ARC 7 : MANSION

Serentak seluruh A.E mengarahkan pistolnya ke arah mereka berempat.

“Kami yakin, setelah kalian berdua menghujani kami dengan peluru. Kalian kehabisan amunisi, kan? Maka dari itu, ikutlah dengan kami jika kalian semua masih menyayangkan nyawa kalian!” ujar salah satu dari A.E.

“Kami tidak akan mengikuti kehendak siapa-siapa, kami tidak peduli sebanyak apa jumlah kalian untuk memaksa kami. Kami akan terus melawan kalian,” ucap Hellios.

“Hahaha! Rupanya kau sama sekali tidak takut ya dengan kami? Asal kau tahu! Jumlah kami sekitar 2.970 anggota A.E! Kalian yang hanya berempat tidak akan mampu melawan kami! Maka dari itu, aku sarankan untukmu mengikuti apa yang kami perintahkan!” tuturnya yang sudah mulai kesal dalam melayani Hellios.

“Tidak bisa.”

“!!!”

“Ah! Siapa yang barusan bicara?” tanya salah satu A.E.

Sejenak Nogard pun menyenggol bahu Hellios dan berbisik, “apa barusan kau yang berucap?”

Hellios yang merasa tidak mengatakan barusan membuat dirinya sedikit jengkel. “Aku tidak mengatakan apa-apa, tahu!”

“Lha!? Lalu, siapa barusan yang mengatakan ‘Tidak bisa’?”

“Entahlah, tapi ... suara barusan adalah suara yang sudah aku kenal lama. Suara yang sangat familiar.”

“Ah? Apa maksudnya? Aku tidak mengerti.”

“Ya, sepertinya kita kedatangan seseorang yang sebelumnya tidak pernah kita undang.”

Serentak semua A.E tersontak terkejut melihat seseorang yang memiliki tubuh berperawakan besar dan kekar tengah berjalan dengan membawa sebuah gergaji es di tengah-tengah padat dan kerumunan A.E. Pria tersebut membawa alat pemotong es balok itu dengan ssengaja ngelampreh ke tanah dan membuat garis di setiap jalan yang ia lewati.

“Di-dia ...,” ujar beberapa A.E yang sepertinya pernah melihatnya.

Dengan sendirinya, semua A.E bergerak menjauh dari seseorang yang datang secara tiba-tiba tersebut. Dan menghindarnya A.E mempermudahkan jalannya pria kekar itu untuk menghampiri mereka berempat.

“Si-siapa dia?” bisik Isabella.

“Dia adalah seseorang yang lalu pernah aku ceritakan sewaktu kita masih di Fruit Island.”

“Ah! Apa maksudmu, jangan-jangan dia ....”

“Ya, dia rekan lamaku ... Megalodon.”

“Yo! Kapten! Kita bertemu kembali!” seru Megalodon sembari memberikan salam hormat kepada Hellios.

“Jadi, kau adalah anggota kru yang memiliki nama The Guard, ya?” tanya Nogard yang masih mengingat-ingat.

“Kau telah menyalip pembicaraan aku dan kapten. Aku belum mendengar jawaban apa-apa dari kapten, dan kau berani-beraninya angkat bicara. Aku tidak tahu siapa dirimu, tapi jika kau mengucapkan sepatah kata lagi, aku akan mencincang-cincang dirimu menjadi layaknya Posh Pie!” sahut Megalodon yang mengarahkan ujung gergaji es-nya ke arah wajah Nogard.

“Turunkan pisau hiu-mu itu, Mega. Dia ada di pihakku.”

“Baik, Kapten,” kata Megalodon yang seketika langsung menurunkan gergaji es-nya, “kali ini nyawamu tertolong karena kemurahan hati kapten.”

Mendengar suara dingin yang keluar dari mulut Megalodon membuat para A.E yang dulu pernah dibantai olehnya secara habis-habisan membuat luka trauma yang telah membaik berubah menjadi kambuh kembali. Apalagi suara yang dihasilkan gergaji es setiap bergesakan dengan tanah membuat bulu kuduk masing-masing dari sebagian A.E yang pernah mengalami tebasannya seperti seakan-akan gesekkan gergaji es tersebut seperti menggores kulit mereka.

Tapi ancaman Megalodon tidak berpengaruh pada Nogard, melainkan dirinya merasa terkejut dan senang karena akhirnya dia menemukan salah satu dari anggota lama Hellios.

“Kau memang benar-benar rivalku!” sergah Nogard menatap tajam mata Megalodon.

“Ha? Rivalmu?”

“Benar! Sudah dipastikan! Bahwa ciri-ciri dari fisikmu serta makanan yang barusan kau sebutkan, itu seperti apa yang dikatakan oleh temanku Erik!”

“Erik!?”

“Ya! Kau kenal Erik! Jadi, apa yang aku tebak barusan adalah benar! Dan itu menyangkut pada pencarian Cutlass oleh para A.E termasuk Erik waktu seminggu yang lalu, dan tidak disengaja Cutlass bersama dengan 9 penambang emas masuk ke wilayahmu, bukan!?”

“Bagaimana bisa kau tahu?”

“Ya! Karena Erik sendirilah yang membicarakanmu padaku! Tapi sayangnya, dia tidak memberitahukanku yang sebenarnya bahwa kau adalah salah satu dari kru The Robs sekaligus namamu!”

“Ah!? Benarkah?”

“Ya! Dan sesuatu hal yang lebih membuatku penasaran adalah mengenai apakah benar kau ahli dalam membuat Posh Pie!?”

“Oh! Iya, aku lupa, sewaktu aku berhasil menemukan Cutlass, aku berada di tempat restauran yang sangat mewah, di sana ada seorang bertubuh besar yang bertugas sebagai chef serta pemilik restauran itu sendiri. Dia memiliki keahlian dalam membuat menu hidangan seafood, terutama pada menu Posh Pie.”

“Ah!? Ada apa dengan Posh Pie-nya?”

“Cita rasanya sangat mirip dengan Posh Pie yang sering kau buat.”

“Ba-bagaimana bisa? Apa kau yakin bahwa rasanya hampir mirip?”

“Kurasa aku keliru, karena lidah orang berbeda-beda, tapi aku berani menyatakan bahwa Posh Pie-mu atau Posh Pie-nya tidak hanya mirip, melainkan lebih tepatnya rasa Posh Pie yang kalian buat adalah sama!”

“Ah! Itu tidak mungkin, kalaupun ada pasti hanya Cristofer yang dapat membuatnya, dan itu mustahil karena Cristofer sudah tidak ada, aku berbicara seperti ini karena dulu aku pernah menjadi muridnya.”

“Apa mungkin, kau dan dia adalah satu murid dari guru yang sama, bernama Cristofer?”

“Ah! Untuk itu, aku kurang tahu.”

“Ya, dan ada kemungkinan hal itu bisa saja terjadi.”

“Ah! Kau tahu tentang Posh Pie!?”

“Tentu saja! Karena sewaktu dulu aku pernah diajarkan oleh seorang chef yang ahli dalam membuat dan menyajikan makanan!”

“Wah! Kalau begitu, aku juga sama! Aku dulu pernah diajarkan oleh seorang chef!”

“Apa kau bisa beritahu siapa gurumu!?”

“Tentu saja, aku akan memberitahukanmu! Tapi syaratnya, kita sebutkan guru kita masing-masing secara bersamaan! Demi mengapresiasi seorang master chef!”

“Baiklah kalau begitu!”

Dengan menghitung mundur, dari tiga sampai satu, akhirnya mereka berdua saling mengungkapkan nama chef yang pernah mengajarkan masing-masing pernah mengajarkan mereka dalam membuat Posh Pie.

“Cristofer Quintero!” sergah Megalodon dan Nogard yang secara bersamaan.

“Apa! Kau juga belajar dunia masak pada Cristofer!?” seru Megalodon yang sangat terkejut.

“Ya! Kita berguru ke chef yang sama! Dan seperti apa yang aku prediksikan adalah benar!”

“Wah! Kalau begitu aku memiliki seorang saingan, dong!”

“Tentu saja! Makanya dari awal aku bilang bahwa kita adalah rival!”

Melihat dari ukuran tubuh dari keduanya, antara Megalodon dan Nogard hampir sama. Sama-sama besar, berotot, dan tinggi. Hanya saja perbedaannya, jika Nogard berpenampilan sangat rapih maka berbeda 180° dengan penampilan Megalodon yang penuh dengan tatto dan berbagai bekas luka di sekujur tubuhnya layaknya seperti seorang preman ataupun bandit. Tapi keduanya akan berpenampilan sangat rapih jika keduanya berada di dapur.

“Kau tahu Isabella?” bisik Hellios.

“Apa?”

“Kebiasaan sikap saat bertemu pertama kali dengan Mega itu, biasanya Mega akan terlihat sangat dingin dan penuh dengan atmosfer ancaman, tapi jika lawan bicaranya tidak takut dan malah mengajaknya berbincang, maka akan dengan senang hati Mega akan langsung akrab dan menganggapnya sebagai teman baru.”

“Wah! Memang perasaan dan penampilannya memang tak mudah ditebak, ya.”

“Benar. Cover Mega memang kasar dan mengerikan, tapi isinya dia memiliki hati yang layaknya anak kecil, dan sikap jahatnya selalu teralihkan dengan mudah tergantung dengan lawan bicaranya. Jika lawan bicaranya akan ramah dan baik, maka Mega pun akan begitu. Tapi akan lain hal jika lawan bicaranya penuh dengan amarah, maka dirinya pun akan berubah menjadi sosok yang brutal.”

Semua A.E yang menyaksikan pemandangan tersebut pun hanya bisa terdiam dan menonton perbincangan mereka.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top