Hello! Let's Play Together!

Saran : Ganti warna wall jadi warna hitam guna menambah feel horrornya 🌚

Happy Reading!

***

Apakah kalian tahu permainan hitori kakurenbo?

Mungkin sebagian besar dari kalian tidak pernah mendengarnya. Jika demikian, maka akan kujelaskan sedikit tentang permainan itu.

Hitori kakurenbo adalah permainan petak umpat bersama hantu, dan memerlukan sebuah boneka sebagai perantaranya.

Cara bermainnya cukup mudah. Pertama, siapkan boneka, beras, pisau, air garam, benang, serta jarum jahit. Kemudian, keluarkan kapas dari dalam boneka dan ganti isinya menggunakan beras. Jahit boneka dengan benang, kemudian letakkan di tempat yang gelap. Setelah itu, kamu pergi ke tempat lain, lalu mulai menghitung seakan-akan kamulah penjaga permainan ini. Kemudian, kembalilah ke tempat boneka tersebut. Jika boneka itu masih ada, maka kamu selamat. Segeralah tusuk boneka tersebut dengan pisau. Namun, jika boneka tersebut tidak ada, maka kamu harus segera mencari boneka tersebut dan menyiramnya dengan air garam.

Biasanya, permainan ini dimainkan seorang diri, karena jika dimainkan ramai-ramai maka tingkat permainan ini bisa lebih berbahaya.

Namun, malam itu berbeda. Aku, bersama keempat temanku nekat memainkan permainan ini di sebuah rumah kosong. Tepat saat bulan purnama menjulang dengan anggunnya di langit malam, kami berlima berkumpul di rumah kosong ini.

Suasana sekitar begitu hening. Bahkan jangkrikpun enggan untuk berbunyi. Nyamuk seakan tidak memiliki keberanian sedikitpun untuk terbang mencari mangsa.

Sebuah boneka teddy bear telah diletakkan di atas meja. Kami berlima melingkari meja tersebut, saling bertatapan, meyakinkan diri untuk memulai permainan.

Pemain permainan ini terdiri atas aku, Dhea, Marco, Aria, dan Tony. Marco meraih boneka tersebut, mengeluarkan isinya dan menggantinya dengan beras. Kemudian, ia menjahit boneka tersebut dengan benang. Marco kembali meletakkan boneka di atas meja, lalu kami berlima berpencar. Kali ini kami memutuskan bahwa bonekanyalah yang menjadi penjaga, sedangkan kami bersembunyi.

Aku bersembunyi di dalam sebuah ruangan kecil. Bau apak menyerbak memasuki indra. Aku terduduk, memeluk lutut, kemudian menenggelamkan wajahku di sana.

Sebenarnya, aku takut hantu. Akan tetapi di sisi lain, aku juga tidak mempercayai keberadaannya. Dhea memaksaku ikut ke sini setelah aku kalah bermain truth or dare dengannya.

Awalnya, hanya hening yang kudapatkan. Nyaris membuatku menghela napas lega, jika saja suara jeritan yang begitu familiar tidak terdengar.

Aku menggigit bibir bagian bawah. Tubuhku mulai merinding. Rasa takut menghantuiku. Suara jeritan itu sangat kukenali, saling sahut menyahut. Aku semakin memeluk erat lututku.

Selang beberapa saat, semuanya berubah hening.

Aku beranjak berdiri, menatap ragu gagang pintu yang membisu di hadapanku. Apakah teman-temanku baik-baik saja? Mengapa mereka tadi berteriak?

Setelah beradu argumen dengan diriku sendiri, maka kuputuskan untuk mengecek. Aku memutar kenop pintu, keluar dari ruangan tempatku bersembunyi.

Tepat beberapa langkah di hadapanku, aku mendapati tubuh Dhea terbaring tak sadarkan diri. Di sisi tubuhnya, terdapat sebuah boneka teddy bear.

"Dhea!" Aku mengecek Dhea sesaat, merasa panik. Kemudian, aku teringat akan sesuatu. Segera kukeluarkan air garam, bersiap menyiram boneka. Namun, tiba-tiba saja Dhea mencekeram lenganku, membuatku menoleh.

Di sana, sosok Dhea melotot, menyeringai lebar kepadaku. "Hehe, tertangkap. Sekarang, kamu yang jaga!"

Kemudian, boneka teddy bear yang diam tak berkutik menerjangku, mencekikku hingga aku tak bisa bernapas. Suara nyaring perempuan terdengar bergema di penjuru ruangan.

"Kamu kalah! Apakah kamu mau bermain denganku lagi?"

***END***

penuliskece2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top