Room 1
"Pokoknya Blue bakal lupa sama mantannya." -Santa, si bucin sejati (Hello, Ex-Room Mate)
#Playlist: Public - Make You Mine
•
•
[Tiga minggu yang lalu]
Seorang perempuan tampak tidak tenang tidur di atas kasur empuk. Tubuhnya berguling ke kanan dan kiri berulang kali sampai kepalanya pusing. Sementara itu, perempuan lain yang tengah duduk di sofa memakai kutek geleng-geleng kepala melihat kelakuan si perempuan blasteran.
"Santa, Santa. Please deh, jangan kayak anak babi nggak ada kerjaan guling-guling gitu," komentar Yzezina dengan nada heran.
"Gue kangen."
"Sama Blue? Ya, lo samper dong. Masa lo diam aja sih?"
"Samper ke mana? Gue kan nggak tau rumahnya. Yang gue tau cuma nama lengkapnya." Santa mendengkus sebal sambil tetap berguling tanpa peduli kepalanya sudah mulai pusing. "Mau ketemu Blueeeeeee!" rengeknya.
Yzezina memutar bola matanya malas. "Balik dari London dua minggu lalu bukannya cari kerja malah mikirin Blue. Disamper juga nggak, malah guling-guling. Memang ajaib sih manusia kayak lo."
"Gue nggak tau rumahnya. Eh, harusnya gue tau ya soalnya kan gue calon Mrs. Soedarjo," ucap Santa penuh percaya diri.
Yzezina mengabaikan soal kepercayaan diri sahabatnya. "Blue sableng itu rumahnya deket rumah sepupu gue. Kakaknya anak band terkenal. Gue cukup kenal kakaknya. Beberapa kali gue sempat ketemu sama Blue juga."
Santa yang kala itu masih guling-guling mendadak berhenti. "Serius lo?" Spontan dia langsung turun dari kasur. Sialnya dia kesandung selimutnya dan berakhir jatuh menghantam lantai. Untungnya bukan kepala yang duluan mendarat, tapi bokongnya. "Aduh! Sialan!"
Yzezina menghela napas. "Ceroboh banget deh. Hati-hati dong. Lo pikir drama Korea yang bentar-bentar kalo jatuh ditolongin. Jatuh dari kasur setinggi itu kan lumayan sakit."
"Ih... lo udah mirip sama emak gue yang di surga deh. Mentang-mentang mau nikah sama bapak gue jadinya rewel banget," kata Santa. Dia berdiri, lalu mendekati Yzezina. "Coba gue lihat kakaknya Blue. Cariin yang ada foto berdua sama Blue. Bisa aja lo salah ngira orang."
"Nih lihat. Blue masih yang ini, kan?" Yzezina menunjukkan foto laki-laki yang dia kenal kepada Santa. Foto itu dilihat dari akun Instagram Green yang tidak dikunci. "Ini kakaknya, Greenish. Gue pernah syuting bareng teman satu band dia yang namanya Ruben waktu nunjukkin rumah mewah."
"Betul! Ini Blue yang gue maksud!" Santa merampas ponsel Yzezina, lalu memeluknya seolah ponsel Yzezina adalah sosok Blue yang dia cari. "Duh, kok dia makin ganteng sih?"
"Astaga... Blue ini ngapain sih sampai lo tergila-gila? Padahal kenal juga cuma di London. Itu juga bertahun-tahun yang lalu."
"Dia itu... ah, dewa penolong gue! Aduh... pusing kepala bayangin kesempurnaan dia," puji Santa dengan mata berbinar-binar.
"Sempurna?" Yzezina tertawa terbahak-bahak. "Idih! Dia nggak ada sempurnanya sama sekali. Blue ngeselin gitu, terus mulutnya asal ceplos, dan banyak deh minusnya. Beda sama Green."
Santa menyipitkan matanya. "Jangan-jangan lo mantannya Green ya? Gue aduin Papa biar diomelin. Ngaku lo, Yzezina Roubelina Sastrorejo!"
Yzenina memutar bola matanya untuk kesekian kali. "Please deh, Green tuh playboy. Gue sukanya kayak bapak lo yang hot daddy gitu. Jangan mengada-ngada yang nggak ada lo ya. Demen amat bikin bapak lo cemburu."
Tanpa aba-aba Santa memeluk Yzezina. "Canda ya, Mamaku. Berhubung lo udah mau jadi emak gue, boleh dong bantu anaknya ketemu Blue. Yayaya?"
"Kalo ada maunya aja meluk-meluk," desis Yzezina. Kemudian, "Iya, nanti gue ketemuin lo sama Blue. Tapi mungkin lebih baik lo ketemu kakaknya dulu, siapa tau bisa bantuin. Tenang aja, gue bakal bantuin biar lo ketemu sama Bluetekan itu."
"Asyik! Makasih, Mama Zezi!" Santa mengecup pipi Yzezina berulang kali. Dia tidak merasa canggung meski sebulan lagi akan menjadi anaknya Yzezina. Iya, ayahnya akan menikahi sahabatnya yang super dewasa ini.
🗝🗝🗝
[Dua minggu yang lalu]
Semua personel Overtime bergantian memandangi Yzezina dan Santa. Keduanya tiba setengah jam lalu di rumah basecamp personel Overtime. Green sudah mendengar cerita Yzezina mengenai Santa melalui telepon. Namun, Yzezina kembali mengulang cerita yang sama di depan semua personel Overtime. Yzezina cerita secara blak-blakan soal keinginan Santa dipertemukan dengan Blue. Katanya rindu. Iya, Yzezina begitu terang-terangan menggambarkan perasaan Santa yang besarnya tak terhitung.
"Bentar. Ini calon anak tiri lo, kan?" tanya Green kepada Yzezina. Melihat perempuan itu mengangguk, dia melanjutkan, "Kok gue baru tau sih ternyata calon anak lo secantik ini. Mana naksir Bludru lagi. Mending sama gue aja."
"Dia nggak mau sama lo." Yzezina sudah sakit kepala duluan ketemu personel Overtime. Antara malas mempertemukan mereka dengan anak tirinya yang cantik minta ampun dan enggan minta tolong karena personel Overtime reseknya kebangetan. "Jadi Blue tinggal di mana sekarang? Masih di rumah orangtua lo nggak?"
"Masih dong. Orangtua gue kan nggak pernah izinin anak-anaknya tinggal sendiri kecuali kuliah di luar negeri. Jadi Blue masih stay sama gue dan orangtua," jawab Green. Pandangannya terus tertuju kepada Santa yang tampak malu-malu. "Santa, lo beneran naksir Blue nih? Beneran nyariin dia?"
Santa mengangguk dengan wajah polos bak anak kecil. Green dan Zidane saling melempar pandang karena bingung. "Gini, Blue lagi patah hati banget. Kelihatannya nggak bisa ditemuin. Galak deh," kata Green menjelaskan.
"Patah hati kenapa?" tanya Yzezina menyela.
"Blue habis ditinggal nikah mantan pacarnya. Ya, gitu deh. Kalo tiba-tiba Santa ketemu Blue terus nyatain perasaan, bisa kena tolak mentah-mentah," jawab Green.
"Apaan sih! Orang Santa nggak mau nembak Blue." Yzezina melirik Santa. "Lo cuma mau ketemu, kan? Bukan mau nyatain cinta?"
"Mau nyatain cinta sih...," jawab Santa dengan nada pelan. Dia sedikit menggeser posisinya menjauh Yzezina. Takut tiba-tiba kena ceramah siang bolong. Dan benar saja. Yzezina mengacak rambutnya seperti orang frustasi.
"Ya, Gustiiiiiiii! Kok bisa-bisanya lo mau ngungkapin juga?!" seru Yzezina gemas. "Please... jangan bikin darah tinggi ya, Santa!"
"Mama... jangan gitu dong," ucap Santa dengan wajah memelas. Kontan tindakannya ini membuat para personel Overtime tertawa geli.
"Oke, cukup. Gue punya cara lain." Green menengahi. Sebelum kena semprot Yzezina, alangkah baiknya dia melanjutkan lebih jauh. "Kalo memang Santa naksir berat sama Blue, coba deketin aja perlahan."
"Setuju! Gue mau bikin Blue senyum," sahut Santa setuju tanpa pikir panjang.
"Ini anak energik amat," bisik Porshe kepada Ruben.
"Lucunya malah naksir Blue yang tengil," balas Ruben. Porshe mengangguk masih tidak percaya.
"Santa... please...," Yzezina menahan rasa kesalnya. Salah-salah dia bisa gila sebelum sebelum sempat menikah karena Santa yang begini. "Lo mau jadi pelampiasannya? Kalo Blue naksir balik, kalo masih galau terus gimana?"
Santa menjawab dengan cepat. "Kalo dia nggak balas perasaan gue ya udah. Berarti bukan jodoh. Gue nggak bisa memaksakan Blue naksir balik. Seenggaknya usaha dulu. Cinta nggak melulu harus dapat balasan, kan?"
"Wow! Jawaban yang keren," sambung Arik. Begitu pula personel Overtime yang lain, mereka bertepuk tangan seolah mendukung Santa seratus persen.
Yzezina menyerah. Menurutnya Santa masih sepolos dan selugu anak kecil. Entah sok lugu atau memang bego. Sepertinya beda tipis. Mau tidak mau, dia akan menerima apa pun keputusan Santa. Tentunya dia masih harus memantau Santa karena bagaimanapun Santa perlu diberi nasihat yang dapat menyadarkan dari kegilaannya akan sosok Blue.
"Eh, gue punya rencana," sela Ruben tiba-tiba.
"Rencana kayak apa?" tanya Zidane.
"Kita kan baru aja nemu manager nih, gimana kalo kita jadiin Santa manager bohongan? Maksudnya urusan apa pun tetap diurus manager baru kita. Tapi urusan mampir bangunin Green, itu jadi urusan Santa. Dengan begitu dia bisa ketemu Blue secara nggak langsung. Ya, jadinya Santa ini asisten kita bukan manager. Paham nggak?"
"Gimana? Coba ulangin," pinta Green. Semua personel akhirnya menjelaskan ulang lebih detail. Cara Ruben bicara mungkin agak membingungkan, tapi akhirnya Green paham setelah Porshe yang menjelaskan. Di belakang sana Santa dan Yzezina langsung paham.
"Terus kalo ketauan Santa bukan manager kalian gimana?" tanya Yzezina ingin tahu.
"Diusahain biar nggak ketahuan. Gue akan bilang sama Om Damon tentang ini. Dia manager baru kita. Kebetulan Om Damon itu Omnya Ruben. Jadi gampang lah bisa diajak kompromi," jawab Zidane.
"Rencana ini buat berapa lama?" tanya Yzezina lagi.
"Tiga bulan? Atau, Santa mau berapa lama? Eh, tapi nanti Santa kerja nggak? Pasti ada beberapa waktu harus ikut konser di luar kota supaya lebih meyakinkan. Soalnya Blue suka nonton konser kakaknya." Ruben menjawab. Dia melihat Santa yang menaikkan lima jari. "Lima tahun?" tebaknya.
"Lima bulan," jelas Santa. Dia tidak berpikir akan secepat itu, tetapi niatnya hanya ingin membuat Blue bangkit dari rasa sedihnya. Jadi sepertinya lima bulan cukup.
"Yakin cukup?" tanya Arik mencoba meyakinkan keputusan Santa. Perempuan itu mengangguk mantap. "Yowes. Lima bulan itu pasti ada keajaiban."
Yzezina menghela napas pasrah. "Terus sekarang apa yang harus dilakukan? Oh, iya, Santa belum nemu kerjaan yang pas. Jadi gue harap kalian gaji dia sebagai asisten."
"Nggak usah. Gue nggak--"
"Jangan kerja bakti ya, Santa. Gue aduin bapak lo ya aneh-aneh. Anggap aja ini kerja sambilan," sela Yzezina dengan tatapan tajam. Santa terpaksa mengangguk mengikuti keinginan sahabatnya.
Zidane terkekeh. "Santai. Kita gaji Santa kok."
"Eh, sekalian aja, Zid. Soal model itu," sela Arik.
"Oh, iya, kita lagi nyari model video klip yang cocok. Kebetulan belum nemu yang pas. Gimana kalo lo aja, Santa? Mau nggak? Lagunya diciptain Green buat Blue," tawar Ruben.
Seperti biasa Santa mengangguk penuh semangat. "Mau! Mau!"
Porshe berbisik kepada Ruben. "Gila, bucin banget. Kalo denger nama Blue apa-apa mau. Ini anak beneran kepincut sama pesonanya si Blue." Dan Ruben pun mengangguk setuju.
Yzezina mendadak khawatir. Apa rencana ini akan berhasil? Bagaimana kalau Santa yang terluka? Dia akhirnya bertanya lagi. "Green, apa Blue segalau itu?"
"Banget. Soalnya Blue paling lama pacaran sama mantannya ini terus tiba-tiba ditinggal nikah. Lo pasti bisa bayangin gimana rasanya masih cinta terus ditinggal nikah gitu aja," jawab Green.
Santa menarik senyum lebar. Dengan optimisnya dia berkata, "Pokoknya Blue bakal lupa sama mantannya. Tenang aja!"
🗝🗝🗝
Jangan lupa kasih vote dan komen kalian😘😘😘🤗❤️
Belom pernah lihat ceweknya yang bucin kan? Nah, mulai dari chapter ini sampai entah chapter berapa kalian akan melihat kebucinan Santa😍
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top