ARC 6 : BANK 5

Di Silver Gate

Drap! Drap! Drap!

Amanda Manor tengah lari sekuat tenaga menghindari pengejaran dari White Death. Dirinya tahu bahwa keadaannya yang sekarang sedang aman karena White Death telah ditahan atau berhadapan dengan Dual-Protector [Kai dan Jay]. Tapi walaupun begitu, dirinya harus tetap ekstra waspada karena apa yang dibilang Kai adalah benar adanya, sekalipun pengaman terbaik Tn. A.C.E tetap saja White Death adalah mantan anggota pembunuh terbaik di agent yang Tn. A.C.E buat.

“Hosh! Hosh! Hosh! Harus lari dan sembunyi ke mana lagi!” serunya dengan napas yang tak beraturan, “sepertinya aku harus mencari Nogard!”

Tiba-tiba saat Amanda Manor hendak berlari memasuki gerbang perak, Amanda langsung ditarik oleh seseorang yang berada di balik dinding.

Grap!

“Aaah! Siapa kau!”

“Tenang! Amanda! Ini aku,” ujar seseorang tersebut sambil membuka tudung jubahnya.

“Bibi Mysale!??” sahut Amanda Manor terkejut.

“Iya, ini Bibi.”

“Ba-bagaimana Bibi bisa ada di sini!? Bu-bukankah sangat berbahaya jika orang asing berkeliaran di sini!?”

“Seseorang pria dan wanita yang waktu lalu, yang pernah memberikanku makan dan minum ternyata telah melaksanakan janjinya dengan baik. Mereka berdua telah membuat keadaan di Pulau ini menjadi tak terkendali. Itulah yang membuatku dapat dengan mudahnya kemari.”

“Ka-kau mau mempertemukan aku dengan putriku?”

“Jika sudah waktunya tiba, saat para A.E sudah mulai berhenti dalam aktivitasnya berpatroli. Datanglah dan temui aku di pulau Goldwines. Aku akan memperlihatkan putrimu di sana.”

“Siapa pria dan wanita yang dimaksud oleh Bibi?”

“Mereka berdua adalah orang yang baik, Nak. Sebenarnya belum waktunya Bibi pergi kemari, karena Bibi yakin mereka berdua masih membuat keadaan di sini tak terkendali untuk itu mereka masih belum menemukan putriku, Sean. Tapi karena Bibi sangat terburu-buru jadi, Bibi terpaksa memaksakan diri untuk mencari keberadaannya Sean.”

“Bagaimana bisa Bibi memprediksikan bahwa pria dan wanita tersebut belum menemukan Sean?”

“Karena jika mereka sudah menemukan Sean, seharusnya Bibi sudah bertemu mereka tepat di wilayah dekat dermaga.”

“Jadi, Bibi datang dari dermaga timur Pulau Goldwines, yang dekat dengan wilayah yang memiliki bangunan bernama Bank?”

“Benar sekali! Itu adalah tempat kerjanya Sean!”

“Apa Bibi menemui Sean di wilayah itu???”

“Tidak, Nak. Pada saat itu, keadaan di wilayah pulau ini masih sangat ketat dan sedikit membuat Bibi bersembunyi di pangkalan dermaga demi menunggu waktu yang tepat untuk memasukinya.”

“Jadi, Bibi sudah lama tinggal di pulau ini?”

“Tidak lama, Nak, Bibi baru sampai dari kemarin-kemarin. Bibi mulai bergerak saat terdengar suara ledakan yang suaranya sangat keras semalam, hingga sangat menggelegarnya sampai terdengar di pangkalan dermaga.”

“Oh, untuk yang melakukan itu sebenarnya Amanda, Bibi,” batin Amanda Manor.

“Karena keadaannya sudah tak seketat waktu itu, Bibi mohon padamu, Nak. Antarkan Bibi ke Sean, ada sesuatu yang harus Bibi katakan padanya sebelum semuanya terlambat, ughhh!”

Seketika ucapannya terhenti, Meera Mysale menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

“Ah! Bibi kenapa?”

“Ti-tidak, Bibi baik-baik saja. Bibi hanya sedikit mengalami flu biasa saja,” ucap Meera Mysale sambil menyembunyikan telapak tangannya ke belakang.

Dengan penuh penasaran dengan gerak-gerik yang disembunyikan oleh Bibi Mysale, membuat Amanda Manor langsung menarik lengan Bibi Mysale.

“Oh! Tidak-tidak, Amanda!”

Seketika saat Amanda mengetahui sesuatu apa yang telah disembunyikan oleh Bibi Mysale pun akhirnya terkejut. Amanda melihat darah pada telapak tangan Bibi Mysale, dan itu berhasil membuat Amanda syok akan kondisi yang dialaminya.

“Bibi kenapa!? Kenapa Bibi muntah darah!? Kita harus pergi ke klinik! Ibu harus segera diobati!”

“Tidak perlu, Amanda. Sudah tidak ada waktu lagi. Yang harus sekarang Bibi lakukan adalah mencari di mana Sean berada!”

“Bibi! Bibi harus jujur padaku! Bibi kenapa!? Kenapa Bibi muntah darah!?”

“Ah! U-untuk ini ... ah, lupakan! Kita harus segera mencari Sean! Amanda!”

“Tidak, Bibi! Aku hanya akan bersedia untuk mengantarkan Bibi kepada Sean jika Bibi memberitahu aku yang sebenarnya mengenai keadaan Bibi!”

“....”

“Sejak kapan Bibi muntah darah!? Jawab aku, Bi!”

“Bibi ... sudah sering muntah darah sejak sebelum Bibi kemari. Itulah kenapa Bibi harus segera bergegas menemui Sean. Bibi takut Bibi benar-benar tak sempat mengucapkan satu patah katapun pada Sean sebelum ajal Bibi.”

“Bibi jangan bicara seperti itu! Aku janji setelah aku mengantarkan Bibi ke tempat di mana Sean berada, Amanda akan mengantarkan Bibi untuk memeriksa kondisi Bibi dan berobat!”

“Ah! Te-terima kasih atas perhatianmu, Amanda, ugh ... uh.”

“Bibi! Bibi! Bibi! Untuk sementara Bibi duduk di sini dulu, ya. Ini minum air mineral punya Amanda! Sepertinya Bibi seharian ini sangat kehausan.”

“Terima kasih, Amanda. Sean sangat beruntung memiliki sahabat baik sepertimu.”

Scene berpindah ke suatu tempat ruangan bawah tanah, Basement

Tap! Tap! Tap!

Terlihat seseorang yang memiliki tubuh yang besar datang dari balik kegelapan sebuah ruangan. Melangkah menuju ke arah di mana wanita yang baru tersadar dari ketidaksadarannya berada.

Seseorang tersebut berhenti tepat di depan wanita tersebut dan secara tiba-tiba langsung menendang wajah wanita tersebut dengan ujung high heels-nya.

Duakkk!

“Uaaargh!” teriak wanita tersebut sangat kesakitan.

Sejenak seseorang yang memiliki perawakan besar tersebut pun menurunkan tubuhnya dan berjongkok dengan menghadap wanita tersebut yang sekarang mengalami bengkak pada pipinya karena tendangan barusan.

“Apa kau sudah terbangun dari tidurmu?”

“Ugh! Uh! Ma-maafkan aku. To-tolong jangan siksa diriku lagi ....”

“Seharusnya kau terbiasa akan penyiksaan ini. Alasannya karena kau selalu terus mengulangi kesalahan yang sama. Jika saja kau menjaga tempat pintu masuk dengan baik dan bukannya pergi tanpa seizinku. Aku yakin mereka para pemberontak tidak akan memasuki wilayah gelap dengan semudah itu.”

“Ma-maafkan a-”

Plakkk!

Wanita tersebut ditampar dengan sangat kerasnya hingga oleng dan terkapar di lantai dan tergeletak di samping dinding ruangan.

“Aku datang kemari lagi bukan untuk mendengar permintaan maaf darimu. Aku datang kemari hanya untuk menyiksamu, Wanita Jalang!”

“Ugh ... uh ....”

“Bangun! Keparat!” teriak seseorang itu sembari menarik lengan wanita tersebut hingga sampai terduduk dan bersandar kembali ke dinding ruangan.

“Ma ... maafkan ... a-aku ....”

Plakkk!

Crattt!

Terlihat darah wanita tersebut menyiprat ke dinding tersebut.

“Aku akan terus melakukan ini sampai kau tidak sadar kembali! Setelah itu aku akan menunggumu tersadar dan melakukan penyiksaan ini lagi, dan seterusnya hingga membuat wajahmu hancur sampai sehancur-hancurnya!!!”

“To-tolong ....”

Plakkk!

“To-tolo ....”

Plakkk!

“To-to ....”

Plakkk!

“To ....”

Plakkk!

Bukhhh!

Wanita tersebut terjatuh dan kembali tak sadarkan diri.

“Aku akan menerima permintaan maafmu jika kau sudah parah dan dilarikan ke rumah sakit. Pada saat itulah aku memaafkanmu ... Sean!”

Ternyata wanita yang selama ini disiksa oleh seseorang yang memiliki perawakan besar itu adalah Sean Mysale, putri dari Meera Mysale. Dan kita sudah menebak siapa pelaku dari proses penyiksaannya tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah ... istri pertama Fat Bob, Hilda Frostbeard.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top