ARC 7 : MANSION 8
Pada minggu ke-4 atau sudah mencapai sebulan, kehidupan yang dialami oleh mereka bertiga semakin memburuk. Mereka sudah tidak memiliki apa-apa lagi, rumah yang dulu besar kini sudah dirombak lagi menjadi rumah yang kecil, rumah seperti yang pertama kali mereka tempati di Fruit Island.
Sangat sulit untuk Meera kembali memulai pekerjaannya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Pada fase tersebut, Meera dan kedua putrinya benar-benar berada di situasi yang sulit, mereka adalah tipikal orang yang suka bekerja keras, mereka bisa saja menjadi miliyarder di Fruit Island. Tapi karena adanya seseorang putra tunggal raja, Pangeran Kiwi, yang menjadi pembatas akan kemajuan mereka, membuat Meera dan kedua putrinya seperti terkekang dan kesulitan untuk bernapas.
Pangeran Kiwi memiliki beragam sifat, dia tidak hanya berkarakter antagonis dan bersikap rasis, tapi dia juga adalah tipe orang yang sangat mudah dalam membuat fitnah dan mempengaruhi orang lain, terutama pada orang-orang yang awam. Hanya kepada penduduk biasa, dan dia sama sekali tidak pernah berani mempengaruhi orang-orang yang memiliki status tinggi di Fruit Island, seperti Jack Banana, King Watermelon, Queen Grape, ataupun Ace Pineapple.
Mengetahui keadaan Meera yang sekarang tengah hancur, dirinya tetap berusaha untuk membuat nama Meera menjadi jelek di pandangan orang lain. Dia menyebar gosip dan berita palsu mengenai Meera yang sangat nakal dalam mengerjakan sebuah pekerjaan, begitupula dengan kedua putrinya. Sejak fitnah yang dibuatnya meletus di kalangan masyarakat, akhirnya sosok Meera dan kedua putrinya dikucilkan oleh penduduk se-Fruit Island.
Di perkebunan kawasan Pineapple ataupun di Fruit Factory, mereka bertiga sudah tidak diterima kerja lagi, karena mereka telah dicap buruk oleh masyarakat. Yang tidak menerima mereka bertiga bekerja bukanlah Jack Banana di Fruit Factory ataupun Ace Pineapple di kawasan perkebunan wilayah Pineapple, melainkan yang menolaknya adalah dari bawahannya, yang terpengaruh oleh gosip, merekalah orang-orang yang hanya mendapatkan 50% informasi dari suatu kebenaran.
Kini nasib mereka sudah sangat frustasi, tidak ada sesuatu yang dapat mereka lakukan. Karena Meera adalah sosok wanita yang tegar dan kuat, Meera pun memilih untuk menghidupi kedua putrinya dengan cara menjadi seorang wanita pencari kayu bakar untuk dia jual di setiap 4 wilayah yang membutuhkan. Tidak hanya itu penderitaan yang dialami olehnya, Pangeran Kiwi yang masih tidak puas dalam membuat kehidupan mereka bertiga sengsara pun berniat untuk menyebar fitnah sekali lagi. Dia menyebar gosip bahwa selain Meera seorang pencari kayu bakar, dia juga adalah seorang pencuri yang ulung.
“Semuanya dengarkan aku! Meera yang selama ini kita kenal! Orang asing yang telah kita bantu dari nol sampai kaya. Sekarang dia telah mendapatkan batunya, dia mendapatkan kemiskinan karena dia sangat nakal dalam mengerjakan sebuah pekerjaan. Dan asal kalian tahu karir yang tengah kini dia jalani hanya tidak lebih dari seorang wanita pencari kayu bakar. Tapi jangan salah, aku menghimbau kepada semua penduduk untuk berhati-hati, karena modus yang akhir-akhir ini adalah dirinya suka mencuri!”
Sejak himbauan tersebut, berhasil membuat mayoritas sekitar 70% penduduk di Fruit Island menjadi sangat sensitif dan anti-Meera. Banyak dari mereka yang segera menghindar ketika Meera tengah berada di antara mereka. Dan berhari-hari telah dilalui, kini yang awalnya hanya sebuah penghindaran berubah menjadi hujatan. 70% dari penduduk Fruit Island sudah tidak tanggung-tanggung untuk mengejek Meera karena gosipnya yang suka mencuri.
Sean yang mendengar kabar tersebut, yang semua orang entah itu teman-temannya sendiri ataupun penduduk di setiap wilayah setempat, yang memperlakukan ibu kandungnya sendiri dengan sangat hina membuat hatinya geram. Bersamaan dengan kabar tentang ibunya dan datangnya suatu badai yang muncul dari arah utara, tepatnya dari wilayah emas dan anggur, melayanglah sebuah koran yang terbawa oleh angin badai dan jatuh tepat di depan wajahnya.
“Apa ini!!?”
Sejenak Sean pun meraih kertas tersebut dan melihat isinya. “Edisi tahun 2006. ‘Penampungan Tunai’???”
Pada saat itu, Sean mulai berusaha untuk mencari tahu mengenai koran tersebut tanpa memberitahukannya pada Meera ataupun Amanda. Dan pada tahun 2007, Sean mulai pergi dari Fruit Island dan menghilang. Tapi pintarnya di sini, sebelum pergi Sean memberitahukan mengenai kejahatan yang dilakukan Pangeran Kiwi terhadap ibunya kepada Raja Durian, sehingga semua perlakuan para masyarakat terhadap Meera penyesalan karena telah mendzalimi ibunya, dan akhirnya nama ibunya menjadi bersih kembali.
Tahun berikutnya, yaitu 2008, adalah tahun di mana Amanda Manor berencana untuk pergi keluar dari Fruit Island dengan maksud mencaritahu tentang keberadaan Sean Mysale.
“Kau mau ke mana, Amanda?” tanya Meera yang melihat Amanda bersama dengan kopernya.
“Aku harus mencari Sean, Bi.”
“Kau mau mencari Sean ke mana, Amanda? Ibu mohon padamu untuk jangan meninggalkan Ibu sendiri di sini.”
“Sepertinya aku tahu di mana Sean berada,” ucap Amanda sembari ia selipkan sebuah koran ke dalam koper, “untuk itu, aku berjanji untuk membawa dia pulang, Bi.”
“Ibu sudah berapa kali melarangmu untuk pergi dari pulau ini! Tahun lalu Ibu sudah kehilangan Sean, dan Ibu tidak mau tahun ini kehilanganmu juga!”
“Bibi yang kuat, ya. Amanda pasti akan segera pulang!”
“Maaf, Bi. Aku tahu Bibi pura-pura bersikap tegar di depanku, tapi yang sebenarnya, perasaan Bibi sangat hancur karena putri kandung Bibi yang satu-satunya menghilang. Karena itu, aku pergi untuk kembali, yaitu membawa sahabatku pulang, Sean Mysale. Aku tahu di mana dia sekarang, dia berada di wilayah yang dikuasai oleh orang yang paling tamak. Untuk itulah aku datang untuk melindunginya, aku akan berperan sebagai mata-matanya,” batin Amanda.
Flashback Sean dan Amanda selesai.
Scene berpindah ke waktu yang sekarang, 2020
Kini Hellios, Isabella, Benny, Nogard dan juga Megalodon telah tiba, tepatnya di depan pintu Mansion. Nogard yang sedari tadi melihat pintu tersebut membuatnya merasa geram dan jengkel karena teringat masa lalunya yang menyakitkan mengenai Mansion tersebut.
“Aku sudah tidak dapat lagi membendung semua amarahku,” gumam Nogard, “akhirnya tiba juga hari tersebut, hari di mana aku masih memiliki harapan untuk menghancurkannya bersama dengan bantuan orang-orang kuat seperti kalian.”
Sejenak Benny pun menepuk pundak Nogard. “Tenang, Ayah. Kita pasti akan segera mendapatkan hak kebebasan itu,” ucap Benny menenangkan Nogard.
“Ayah tahu Benny, tapi ... hanya untuk kali ini saja ....”
Tiba-tiba dengan gesit, Nogard mendobrak pintu tersebut dengan keras menggunakan bahunya yang kuat.
Bruaaakkk!
“Aku sama sekali tidak dapat menahan emosiku ...,” gumam Nogard yang berhasil menghancurkan pintu tersebut hingga terpental ke dalam.
“Kekuatan yang luar biasa,” ujar Hellios.
“Aku juga dapat melakukan hal seperti itu, Kapten. Entah lebih dari itu, atau mungkin aku dapat melemparkan sekalian bersama dengan orangnya juga,” sahut Megalodon.
“Sudah kubilang, jangan punya pemikiran untuk melawannya, Nogard itu berada di pihak kita. Hahaha, kau jangan merasa iri. Tentu saja kekuatanmu berada jauh di atasnya.”
“Mmm ... aku sedikit kurang tenang jika Kapten memuji kemampuan orang lain, aku khawatir tersaingi.”
“Hanya satu yang tidak boleh kau lakukan di sini, Mega.”
“Apa itu, Kapten?”
“Jangan bertarung.”
“Baiklah.”
Perintah Kapten bagi Megalodon adalah sesuatu hal yang mutlak. Jika sang kapten berkata tidak, maka Mega enggan untuk bergerak, sekalipun nyawa Hellios tengah berbahaya, Megalodon hanya akan tetap diam mengikuti perintahnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top