#12 (C)

Chapter 12
John and Casey: Unforgettable Moments

(part 4; PoV 3)

Keempat perempuan lainnya bertanya-tanya di dalam benak mereka masing-masing tentang darah di dalam plastik kecil yang diberikan Casey kepada Miley.

Miley yang akhirnya memutuskan untuk bertanya, "Aku penasaran dengan darah ini -- darah siapakah ini, Casey?"

"Itu darahku. Darah yang sudah terinfeksi dengan virus -- seperti yang kuceritakan tadi -- John yang mengeluarkannya dari badanku supaya aku tidak sampai menjadi zombie. Lalu, dia juga yang memasukkannya ke dalam situ."

Miley berpikir. "Jadi dia ingin supaya aku yang seorang peneliti ini yang menyimpannya -- begitu ya?" tanyanya mengonfirmasi.

"Iya, benar. Dia mau kau yang menelitinya. Dia bilang kalau kejadian pundakku digigit ini bisa menjadi sebuah berkat untuk keselamatan dunia nantinya.

"Kita tidak akan mungkin bisa mendapatkannya dengan utuh dari zombie yang masih liar. Kalau dari zombie yang sudah dihancurkan, ada kemungkinan virus itu bersatu dengan udara di sekitanya. Semua yang kubilang ini kata-kata John -- aku cuma menyampaikan saja, tidak kurang atau lebih sedikit pun."

"Tapi penelitian ini hanya bisa dilakukan di laboratorium," kata Miley, "dan di sekitar sini tentu saja tidak ada tempat itu."

"Apa kau sudah melupakan nasehat John?" sahut Arbyl mengingatkan, "Kita harus terus menerus berpindah tempat tinggal. Kita harus hidup nomaden."

"Ya benar, mulai sekarang kita mesti begitu. Kita pasti bisa bertahan tanpa John atau laki-laki manapun," Susan memberi semangat.

"Kukira aku mengerti maksudnya John dengan darah ini," kata Miley menyela.

"Memang kita juga harus bisa menemukan sebuah lab untuk meneliti darah Casey ini. Dengan virus di dalamnya, kita dapat mempelajari makhluk maut itu, termasuk cara pengobatan. Dan kalau memang bisa -- pencegahan penularannya. Dengan demikian, kita dapat memperbaiki dunia yang sudah kacau berat ini supaya tidak menjadi lebih buruk lagi," si peneliti menjelaskan panjang lebar.

"Tuhan memberikan kesempatan itu di tangan kita berlima. Ayo, kita harus terus berjuang tanpa henti," kata Deindree.

"Setidaknya untuk bertahan hidup lebih dulu," sambung Arbyl.

Hanya untuk satu malam saja, mereka berlima memutuskan untuk menginap di rumah mungil itu.

Casey tak akan dapat melupakan John. Laki-laki baik hati itu tak tergantikan di dalam hati dan ingatannya sampai kapan pun juga.

                                                                            HF #12
                                                                  Created in 2010

PHASE 3 -- SURVIVE TOGETHER
Chapter 13; Deindree is An Alien
Chapter 14; Always Moving On
Chapter 15; Smart Way to Survive and Go On

dan phase serta chapter berikutnya

Teaser Book Two: Survive

Chapter 13

Bayangan Casey itu terlintas dan terlihat begitu saja di pikiran Deindree. Padahal yang terlihat di hadapannya adalah ruang perbelanjaan yang kosong -- tanpa manusia. Dia juga sedang tidak memejamkan mata. Tapi penglihatan itu tercampur menjadi satu dengan penglihatan fisik manusianya.

Di situlah dia baru menyadari kalau dirinya memiliki indera lain selain panca indera manusia biasa. Berarti ada seseorang lain lagi yang sejenis Deindree berada di lantai atas bersama Casey dan Miley.

Arbyl dan Susan melihat Deindree berlari melewati tangga ke sana. Mereka menyusulnya.

Miley membuka satu matanya. Laki-laki itu mendekati Casey yang terlihat dengan sangat jelas gemetaran. Casey sedang menghadap ke samping. Untunglah dia bukan seorang zombie. Mungkin manusia biasa, pikir mereka berdua.

Si laki-laki mendekatkan mulutnya ke telinga Casey yang menghadap padanya, "Jangan takut, aku akan membantumu. Namaku.......

Chapter 16

Arbyl dan Deindree melintas di atas jalan yang terbuat dari seng. Jalan yang bercabang menjadi dua di tengah ruangan yang luas itu. Ada pintu lagi di ujung yang mengakhiri setiap jalan.

Seluruh tembok dilapisi bahan logam warna perak yang baru pernah mereka lihat. Di bawah sana terhampar memenuhi luasnya ruangan, sesosok lendir raksasa berwarna merah tua yang benar-benar membuat mual siapapun yang melihatnya.

Lendir itu kenyal, basah, lengket -- bergerak pelan-pelan. Ada sesuatu kehidupan lagi di dalamnya.

Indera khusus Deindree mendapat rangsangan yang mencapai puncaknya. Dia berlari ke tengah-tengah ruangan seakan menyongsong sesuatu.

Arbyl hanya mematung di dekat pintu sejak pertama kali menyaksikan semuanya itu. Dia amat ketakutan. Sekaligus terpana melihat gesitnya gerakan Deindree -- ingin mencegahnya namun tak mampu.

Chapter 18

"Bagaimana kalau tempat yang romantis? Aku menyukainya," kubisikkan dengan lembut di dalam pikirannya.

Deindree menatapku manis, dan tersenyum menyetujui dalam benaknya.

Pantai landai yang indah. Pasir yang menghampar menjadi permadaninya. Air laut bergelora tenang diiringi tingkah suara burung-burung laut yang melintas. Sebuah pemandangan yang langka di era ini.

Hampir semua alam yang kami saksikan selama ini sudah tercemar akibat kemajuan peradaban. Ternyata masih ada juga yang tersisa.

Sampai bertemu di HF 2010-2011 Saga: Survive
Tapi sebelum itu, nikmati dulu Epilog Chaos plus:
#2 Hell-breaker dan Hell-spirit of Chaos

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top