Room 6

Bonus untuk kalian hari ini❤️❤️❤️

Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya ^^ vote juga jangan lupa❤️❤️ besok aku beneran double update ehehe

Blue duduk memandangi Nine yang berada di depannya. Mereka berdua sedang makan siang bersama di restoran milik Nine yang baru saja dibuka. Nine menggunakan tenaga koki-koki handal untuk memasak makanan di restorannya.

"Gimana masakannya, Blue? Enak nggak?" tanya Nine penasaran.

"Enak. Kamu pintar aja milih koki," jawab Blue sambil melahap santapannya.

"Iya dong demi kelancaran usaha." Nine menarik senyum berbangga hati. "Omong-omong, kamu sama Santa udah pacaran berapa lama? Kalian nggak ada niatan mau nikah?"

"Nanti kalo mau nikah tiba-tiba ditinggalin. Mending nggak usah sekalian," sindir Blue sekenanya.

Nine terkejut tapi berusaha santai. "Kamu masih marah sama keputusan aku soal menikah waktu itu?"

"Nggak tuh." Blue meletakkan alat makannya di atas meja. "Masih nggak nyangka aja. Bertahun-tahun ngajak balik nggak taunya kamu milih yang lain. Mana suami kamu pernah pacaran sama laki-laki," lanjutnya dengan nada tegas.

"Blue, kamu tau nggak kenapa aku pilih Rafdi?"

"Nggak. Kalo boleh nebak pasti karena dia berusaha lebih keras dibanding aku. Iya, kan?" tebak Blue.

Nine menggeleng. "Bukan. Alasannya karena dia dewasa. Aku butuh sosok yang bisa mengayomi aku dan Rafdi orangnya. Dia bisa memahami, mendukung dan menghormati semua keputusan aku. Aku suka cara berpikirnya yang terbuka dan dewasa. Terlepas apa pun masa lalunya, aku tetap mencintai Rafdi. Semua hanya masa lalu dan aku bahagia menjalani kehidupan sekarang dengan dia."

Blue langsung tidak nafsu makan. Dia mendorong piring menjauhinya. Hatinya sakit. Dadanya sesak.

"Maksud kamu, aku nggak dewasa?" tembak Blue kesal.

"Menurut kamu gimana?" Nine tetap santai. Dari cara Blue mendorong piring dia tahu laki-laki itu kesal. "Aku harap kamu nggak masukin omongan aku ke dalam hati. Tapi benar, kamu masih kekanakan. Aku merasa nggak menemukan yang inginkan selama kita pacaran. Aku berusaha mendengarkan kamu, tapi kamu nggak begitu. Kamu selalu bertindak seenaknya."

Blue bangkit dari tempat duduknya. "Terus kalo kamu tau aku begitu, kenapa kamu masih hubungin aku minta tolong? Kamu tau nggak sih, itu kayak memberi aku harapan."

Nine mendongak menatap Blue. Dengan santai dia menjawab, "Kamu udah kayak adik aku, Blue. Aku hubungin kamu bukan untuk kasih harapan, aku memang benar-benar minta tolong karena nggak ada siapa-siapa yang bisa bantu aku saat itu. Aku minta maaf kalau kamu merasa begitu."

Cukup sudah. Blue semakin mangkel. "Jangan pernah hubungin aku lagi. Mau kamu minta tolong kek, ngapain kek, terserah! Aku nggak mau lihat kamu lagi."

Nine tetap mempertahankan senyumnya. "Blue, ini sikap yang aku maksud menjadi salah satunya. Kamu selalu emosian. Tolong pahami kata-kata aku. Sekali lagi aku minta maaf."

Blue tidak mengatakan apa-apa dan pergi begitu saja meninggalkan Nine. Dia kesal. Bahkan sudah sampai membuat kepalanya mendidih seperti air yang dimasak.

🗝️🗝️🗝️

Santa menguap berulang kali saat menunggu band Overtime menghadiri acara talk show di salah satu stasiun televisi. Acara live-nya pagi. Bintang tamunya tidak hanya band Overtime tapi juga personel boyband Your Lover. Nampaknya bukan dia saja yang mengantuk tetapi juga Green yang tampak bosan dengan kegiatan melelahkan ini.

"Kamu Santa ya?" sapa seorang perempuan dari samping.

Santa menoleh dan terkejut melihat sosok cantik jelita yang tersenyum ramah padanya. Sayangnya dia tidak tahu siapa perempuan itu. Dia tidak mengikuti perkembangan dunia hiburan di Indonesia. Sudah tidak tahu apa-apa dia malah sok mau jadi manager band Overtime.

Perempuan itu melihat ada kebingungan di raut wajah Santa. Oleh karena itu dia mengulurkan tangannya. "Saya Ataphy, manager boyband Your Lover."

Santa tidak tahu siapa saja personel boyband Your Lover meskipun ada di depan mata. Dia tidak terlalu menyimak nama personelnya karena mengantuk. Sialnya Mas Damon sedang keluar dari studio mengangkat telepon. Setelah ini dia perlu bertanya-tanya kepada Green karena jika tetap tidak tahu apa-apa maka dia ketinggalan terus.

Sambil menyambut uluran tangan perempuan itu Santa berkata, "Saya Santa. Salam kenal."

"Kamu cantik banget. Oh, iya, saya langsung bilang aja ya. Ini terdengar aneh sih, tapi boleh saya minta nomor kamu?"

Santa mengangkat satu alisnya. "Nomor ponsel saya?" Melihat Ataphy mengangguk, dia melanjutkan, "Boleh. Ini nom––"

"Nggak boleh," sela Zidane tiba-tiba.

Santa menoleh ke samping kiri. "Eh? Ini syutingnya udah selesai?" tanyanya heran.

"Lagi break bentar." Zidane yang sedari tadi menangkap sinyal Ataphy mendekati Santa dari atas panggung langsung bertindak begitu break sebentar dan begitulah akhirnya dia muncul di samping Santa.

"Posesif banget sih sama asisten baru," kekeh Ataphy. "Santa izinin lho, Zid. Masa kamu nggak kasih?"

Zidane berdecak. "Ini Mbak Atap minta nomor disuruh siapa? Willy? Ramanda? Kalo mau kenalan suruh minta sendiri aja, Mbak."

"Bener ya?" tantang Ataphy.

Zidane buru-buru merangkul pundak Santa. Dia panik. Bisa-bisa kalau beneran berani minta secara langsung, rencana mereka mendekatkan Santa dengan Blue gagal. Mereka sudah sekompak itu ingin Santa berjuang mendapatkan cintanya. Takutnya di tengah jalan Santa malah oleng digoda yang lain. Sebab dia mendengar kabar dari Ruben, chef seganteng Kamayel minta nomor Santa. Entah untuk apa tapi pasti ada udang di balik rempeyek.

"Santa udah punya pacar, Mbak," tegas Zidane memasang wajah pura-pura serius.

"Belum punya suami, kan? Selagi janur kuning belum melengkung, nggak masalah dong?" canda Ataphy menggoda Zidane.

"Kenapa nih ramai bener?" sela Green.

"Itu Mbak Ataphy mau minta nomor Santa buat anak asuhnya. Pasti kalo nggak Willy, ya Ramanda," sahut Zidane.

"Duh, Mbak. Mau aja disuruh minta nomor orang sama mereka. Suruh mereka minta––"

"Halo. Santa ya?" potong seorang laki-laki. Ataphy langsung menarik senyum lebar seolah bangga anak asuhnya muncul.

"Eh, Manda," sapa Green.

"Halo. Iya, betul. Kamu..." Santa memberi jeda dalam kalimatnya menunggu laki-laki itu mengenalkan namanya. Tak ada semenit, dia mendengar laki-laki itu menyebutkan nama. "Saya Ramanda."

Zidane berbisik ke telinga Green. "Willy dan Ramanda gece banget kalo ada yang cantiknya selangit. Radarnya kuat ya." Kalimatnya dibenarnya dengan anggukan Green.

"Maaf ya kalo terdengar agak lancang. Saya mau minta––"

"Sayang!" seru Arik, yang kemudian mendorong Zidane agar menjauh dan merangkul pundaknya. "Lagi bahas apa nih ramai begini?"

Green dan Zidane melempar tatap bingung. Mereka ingin mendengarkan dulu apa yang akan Arik lakukan, baru diikuti.

"Sayang?" tanya Ramanda.

"Iya. Ini pacar gue. Belum banyak yang tau sih, soalnya baru banget jadian," jawab Arik. Dia melirik Santa yang tampak bingung dan mengedipkan mata dua kali untuk memberi tanda agar mengikuti drama ala-ala ini. Santa sendiri masih terlihat bingung.

"Tuh, Mbak. Arik pacarnya Santa makanya aku bilang nggak boleh minta nomornya," serobot Zidane.

"Gue pikir lo nggak naksir perempuan, Rik. Nggak nyangka pacarnya cantik banget," ledek Ramanda sambil senyum miring.

"Tampol, Rik! Gue dukung lo," bisik Green dari belakang tubuh Arik. Lalu, ditimpali juga oleh Zidane. "Tinju aja tuh mukanya yang ngeselin. Sok ganteng. Gue aja yang ganteng nggak banyak tingkah."

Bukannya Arik mau mukul, dia malah menahan tawa. Dua kompor meleduk itu paling bisa mencairkan suasana.

"Gue sengaja nggak pacaran soalnya baru nemu berlian sekarang. Sori nih, Manda," balas Arik.

"Ya udah deh kalo gitu. Sampai ketemu, Santa. Kalo bosen sama Arik, nanti hubungi saya ya. See you later," pamit Ramanda, yang kemudian diikuti Ataphy setelahnya.

"Kalian kenapa sih? Kok nggak boleh ngasih nomor telepon?" tegur Santa sembari menurunkan tangan Arik dari pundaknya, lalu memandangi ketiga personel itu bergantian.

"Duh, San. Lo nggak tau sih Manda playboy banget. Bisa-bisa bunting duluan kalo kenal sama dia. Gue sama yang lain nggak mau lo kenalan sama manusia kayak gitu. Jangan asal kasih nomor ponsel lo sama orang baru even mereka ramah," jawab Zidane.

"Setipe sama Green deh," celetuk Arik.

"Sialan lo!"

"Oh, gitu. Gue pikir itu buat Kak Atap," ucap Santa.

"Jangan polos-polos banget kenapa, San. Kalo begini rencana lo buat deketin Blue bisa gagal. Jangan sampai lo lupa tujuan awal. Inget, kan?" sambung Green.

"Ingat kok. Mau seganteng apa pun, gue tetep cinta mati sama Blue. Kalian tenang aja!" seru Santa penuh semangat. "Gue nggak akan lupa tujuan awal. Jadi jangan khawatir. Oke?"

Mereka bertiga bernapas lega. Entah sejak kapan mereka jadi shipper Blue dan Santa secara alami.

"Btw, lo udah kenalin diri sebagai pacarnya Santa. Ini pasti ada aja yang kasih info ke tukang gosip. Gimana tuh, Rik?" tanya Zidane.

"Anjir! Gue lupa. Terus gimana dong?"

"Mau nggak mau selama Santa nemenin kita berarti lo harus pura-pura mesra sama dia," saran Zidane. "Lagi gaya-gayaan sih lo bantuin Santa pakai ngomong begitu."

Santa menyahuti, "It's okay. Gue nggak masalah. Jadi biar nggak ada yang minta nomor ponsel lagi."

"Bahagia kan lo akhirnya punya pacar bohongan? Jangan digebet beneran. Awas lo!" kecam Green.

"Ya elah. Cinta gue juga cuma buat Adora kali," balas Arik sembari menyugar rambutnya ke belakang. Beberapa penggemar yang datang untuk mendukung berteriak histeris seolah melihat Arik telanjang.

"Adora tuh yang mana sih?" tanya Santa ingin tahu.

"Adora itu sepupunya Nine," jawab Green. "Ini yang punya stasiun televisi juga Pakde-nya Nine."

Santa tiba-tiba menjetikkan jari. "Gue punya ide!"

"Ide apa? Please jangan yang aneh-aneh." Zidane sudah panik kalau Santa yang punya ide. Takut terlalu ekstrem.

"Double date bareng Adora dan Blue. Pasti Blue kenal Adora, kan? Nanti gue yang coba bujuk Blue," usul Santa semangat.

"Coba deh. Blue nolak tiap gue minta begitu," sahut Green. "Kalo berhasil nanti Arik kasih hadiah mobil. Ya kan, Bro?"

Arik yang sudah cengar-cengir langsung menyahuti, "Jangankan mobil. Apa aja gue kasih kalo berhasil."

"Pasti berhasil. Tunggu aja. Gue bantuin lo dapatin Adora, Rik!"

Mereka bertiga tertawa melihat Santa seenergik biasanya. Bisa-bisanya perempuan itu semangat empat lima menjodohkan orang, padahal kisah cinta sendiri saja belum jelas. Memang dasar Santa, si energik mak comblang dadakan.

🗝️🗝️🗝️

Jangan lupa kasih vote dan komen semuanya😘😘😘😍

Follow IG: anothermissjo

Kalian belum pernah lihat band Overtime, kan? Ini dia nih membernya❤️

Zidane itu pacaran sama adiknya Ilsa, dia pernah dimaki-maki sama Ilsa di cerita Hello, Ex-Husband😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top