya.
"Semangat dalam menjalani hari ini, Blue. Semoga harimu menyenangkan!" ucap Santa dengan penuh semangat tentunya.
"Makasih, San. Kamu juga harus semangat. Kalo Green aneh-aneh kamu toyor aja kepalanya. Dia nggak perlu dikasihani," balas Blue.
Santa terkekeh pelan. "Tenang aja, Green nggak akan aneh-aneh. Kalo dia aneh-aneh nanti aku banting pakai ilmunya The Rock!" Dia menaikkan kedua tangan ke udara demi memperlihatkan bisep kecil miliknya supaya terlihat macho.
Blue tertawa kecil. Satu tangannya mendarat sempurna di kepala Santa dan mengacak-acak rambutnya. "Thank you, San. Aku terhibur."
Santa senang dapat melihat Blue tertawa. Dia lebih senang saat Blue mengacak-acak rambutnya. Setelah ini dia takkan mencuci rambutnya seminggu penuh. Pokoknya rambutnya adalah aset penting!
"Semangat, semangat!" ucap Santa kembali menyemangati Blue. "Fighting, Blue!"
"Iya, Santa. Sekali lagi makasih ya. Aku pergi dulu. See you later."
Santa mundur sedikit, membiarkan Blue mengemudikan mobilnya keluar dari garasi. Setelah mobil Blue sudah menjauh, Santa melompat kegirangan seperti anak kecil yang bertemu idolanya.
"Ya, Tuhan! Blue acak-acak rambut gue!" teriaknya gembira.
🗝️🗝️🗝️
Santa menguap berulang kali saat menunggu Green dan Ruben menjadi bintang tamu acara Cooking In Minute. Sementara personel lainnya sedang tidak ada jadwal dan menetap di basecamp. Setelah lelah menunggu cukup lama, akhirnya acara selesai. Santa hampir tertidur lelap kalau tidak dibangunkan Om Damon.
"Lo ngantuk, San?" tegur Green.
Santa mengangguk.
"Yah... baru aja kita mau—"
"Hai, Santa." Kamayel datang menginterupsi obrolan yang baru akan dimulai. Wajah tampan dan lesung pipi nan menggoda itu mengarahkan tatapannya kepada Santa.
"Hai, Mayel," sapa Santa sambil tersenyum ramah.
Ruben menyenggol bahu Green memberi sinyal untuk segera melindungi asisten mereka. Namun, Kamayel semakin maju seolah tidak memperdulikan keberadaan mereka berdua. Dengan beraninya Kamayel mengulurkan paper bag kepada Santa.
"Ini hadiah untuk kamu," ucap Kamayel.
"Makasih banyak, Mayel. Ini bahan masakan ya? Atau, jangan-jangan panci?"
Kamayel terkekeh. "Bukan. Itu makanan udah jadi. Saya siapin pagi-pagi. Tadinya mau kasih kamu sebelum mulai syuting, tapi nggak sempat. Semoga kamu suka ya."
"Pasti suka dong!" Santa mengacungkan ibu jarinya, masih mempertahankan senyum lebar sampai lesung pipinya terlihat. "Sekali lagi makasih banyak, Mayel. Semoga hari kamu menyenangkan!"
"Pasti menyenangkan. Makasih ya, Santa. Kalau begitu saya pamit. See you." Kamayel melempar senyum kepada Green, Ruben dan Om Damon lebih dahulu sebelum akhirnya pergi bersama managernya.
"Kelihatannya Kamayel naksir kamu, San," ucap Om Damon.
"Masa sih, Om? Bukannya Kamayel nggak suka perempuan?"
"Kata siapa? Kamayel pacarnya cantik-cantik lho!"
"Green bilang belakangan Kamayel naksir laki-laki." Santa dengan polosnya menunjuk tersangka utama. Green cuma nyengir tanpa dosa tanpa mengatakan apa-apa. "Jadi Kamayel masih naksir perempuan?"
Om Damon geleng-geleng kepala. "Kamu jangan terlalu percaya sama Green. Kamayel naksir perempuan. Seratus persen straight. Kalau dia sampai kasih kamu makanan berarti ada something. Soalnya gelagatnya agak mencurigakan waktu ketemu kamu."
"Perasaan Om aja kali." Santa mengalihkan pandangan pada isi paper bag, mengintip sedikit karena penasaran. "Ayo, Om. Aku bagi makanannya. Kelihatannya enak."
"Gue sama Ruben nggak dikasih nih?" serobot Green.
"Kalau cukup ya bisa aja."
"Ya udah, kita balik dulu. Makannya nanti di rumah," ajak Om Damon.
Tak perlu berlama-lama mereka segera meninggalkan lokasi syuting. Baru tiba di pelataran parkiran, tiba-tiba ada suara teriakan yang cukup keras memanggil. "Santa, tunggu dulu!"
Santa menoleh, mendapati Kamayel mengatur napas setelah tiba di depannya. "Kamu habis lari? Kenapa, Mayel?"
"Boleh saya ngajak kamu dinner nanti malam?" tanya Kamayel.
Green dan Ruben syok mendengar ajakan Kamayel yang dilontarkan kepada Santa. Mereka menjadi was-was karena takut Santa setuju. Gadis itu selalu bersikap polos dan setuju dengan apa pun.
Santa menarik senyum. "Maaf, nanti malam aku nggak bisa."
"Bagaimana dengan besok?" tanya Kamayel lagi penuh harap.
Santa mengangguk. "Boleh."
Kamayel spontan mengucapkan kata 'yes' sampai Santa bisa mendengarnya dengan jelas. Detik selanjutnya Kamayel berkata, "See you tomorrow, Santa."
🗝️🗝️🗝️
Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar kalian<3<3
Follow IG: anothermissjo
Santa cangtip banget ya >_<
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top