ARC 8 : FRUIT GARDEN 3

Setelah sekitar 10 menit, akhirnya Dr. Wine Dale telah berhasil mengembalikan kondisi Meera Mysale ke semula berkat dari vaksinnya. Dan kesembuhan Meera membuat kedua putrinya sangat menangis dan bahagia, terutama Sean Mysale yang sangat terpukul dan kecewa berat akan sikap dan perilakunya pada ibunya sewaktu berada di ruangan bawah tanah, Bank.

Semua air mata Sean Mysale dan Amanda Manor dihapus oleh telapak tangan Meera. Tampak kini senyuman Meera mulai terpancarkan, dirinya mulai membelai kedua pipi mereka dengan lembut dan memeluk keduanya dengan sangat hangat. Itulah takdir seorang ibu, tak peduli betapa besarnya kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh putrinya, dia akan tetap memaafkannya.

“Hiks! Hiks! Ma-maafkan Sean, Bu. Sean telah melukai perasaan hati Ibu dan membuat Ibu kecewa setelah apa yang telah Sean lakukan sewaktu di sana,” tangis Sean.

“Tidak Nak, Ibu paham dan mengerti akan situasi yang sedang kau hadapi. Maka dari itu, ibu akan tetap selalu menyayangimu.”

“Tapi, Bu. Sean sudah melewati batas, Sean sudah menanggap Ibu itu rendah, dan dengan bodohnya Sean selalu menjunjung tinggi derajat Hilda. Sean telah menghormati orang yang salah, Sean sama sekali tidak pernah mengakui bahwa Ibu adalah orang tua kandung Sean, hiks.”

“Dari awal ibu tidak peduli dengan apa yang Sean ucapkan pada ibu. Ibu yakin, setiap ucapan makian yang Sean lontarkan, sebenarnya yang lebih menerima rasa sakit itu bukanlah ibu melainkan Sean sendiri.”

Akhirnya setelah kejadian tersebut terkait konflik antara Meera, Sean dan Amanda pun berakhir dan terselesaikan. Karena Sean telah membuka lembaran baru, kini sudah tidak ada lagi rasa iri pada Amanda, dan dirinya kembali menjadi sosok putri yang sangat menyayangi ibunya seperti layaknya terlahir kembali. Tapi walaupun begitu, hingga sampai sekarang belum terkonfirmasi mengenai tanda-tanda serta kabar terkait ucapan permintaan maaf Sean kepada Amanda Manor.

Tapi bagi Amanda Manor yang sudah terlatih dewasa dan bijaksana. Hal tersebut tidak jadi masalah dan tidak terlalu dipersoalkan. Karena nomor satu bagi dirinya adalah kebersamaan dalam keluarga, dia sama sekali tidak mengharapkan hal yang lebih dari itu, karena dia sudah sangat bersyukur memiliki seorang sahabat dan juga seorang ibu kedua setelah ibu kandungnya, Emma.

Setelah kasus mereka bertiga selesai, kini Hellios dan yang lainnya mulai menemui Dragon dan yang lainnya. Terlihat Dragon dan Megalodon tengah berlomba mengadu skil memasak Posh Pie, tapi karena mereka berdua pernah dilatih dan dididik ole guru yang sama, penilaian dari masakan mereka berdua hasilnya sama. Dragon sangat senang mendapatkan hasil penilaian tersebut dari para pencicipnya, tapi hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan Megalodon, kini perasaanya sedang dilanda kekesalan karena dia adalah tipikal orang yang tidak mau disamakan entah itu hasil penilaian atau apapun itu terkait perlombaan.

“Hey, ada apa denganmu?” tanya Hellios menepuk pundak Megalodon.

“Diam Kapten, aku lagi sedang tidak mau diganggu.”

“Hahaha, untung hasil penilaian berdua seri, ya. Coba saja kalau ada yang menang dan kalah, pasti akan berbahaya. Karena jika kau menang pasti kau akan menjadi sangat sombong dan sedangkan jika kau kalah pasti kau akan langsung mengajaknya untuk bertarung karena ketidakpuasanmu, betulkan!? Mega-”

Bhakkk!

Belum juga melanjutkan kalimatnya Hellios sudah dihajar hingga dirinya nyusruk ke dalam tanah dan hampir tertimbun.

“Oei! Oei! Jangan sembarangan menimbunku! Kau pikir di sini daerah pasir seperti Sharktaurant!? Di sini wilayahnya tanah liat! Sakit tahu!”

“Makanya jangan menggangguku di saat moodku lagi jelek.”

“Ini seperti de javu, ya?” gumam Egg Boy.

“Wah kini kau kelihatan sudah membaik ya dari pada sebelumnya! Kau sudah dapat bertransformasi kembali menjadi binatang lagi,” seru Dragon melemparkan satu Posh Pie tepat ke dalam paruh rajwali Egg Boy, “makanlah, itu akan membuat kondisimu lebih baik.

“Gulp! Glup! Ugh! Hei! Aku hampir tersedak!” sahut Egg Boy sembari menepuk-nepuk lehernya dengan sayap, “umhh, tapi makanan yang barusan kau lempar enak dan lezat sekali!”

Tiba-tiba dari arah lain, Posh Pie terlempar dengan kecepatan yang tidak ngotak, berhasil masuk ke dalam mulut atau paruh Egg Boy hingga sampai terhempas, membuatnya kejengkang, terjatuh ke belakang.

“Oei! Oei! Perlakukan dia dengan baik, dia baru saja sembuh!” seru Hellios kepada Megalodon.

“Maaf, maaf, aku hanya tidak mau tersaingi,” jawabnya.

Ternyata yang barusan melemparkan Posh Pie ke dalam mulut Egg Boy adalah Megalodon, melemparnya mengikuti apa yang dilakukan oleh Dragon, tapi dengan kekuatan yang lebih ditingkatkan. Turut bersedih atas Egg Boy yang menjadi korban dari persaingannya.

Seketika telepon milik Sonya berdering. Sejenak dia mengangkatnya. “Halo? ... ya ada apa? ..., ah? benarkah? ... ba-baik-baik kalau begitu, kami akan segera menemui kalian, ... baik, tunggu kami di sana,” ucap Sonya dalam panggilan telepon.

“Apa yang sedang terjadi? Mbak Sonya?” tanya Isabella, “kudengar kau seperti terkejut atas apa yang diberitahukan di dalam telepon.”

“Ah! Iya, Putri Bella, barusan aku mendapatkan kabar informasi dari Kai Gun terkait seseorang yang katanya telah disembunyikan di suatu tempat.”

“Disembunyikan di suatu tempat?” sahut Hellios, “apa jangan-jangan, ....”

“Kau benar, Hellios, firasatku juga berkata seperti itu,” timpal Isabella.

“Kalau begitu, kita harus pergi ke tempat di mana Kai Gun menemukan seseorang tersebut,” sergah Sonya.

“Kau mau ke mana, Hellios? Aku sedang membuatkan Posh Pie untukmu,” tanya Dragon.

“Aku juga Kapten,” timpal Megalodon.

“Aku harus pergi untuk menemui seseorang,” sahut Hellios.

Akhirnya semua orang yang ada di wilayah tersebut pun mengikuti ke mana Sonya dan Hellios pergi.

*Ilustratios; the secret room of under the Fruit Garden Area

Fruit Garden, Goldwines Island

Sesampainya, kini semua orang yang telah memenangkan pertempuran pun berkumpul di satu titik, yaitu di wilayah kebun buah pribadi milik Fat Bob. Kebun buah yang semua bibit buah-buahannya dulu pernah diambil dari tanah Fruit Island saat bisnis kotornya dengan Jack Banana.

“Tempat ini, adalah tempat yang waktu lalu pernah aku singgah dengan wujud yang sama seperti yang sekarang, rajawali,” ucap Egg Boy.

“Maksudmu saat kau singgah dan mencuri buah-buahan di sini?” celetuk Hellios.

“Hey! Sudah aku bilang, aku tidak mencurinya, aku hanya sekedar mengambil saja.”

“Sama saja, bodoh.”

Titik temu tersebut berada di tengah-tengah Fruit Garden. Sejenak Sonya, Natale, Hellios dan Isabella pun pergi melangkah untuk mengetahui siapa seseorang yang ditemukan oleh Kai Gun. Saat mereka berempat melihatnya, seketika mereka semua terkejut.

“Ah ... a-aku, aku tidak menyangka kalau kau masih hidup sampai sekarang,” ucap Isabella sembari meneteskan air mata.

“Siapa di sana? Maaf, aku tidak dapat melihatmu wahai suara gadis,” sahut seseorang yang berada di dalam ruangan rahasia bawah tanah tersebut.

Sejenak Isabella hanya tersenyum dan mulai berjalan melangkah ke dalam ruangan dengan menuruni sebuah anak tangga yang terbuat dari kayu. “Aku sangat senang sekali bertemu dengan seseorang yang pernah menciptakan sebuah kue yang sangat enak dan membuat siapapun orangnya yang merasakan menjadi tertantang serta bersemangat. Kreasimu di bidang kuliner patut diapresiasikan, Tuan Putri,” kata Isabella yang kini sudah berada tepat di depan seseorang tersebut.

“Wah! Ternyata tidak hanya Pangeran Sraosha saja yang memuji akan donatku, tapi orang lain yang entah dari mana bisa tahu mengenai donat buatanku, Carolina Reaper Donut,” ujar seseorang tersebut.

“Ah! I-iya! Rasanya enak sekali! Aku jadi sedikit agak bersemangat setelah memakan donat buatanmu, Sop!”

“Yang merasakan menjadi tertantang serta bersemangat, ya? Aku yakin siapapun yang mengucapkan hal tersebut adalah orang-orang yang hebat, orang-orang yang selalu mengedepankan perasaan ketimbang rasanya. Hehehe, aku sangat menyukai dan menghormati orang-orang seperti itu.”

Ternyata seseorang yang berada tepat di depat Isabella adalah Sophia Galizur, Putri Gazardiel Galizur dari kerajaan Asteraossa. Ternyata selama ini memang benar informasi dari Gwendolyn Wolf saat di Pasar Gelap, bahwa Putri Sophia sebenarnya masih hidup. Kini keadaan fisiknya benar-benar telah menua, usianya yang renta dan sudah menginjak 65 tahun membuat saraf-saraf yang berfungsi mengangkat kelopak matanya lemah dan dirinya hampir tidak dapat melihat.

Sejenak Sophia mengangkat tangannya dan meraba-raba di sekitaran wajah Isabella. “Dulu sewaktu aku masih muda dan sewaktu pagi lalu, aku memiliki pipi yang sama sepertimu, kulit yang kencang dan merona.”

“Sewaktu pagi lalu?”

“Iya, bisa dibilang sewaktu pagi adalah pertama kalinya aku berubah menjadi sosok yang renta seperti ini.”

“Itu artinya, Putri Sophia masih dalam keadaan muda?”

“Benar, hanya saja pengaruh dari ramuan Gwendolyn-lah yang membuatku masih terlihat muda dan cantik seperti sedia kala umurku masih 20 tahunan. Dan sepertinya aku telah merasakan bahwa efeknya telah menghilang, dan menghilangnya efek awet muda ini disebabkan karena perginya Gwendolyn dari pulau ini.”

“Ya, aku adalah seorang penyihir yang sudah hidup selama 75 tahun. Mengenai wajahku yang masih terlihat awet muda ini dikarenakan ramuan yang aku ciptakan; aeterna adolescentia atau biasa disebut Eternal Youth. Ramuan tersebut berguna untuk membuat seseorang menjadi awet muda dan tidak termakan usia, tetapi usianya akan tetap berjalan seperti usia manusia normal. Begitupun dengan Bobby Hunger dan Hilda Frostbeard, mereka berdua juga menggunakan ramuan yang aku buat.”

“Tapi walaupun sekarang kau sudah tua tetap saja kau masih terlihat cantik, Putri Sophia.”

“Ah! Itu mengingatkan aku pada mendiang ayahku. Tepatnya sebelum Kerajaan Asteraossa dan Pulau Freezeia ini dikuasai oleh Bobby Hunger. Sebelum menjelang hari kematiannya, ayahku pernah bilang bahwa aku terlihat sangat mirip dengan ibuku.”

“Selamat ulang tahun yang ke-20 tahun, Putriku. Kau sangat mirip dengan ibumu, Sophia. Ayah yakin sampai setua apapun dirimu, kau akan tetap terlihat cantik. Tapi ... hari ini, ayah tidak bisa menjamin putri ayah ke depan, ayah hanya berharap Pangeran Sraosha bersedia untuk menggantikan peran ayah dalam menjagamu.”

“Itulah yang diucapkan oleh ayahku, hehehe, ekspektasi ayahku terlalu tinggi pada Pangeran Sraosha. Yang pada awalnya dia sangat ogah-ogahan menerima Pangeran Sraosha tapi pada akhirnya, dia sangat mempercayakan segalanya kepadanya, baik itu tentang aku ataupun kerajaan. Tapi sayangnya, Pangeran Sraosha telah tiada.”

Sejenak Isabella pun melirik ke arah kedua betisnya yang masih membekas alat pasung.

“Hey, kenapa tiba-tiba kau berlutut? Kumohon berdirilah,” seru Sophia yang masih meraba-raba kedua bahu Isabella.

“Hari ini kau telah bebas, begitupun dengan semua orang-orang yang masih berjuang di pulau ini, mereka semua pantas mendapatkan suatu kemerdekaan, segala bentuk perbudakan dan juga pemimpin yang dzalim telah ditumpaskan,” ucap Isabella sembari memasangkan sesuatu pada kedua telapak kaki Sophia.

“A-apa yang tengah kau kenakan pada kedua kakiku? Sepasang sepatu?”

Seketika Isabella pun kembali berdiri dan meraih tangan kanan Sophia. “Hari ini kau adalah pemimpin yang sebenarnya. Kaulah yang akan mengatur segala urusan di pulau ini dan memperbaiki sistem yang dzalim menjadi sistem yang adil.”

“Ah! Kau benar aku rasa dengan perginya Gwendolyn Wolf dari sini itu artinya Bobby Hunger juga sudah menghilang. Tapi kurasa terkait permintaanmu untuk aku menjadi seorang pemimpin di sini seperti tidak masuk akal dan tidak akan mungkin, terlebih lagi dengan melihat keadaanku yang sekarang, aku telah renta, aku tidak cukup kekuatan untuk melakukan segala hal.”

“Sepatu kaca yang aku kenakan adalah suatu hadiah dari kado ulang tahun yang diberikan ayahku, ayahku bilang; 'yang di mana kado ini telah  dirancang sekitar dua puluh lima tahun yang lalu oleh sepasang suami istri yang sangat berbahagia. Yang mendambakan seorang putri’. Aku yakin ayahmu juga sangat mendambakanmu juga.”

“Tapi, ke-kenapa kau berikan hadiah sepenting ini padaku?”

“Karena aku rasa, hari ini adalah hari kelahiranmu, sesuai dengan pembicaraanmu mengenai mendiang ayahmu dulu. Kau teringat dengannya tanpa disadari bahwa sekarang adalah hari yang istimewa, yaitu hari yang spesial. Selamat ulang tahun, Putri Sophia Galizur!”

“Ah! te-terima ... kasih,” sahut Sophia yang tiba-tiba mewek dan memeluk tubuh Isabella, “hiks! Hiks! A-aku tidak menyangka akan bertemu dengan gadis sebaik dirimu, ba-bagaimana bisa kau mengetahui semuanya? Kau seperti mengetahui tentang kehidupanku dan juga kerajaanku.”

“Aku mengetahui jauh dari itu. Mulai dari kerajaan yang dipimpin oleh Raja Zagzagel Asteraoth, Nathanael Asteraoth dan Gazardiel Galizur. Serta, aku sangat tahu kehidupan seorang putri, yang katanya semasa mudanya tidak bisa diam di dalam kamar istana, dia suka kabur, dan pada suatu hari tidak sengaja dia bertemu dengan seseorang pria, dan putri tersebut meminta pria itu untuk menemaninya keluar dari kerajaan melalui dinding belakang kerajaan hanya untuk mencari udara segar di atas bukit.”

“Hey! Hey! Itu adalah aku dan Pangeran Sraosha!” seru Sophia lepas dari pelukan Isabella karena terkejut akan apa yang idbicarakan olehnya, “ba-bagaimana kau bisa tahu sampai sedetail itu??? Siapa kau sebenarnya?”

“Aku bukan siapa-siapa, aku mengetahui cerita kalian dari kesatria yang sangat pemberani, K’.”

“K’!?”

“Benar, dia adalah sahabat dari Pangeran Sraosha, bukan?”

“Ya! Benar sekali! Dia adalah satu-satunya sahabat dari Pangeran Sraosha!”

“Kalau begitu, kau harus keluar dari tempat ini dan menemuinya. Karena dialah kesatria yang telah berkorban dan berjuang selama sistem di pulau ini dipimpin oleh Fat Bob!” seru Isabella sembari menggandeng lengan Putri Sophia dan menuntunnya untuk menaiki tangga.

Setiap langkah kaki Sophia yang menaiki tangga membuat perubahan besar terhadap dirinya. Semua kerutan kulit yang ada pada wajahnya pun kembali menghilang, begitupun dengan seluruh tubuhnya, semua kerentaan berubah menjadi gadis yang kuat yang masih berusia 20 tahunan.

Dan kini pandangannya pun kembali mulai jelas, dirinya sudah dapat melihat Isabella dengan kedua matanya. “Kau adalah wanita yang selalu tersenyum. Kau sangat cantik sekali, kecantikanmu melebihi kecantikanku, ditambah lagi kau memiliki hati yang suci. Apakah kesucianmu yang membuatku kembali ke diriku yang baru?” gumam Sophia yang terus memandangi wajah Isabella dari samping.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top