ARC 6 : BANK 7


Scene berpindah ke Farm Sweet

Karena Farma sangat penasaran akan sikap papanya yang secara tiba-tiba mendadak tidak menyetujui dirinya untuk mengikuti ajang kompetisi kedokteran di wilayah utara, berhasil membawa dirinya bergerak dan mengikuti ke mana papanya pergi. Setelah beberapa waktu mengikuti langkah kaki papanya, akhirnya Farma berhenti di balik suatu pintu kamar saat melihat papanya berdiri termenung di depan pintu lainnya.

“Sedang apa papa berdiri diam di depan kamar gudang yang sudah lama tak pernah dipakai?” batin Farma.

Kini telapak tangan Manfred bergerak dan mengusap pintu yang sepertinya sudah lama tak dibuka dan berdebu.

“Aku tidak siap untuk ini, Nancy,” gumam Manfred.

“Ke-kenapa papa berbicara sendiri?”

“Aku sangat sulit untuk memutuskan pilihan ini, tapi di sisi lain aku sangat ingin Farma mewujudkan impiannya ... hanya satu-satunya cara agar Farma meraih cita-citanya yaitu dengan cara mengikuti ajang kedokteran bergengsi itu ...,” ucap Manfred sembari menyandarkan dahinya ke pintu kamar gudang tersebut.

“Papa ....”

“Aku orang tua yang bodoh! Yang dengan mudahnya menolak atau tidak menyetujui permintaannya untuk mengikuti ajang kompetisi tersebut. Aku tidak akan seegois ini kalau saja di luar dunia sana tidaklah kejam selayaknya di neraka.”

“....”

“Aku yang selalu melindungi putriku untuk tidak keluar dari Farm Sweet selalu was-was serta khawatir jika Farma berkeinginan untuk pergi ke luar sana. Aku tidak tahu sebanyak apa manusia seperti Fat Bob di luaran sana, aku hanya tidak mau putriku yang satunya kenapa-kenapa, hiks ... hiks ... ma-maafkan papamu yang sangat egois ini, yang tidak memberikanmu kesempatan untuk mengikuti kompetisi sekalipun.”

“....”

“Padahal itu adalah permintaan yang pertama dalam hidup Farma yang terdengar di telingaku! Tapi kenapa dengan mudahnya aku langsung menolak! Sialan! Dasar orang tua tidak berguna! Setidaknya aku memberikan pertimbangan! Kenapa tidak aku usahakan! Kenapa langsung membulatkan tekad untuk berkata tidak! Kenapa! Kenapa! Kenapa!”

“Papa ....”

“Selama ini Farma tidak pernah meminta apa-apa padaku. Dia adalah putri yang berbakti kepada orang tuanya, dia sudah sangat cukup banyak dalam membantu permasalahanku atau warga Farm Sweet. Bagaimana bisa aku menolaknya, Manfred! Aku benar-benar orang tua yang tidak adil!”

“Tidak, Papa. Papa adalah Papa yang terbaik bagiku! Harusnya aku yang langsung mengerti kenapa Papa memilih untuk tidak menyetujuiku. Karena semua itu adalah demi kebaikanku sendiri!”

“Tapi ... jika keadaan ini dibiarkan tanpa penjelasan, maka Farma akan menjadi sangat kecewa dan frustasi akan mimpinya. Aku tidak boleh seperti ini, aku tidak mau menyesal! Sejak kepergian Nancy yang membuat wajah putriku terus murung dan tidak ceria, aku tidak mau karena keangkuhanku dalam menolak permintaannya akan membuatnya lebih larut dalam kesedihan! Ini tidak bisa dibiarkan! Aku harus segera memberikan penjelasan pada Farma bahwa aku siap untuk menyetujui permintaannya. Aku harus membuat putriku bahagia! Apapun caranya dan sesuatu apa yang akan terjadi, aku harus mendukung akan impiannya itu, menjadi dokter yang hebat layaknya ibunya, Nancy!”

Seketika dari belakang Farma memeluk punggung Manfred dengan sangat erat.

“Papa tidak perlu melakukan hal yang sejauh itu!” seru Farma dengan suara yang terisak.

“Fa-Farma?”

“Aku tahu kenapa Papa melakukan semua ini, itu karena Papa ingin aku bahagia, dan apa yang ada pada pola pikir Papa itu semuanya adalah demi kebaikan Farma sendiri! Ja-jadi, kumohon untuk tetap seperti itu. Jika aku tidak bisa menjadi dokter yang hebat seperti ibu, maka aku cukup menjadi dokter hebat atas bimbingan Papaku yang tercinta di Farm Sweet!”

Sejenak Manfred membalikkan badan dan menghadap putrinya serta memegang erat-erat kedua bahu Farma. “Tidak, tidak, Farma. Kau harus menjadi dokter yang hebat seperti jalan yang ibumu tempuh! Karirmu dalam dunia kesehatan tidak cukup hanya berada di wilayah kecil seperti Farm Sweet di sini! Ingat, dunia itu luas, banyak pasien di luaran sana yang sangat membutuhkan bantuanmu! Biarpun Papa adalah orang yang bodoh, tidak dapat membaca dan selalu berpikiran sempit, tapi putriku Farma tidak boleh mengikuti jalan yang dilalui oleh papanya. Putriku harus memilih jalan yang sama seperti ibunya yang hebat! Farma harus menjadi orang yang hebat!”

“Papa!” seru Farma sambil memeluk papanya, “tapi, pasti Papa akan sangat menderita jika aku pergi dari Papa. Aku tidak mau itu terjadi! Papaku bukanlah orang yang bodoh, dirinya adalah orang yang berpikiran luas. Kebodohan yang ada hanyalah karena ia terlalu peduli akan kebaikan dari putrinya! Papaku adalah orang tua yang sangat cerdas!”

Sejenak Manfred mengingat pembicaraan dirinya dengan Nancy dulu.

“Aku mengerti perasaanmu, Nancy. Kalau bukan karena Farma. Aku tidak akan pernah berdiri dihadapanmu untuk memohon-mohon seperti ini. Karena aku tahu. Aku sadar diri. Aku ini berbeda jauh dengan seorang yang berpendidikan sepertimu. Aku, ataupun semua orang di sini kecuali kau dan putri kita, Farma. Hanyalah seorang yang bodoh. Buta huruf dan buta pendidikan. Tapi hanya ada satu yang kami miliki, kami memiliki tenggang rasa.”

“Aku tidak habis pikir dengan pernyataan yang barusan kau ucapkan, Manfred. Apa maksudmu aku ini tidak memiliki hati dan perasaan? Kau tidak hanya kurang pendidikan, Manfred. Melainkan ditambah lagi kau selalu berpikiran sangat dangkal sekali. Itulah alasan sebab mengapa aku tidak menyukai tentang dirimu. Kau tidak pernah berpikiran luas. Setidaknya jadilah seorang gembala yang berwawasan cerdas.”

“Kali ini aku akan mewujudkan impianku di sini, Papa. Aku akan membuktikan pada Papa bahwa aku pun bisa menjadi dokter hebat dan terkenal tanpa harus perlu keluar untuk mencari atau menimba ilmu!” ucap Farma penuh dengan semangat yang membara.

“Tidak, Farma. Untuk mendapatkan ilmu yang belum kau miliki kau harus mencarinya dengan keluar dari rumahmu. Kau harus menempuh pendidikan di sana. Impian yang besar harus dipersiapkan dengan matang! Tunggu di sini, Papa akan memberikan sesuatu padamu! Kuharap benda itu masih menyala dan bekerja dengan baik,” ujar Manfred sembari mengambil kunci yang berada di atas angin-angin pintu.

“Papa mau menunjukkan apa padaku?”

“Ada sesuatu hal yang besar yang Papa sembunyikan di balik kamar gudang ini,” sahutnya yang masih meraba-raba atas pintu, “ah , ke mana, ya kuncinya? Sepertinya kau kelupaan! Usia memang tidak dapat dibohongi!”

Karena sedikit merasa frustasi akhirnya Manfred memilih untuk membuka pintu kamar gudang tersebut dengan cara yang kasar, yaitu dengan cara mendobrak pintu tersebut dengan bahunya.

Braaak!

Bersamaan dengan terbukanya kamar gudang yang sudah lama tidak terbuka membuat debu yang sudah menumpuk di sekitar pintu dan dalam ruangan kamar pun bertebaran hingga membuat Manfred tersedak dan batuk-batuk.

“Papa! Papa tidak apa-apa!?” seru Farma yang langsung menerjang memasuki ruangan kamar gudang tersebut, menghampiri papanya.

“Ah! Tidak apa-apa, Farma.”

Setelah beberapa menit, akhirnya tebaran debu yang menyelimuti seisi ruangan tersebut pun mereda dan sedikit-demi sedikit mulai menghilang.

“Bukankah ini adalah kamar yang dulu pernah digunakan aku dan ibu saat kami berdua merawat luka pasien yang bernama Fat Bob!?”

“Benar, Farma. Papa harap Farma tidak merasa terganggu akan tempat ini yang dapat sewaktu-waktu memicu Farma teringat insiden masa lalu.”

“Tenang, Papa. Kini aku sudah mulai dapat untuk mengendalikan emosiku.”

“Bagus, Farma.”

“Oh, iya, ngomong-ngomong, Papa mau menunjukkan apa pada Farma mengenai kamar ini?”

“Papa akan menunjukkan sesuatu padamu, suatu ilmu yang sangat besar, yang di mana seluruh orang-orang kedokteran manapun di dunia akan sangat membutuhkan dan sangat mencari-cari sesuatu yang Papa maksudkan.”

“Apa itu, Papa?”

Seketika Manfred pun membuka lemari yang berada di suatu sudut ruangan dan menarik sesuatu yang keliahatannya lumayan berat.

“Ah!? Apa Papa butuh bantuan? Farma bisa membantu Papa.”

“Tidak perlu, Farma. Ini adalah kejutan, karena ini adalah sesuatu yang sudah saatnya untuk diwariskan padamu. Untuk menjadi dokter yang hebat, dan agar levelmu dapat disetarakan dengan teman-teman sekompetisimu di sana. Kau sangat membutuhkan ini,” kata Manfred sambil menarik sesuatu hingga berhasil keluar dari dalam lemari dan kini sudah ada berada di depan mata Farma.

“Ah? Koper?”

“Ya, koper ini berisi data riset kedokteran dan masih banyak lagi ilmu yang dapat kau dapatkan dari dalam koper ini. Ini akan menuntunmu ke depan, kau akan sanggup bersaing dengan para dokter yang mengikuti kompetisi di sana. Ini cukup memberikanmu bekal sebelum berperang.”


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top