Hello, Ex - 5
Sudah update nih!😍😍😍 jangan lupa diramaikan ya🤗🤗🤗🥰
Vote dan komen kalian berarti sekali untuk aku❤️❤️
-
-
-- BATAS MALU --
Berulang kali Nerakasara mengusap kepalanya yang sakit. Belum ada semenit mengusap kepala, tiba-tiba Bara menurunkan tangannya. Laki-laki itu menggantikan tangannya mengusap kepala. Berkat tindakan Bara, kedua orang yang duduk di depannya menunjukkan senyum meledek.
"Ih, ngapain sih usap-usap. Lo pikir gue anak kucing!" seru Nerakasara. Dia buru-buru menepis tangan Bara dari kepalanya. Pandangannya tertuju pada Pangeran dan Fanji. "Apa lo berdua! Ketawa mulu kayak kuntilanak!"
"Duh, galak amat. Padahal udah ketemu pawangnya," canda Fanji meledek.
Kesal mendengar ledekan itu Nerakasara menginjak kaki Fanji dengan kekuatan maksimal dan penuh kekesalan dari bawah meja. Bibirnya bergerak mengucapkan kalimat tanpa suara. "Lo mamam nih pawang!"
Pangeran melirik Fanji yang menahan rasa sakit. Menyadari kaki Nerakasara menginjak kaki Fanji, dia memiliki siasat ampuh. "Bar, gue titip Neraka ya. Nanti lo antar dia pulang."
"Oke. Thank you ya, Dan," balas Bara dengan senang hati. Jangankan diantar pulang ke depan rumah, dia malah rela antar sampai depan kamar.
"Eh? Kalian kan belum kelar ngobrol sama gue. Kok main cabut gitu aja?" protes Nerakasara tidak senang.
"Miawly udah nungguin gue balik. Fanji juga mau ketemu pacarnya. Makan lagi aja bareng Bara. See you later, Neraka," pamit Pangeran.
Nerakasara bangkit dari tempat duduknya sesudah Pangeran dan Fanji berdiri. Ketika hendak melayangkan protes lagi dan mencegah kedua laki-laki itu pulang, Bara menarik tangannya sampai dia terpaksa duduk seperti semula.
"Kepalanya masih sakit nggak? Belum sampai gegar otak, kan?" tanya Bara setengah bercanda.
"Iya, gegar otak. Bentar lagi gue amnesia. Siap-siap gue lupain!"
Bara terkekeh sembari mengacak-acak rambut Nerakasara. "Gemesin banget sih."
"Memang. Nyesel kan lo melepas gue."
"Banget."
"Halah. Cinta sama Dav—" Nerakasara mendadak diam saat Bara meletakkan jari telunjuk di bibirnya. Mendadak speechless waktu mendengar kalimat Bara.
"Aku cuma mencintai kamu, Nera. Ini bukan bohongan. Aku bersumpah demi cinta aku buat kamu. Aku nggak mungkin bohong."
Akhirnya Nerakasara menyerah. Jadi begini rasanya kalau pura-pura move on terus ingin menghindar, dia malah kelihatan seperti orang bodoh. Mana pipinya masih merona kayak habis digombalin. Aduh, sebal banget sama dua manusia tadi! Seenaknya tinggalin dia dan membiarkan berduaan dengan Bara.
"Gue mau pulang. Kalo lo—"
Bara memotong kalimat Nerakasara yang belum selesai. "Kenapa kamu nggak bilang Davina ngancam kamu?"
Kali ini Nerakasara menoleh pada Bara. Pupil matanya melebar kaget. "Kok... bisa tau?"
Bara menyamping sedikit agar lebih leluasa bicara dengan Nerakasara. Dia menghela napas berat memandang mantan tercinta. "Flamora cerita. Waktu Davina ngancam katanya ada Flamora di sana. Davina bilang dia akan menjatuhkan nama aku dengan bilang udah punya anak sama dia kalo kamu nggak mau menjauh dari aku, kan? Kamu percaya dan bersedia gitu aja?"
Nerakasara diam tak menjawab. Pandangannya sedikit turun menatap pahanya tak berani menatap Bara.
"Aku bersumpah, aku nggak punya anak sama sekali sama Davina. Aku aja nggak pernah pedekate sama dia. Kalo kamu kemakan omongan dia, tolong berhenti berpikir kayak gitu. Kamu bisa tanya sama Jonathan dan Sabian siapa yang aku cintai," lanjut Bara.
"Benar kamu nggak punya anak sama dia?"
"Kamu masih nggak percaya? Seandainya aku mau punya anak ya dari kamu. Aku cuma mau kamu."
Wajah Nerakasara semakin merah. Bahas anak kayaknya agak sesuatu. Pikirannya jadi melayang ke mana-mana memikirkan hal yang dilakukan waktu akan menghasilkan anak. Astaga! Astaga! Kendalikan pikiran penuh dosa itu, Nera! Ingat, nama lo udah mengingatkan akan dunia setelah meninggal! Batinnya berteriak.
"Kamu percaya, kan?"
"Sedikit."
Bara mengusap wajahnya kasar. "Dari kemarin kamu bilang sedikit terus. Aku harus berbuat apa sih supaya kamu percaya sepenuhnya?"
Nerakasara pura-pura tidak dengar. "Aku baru ingat Kak Heaven mau ngajak pacarnya ke rumah. Pulang duluan ya." Dia berdiri untuk segera kabur. Belum sempat lari Bara sudah menangkal tangannya.
"Kenapa sih kamu selalu menghindar? Takut ketahuan masih cinta?" ceplos Bara sekenanya.
"Cinta Laura ada di sini? OEMJI!" Nerakasara memasang wajah imut, berpura-pura tidak dengar sembari menatap bara dengan tatapan puppy eyes yang menggemaskan. "Gue harus ketemu sama saudara kembar beda bapak ibu nih. Seru kayaknya sapa Kak Cinta Laura!"
Bara menarik senyum diam-diam. Bagaimana bisa Nerakasara masih semenggemaskan ini? Pantas saja hatinya belum berubah karena perempuan itu begitu menarik hati. Di luar perasaan yang dia rasakan, dia yakin setidaknya masih ada secercah harapan untuknya kembali dengan Nerakasara jika melihat tingkah mantannya sekarang.
"Tunggu sebentar ya, Ner," pinta Bara.
"Mau ngapain sih?"
"Tunggu aja sebentar."
Bara menunggu pesan masuk. Tepat setelah ucapannya ada pesan masuk yang muncul. Layar ponselnya menunjukkan pesan dari Jonathan. Setelah membuka pesan itu, ada senyum lebar yang muncul di wajahnya. "Gimana kalo kita double date?"
"Maksud lo?"
"Kamu ajak pacar kamu, aku ajak seseorang. Gimana?"
"Davina?"
"Bukan. Kata kamu, aku nggak boleh ganggu kamu lagi jadinya aku mau ngajak kamu kenalan sama calon baruku."
Tanpa sadar Nerakasara bergumam pelan, "Katanya masih cinta sama gue, tapi udah punya gebetan baru aja. Dasar cinta lo palsu!"
Sepelan-pelannya gumaman itu, Bara mendengarnya walau terdengar samar-samar. "Mau, kan? Ini terakhir kali kok ngajak kamu double date."
Selama beberapa menit Nerakasara berpikir. Kalau dia menolak kemungkinan terburuknya Bara tidak akan percaya akan hubungan pura-puranya dengan Handuka. Kalau setuju, dia harus melihat Bara dengan perempuan lain. Ya, sudahlah. Tidak ada pilihan. Toh, katanya laki-laki itu sudah move on juga.
"Oke, setuju. Kapan?"
"Besok. Ayo, kita pulang sekarang."
"Eh? Kok besok? Mana mungkin!" tolak Nerakasara.
Belum sempat protes lebih banyak lagi, Nerakasara terkesiap ketika Bara menggendong tubuhnya di atas pundak kokoh laki-laki itu. "Bara! Turunin!"
"Aku antar kamu pulang. Jangan berisik atau aku remas bokong kamu."
"Dasar sialan! Mesum lo ya, Bara Api!"
Bara menahan tawa. Dia tidak serius soal bokong. Mana berani perjaka ting-ting seperti dia meremas bokong perempuan. Hanya saja bertindak seperti ini membuat Nerakasara semakin salah tingkah. Dan itulah yang Bara nikmati. Perempuan itu tak henti-hentinya memukul punggungnya. Lambat laun pukulan itu melemah karena Nerakasara menyerah.
"Lihat aja lo, pasti gue aduin sama keluarga Atmaja!"
💍 💍 💍
Seperti yang telah disepakati dengan terpaksa kemarin, Nerakasara datang ke salah satu restoran mewah untuk double date dengan Bara dan seseorang yang masih menjadi misteri. Dia mengajak Handuka dengan iming-iming akan mentraktir makan. Tak disangka juga Bara telah memesan seluruh restoran hanya untuk double date ini. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Bara mendadak mengajak double date? Jangan-jangan ada udang di balik rempeyek.
"Kamu yakin kita nggak akan ketahuan sebagai pacar bohongan, Sara?" tanya Handuka mengusir lamunan Nerakasara.
Nerakasara tersentak kaget. "Eh? Ng-ng-nggak, Pak. Tenang aja, Pak."
"Jangan panggil Pak. Saya kurang nyaman dipanggil begitu di luar jam kerja. Panggil Mas lebih bagus sih," kata Handuka menyarankan.
"Oke, Mas. Nanti kalau mantan tunangan saya nanya-nanya jawab seenak Mas aja. Asal nggak ketahuan bohong. Pokoknya ingat kita pacaran baru seminggu." Nerakasara mengingatkan. Handuka mengangguk seakan sudah mengerti komandonya.
"Kenapa kamu nggak balikan aja sama mantan tunangan kamu?" tanya Handuka. Melihat Nerakasara menggeleng, dia melanjutkan, "Kelihatannya dia masih cinta sama kamu. Kalo kalian udah putus bertahun-tahun dia masih cinta dan belum pernah pacaran lagi itu hebat. Saya salut sama laki-laki seperti itu."
"Jangan bangga-banggain dia, Mas. Nanti gede kepala."
Handuka tertawa kecil menutupi mulutnya, kemudian dia mengacak-acak rambut Nerakasara. "Apa pun alasan kamu menolak, saya juga tau kamu masih cinta. Kelihatan kok dari pas kita ketemu dan nyuruh mesra-mesraan depan dia. Kamu kelihatan menghindar tapi dengan sengaja. Bukan karena benci."
Nerakasara tidak mau menggubris kalimat Handuka. Anggap saja angin lalu. Yang dia ingin ketahui sekarang adalah siapa perempuan yang akan dibawa Bara. Pikirannya terus berputar memikirkan segala kemungkinan jenis perempuan yang dibawa mantannya. Dia harus menyiapkan perisai untuk menahan tembakan cemburu kalau Bara mesra-mesraan sama perempuan lain. Ah, memikirkannya saja sudah kesal duluan.
"Mana sih manusia itu lama banget," gerutunya tak sabar.
Baru saja dia mempertanyakan keberadaan Bara, sosok itu muncul mengenakan setelan jas hitam rapi. Tubuh tinggi nan atletis Bara sungguh tak pernah mengecewakan mata. Wajahnya yang rupawan sangat memabukkan. Hidung mancung yang tiada dua, bibir yang terbelah, dan rahang tegas yang menawan. Semua itu dimiliki Bara. Kadar ketampanannya di luar batas normal. Aduh, kenapa dia malah jadi membayangkan kesempurnaan Bara sih? Stop, stop. Jangan gila lo ya, Neraka! Batinnya mengingatkan.
Ketika Bara masuk ke dalam restoran mata Nerakasara menyipit sempurna melihat sosok cantik di sampingnya. Bara pedekate dengan Vanilla Queen Dinata? Sepupunya Lentik itu baru terlihat lagi. Terakhir kali yang dia dengar supermodel itu kembali ke Amerika setelah pulang ke Jakarta untuk beberapa saat. Belum selesai rasa penasarannya terjawab dia mendengar sapaan tak terduga.
"Sayang? Kok ada di sini?" Lala—sapaan akrabnya—menyapa Handuka yang duduk di samping Nerakasara.
Nerakasara melirik Handuka yang tampak kaget. Tunggu. Apa maksud panggilan Lala? Tolong jangan bilang Lala pacaran sama Handuka! Tolooooonnngggg! Bisa malu sampai planet Pluto!
"Kapan kamu sampai Jakarta? Katanya dijemput sama teman kamu dan mau makan bareng dia? Kok bisa ada di sini?" tanya Handuka, yang kemudian keluar dari tempat duduknya menghampiri Lala.
"Aku dijemput sama Bara ini, Sayang. Dia temanku yang ngajak aku makan siang. Katanya dia punya surprise. Eh, ternyata pas masuk restoran Bara bilang kamu hadiahnya dari dia." Lala mengecup pipi Handuka dengan mesranya dan memeluk pinggangnya. "Oh, iya, kenapa bisa sama Nera? Kenal sama Nera?"
Bara mendekati Nerakasara dengan senyum bahagia. Sambil memeluk pinggang ramping mantannya dia berbisik, "Cie... pacar aslinya Handuka muncul. Kamu nggak bisa pura-pura lagi deh jadi pacarnya."
Nerakasara mengepal tangan dan menggigit bibir bawahnya sebal. Astaga! Kenapa dia baru tahu Handuka pacaran sama Lala? Kenapa Lentik tidak bilang apa-apa? Ya, Tuhan! Bara sialan! Laki-laki itu paling bisa memanfaatkan kekuasaan untuk mencari tahu semua hal. Aduh, dia malu sampai ingin pindah ke planet Pluto.
"Sara ini sekretaris aku," jelas Handuka seadanya. Bingung juga harus menjelaskan sedetail apa karena ini tidak terduga sekali. Pandangannya tertuju pada Bara yang menunjukkan senyum penuh kemenangan.
"Jadi lo sengaja merencanakan ini supaya bisa double date ya, Bar?" Lala terkekeh saat melihat Bara, lalu melihat Nerakasara setelahnya. "Ini berarti kalian balikan ya? Cocok sih. Jangan putus-putus lagi."
Balikan kepala lo! Niatnya mau tipu Bara malah gue yang ditipu. Sialan! Batin Nerakasara kesal.
Bara memindahkan tangannya di atas pundak Nerakasara. Senyum lebar masih tetap bertahan karena berhasil menemukan bukti kebohongan mantannya. "Iya, sengaja ngajak lo biar bisa double date. Gue udah bilang sama pacar lo buat datang jadinya biar agak surprise gitu. Senang kan sampai Jakarta langsung ketemu sama Handuka?"
"Senang dong! Thank you, Bara."
"Yuk, duduk." Handuka mempersilakan. Ada rasa malu yang juga muncul karena ketahuan membohongi Bara. Pandangannya tertuju pada Nerakasara yang kelihatan kesal. Dia pun mengucapkan kalimat dengan isyarat bibirnya. "Maaf ya, Sara."
Nerakasara menyela, "Sejak kapan pacaran sama Handuka, Kak?"
"Baru dua tahun. Sebenarnya belum go public jadinya nggak banyak yang tau. Sengaja mau diam-diam dulu. Aku juga belum kenalin sama keluarga. Soalnya selama ini kita tinggal di New York. Ini pulang ke Jakarta nyusul Handuka dan sekalian mau kenalin sama keluarga," jawab Lala dengan senyum ramahnya.
Pantas saja Lentik tidak tahu, orang belum dikenalin keluarga! Terus bagaimana si Bara Api tau? Aduh, kenapa dia malah seperti orang bodoh begini sih? Bara kampret! Dalam hati Nerakasara tak henti-hentinya ngedumel, marah-marah, dan malu. Tipu-tipunya ketahuan!
"Kok lo bisa tau mereka pacaran?" tanya Nerakasara pada Bara.
Bara balas berbisik, "Itu rahasia, Sayang. Nikmatin aja double date kita bareng Handuka dan Lala."
Nerakasara memelotot tajam. Kenapa harus dia kena jebakan Bara? Kenapaaaaaa?!
"Dasar licik!"
💍💍💍
Jangan lupa vote dan komen semuanya😘😘😘🤗
Jadi, gimana caranya Bara tau kalau Handuka pacarnya si Lala?🤣🤣🤣🤣
Follow IG: anothermissjo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top