ARC 6 : BANK 3


Lantai 5, Island of Despair

Terlihat Amanda Manor tengah berlari ke suatu tempat untuk bersembunyi. Dirinya sudah tahu bahwa selama ini tengah diikuti oleh seseorang.

“Hosh! Hosh! Firasatku buruk! Aku tidak tahu aku harus bersembunyi ke mana lagi. Setiap kali aku bersembunyi orang misterius itu selalu berada di sekitarku! Seperti memantauku!”

Tiba-tiba saat hendak berlari dan berbelok ke suatu gang, Amanda Manor dikejutkan dengan seseorang pria yang mengenakan baju serba putih dengan tangan yang memegang sebuah es krim. Saking terkejutnya berhasil membuat Amanda kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh ke belakang.

Brukh!

“Ugh! Si-siapa kau!”

“Kau beruntung, karena kau adalah orang ke-3 yang melihat keseluruhan fisikku karena sebelumnya yang mengetahuiku hanyalah Fat Bob dan Carlo Redbeard,” ungkap seseorang pria misterius tersebut.

“Kau adalah bagian dari salah satu tangan Fat Bob yang lain!?”

“Benar. Dan di sini aku ditugaskan untuk membawamu.”

“Aku tidak akan mau!”

“Hanya 2 pilihanmu, Amanda Manor,” ucapnya sembari membaca data karyawan Wine Laboratory pada sebuah buku absensi, “yang pertama adalah kubawa dirimu dalam keadaan mati mengenaskan dengan jantung yang bocor atau pergi bersamaku ke Mansion sambil memakan es krim ini dengan baik-baik dan damai. Pilih yang mana?”

“Sial! Dia benar-benar orang yang berdarah dingin. Semua pillihannya dingin semua! Termasuk dari es krimnya juga!” batin Amanda Manor.

“Leluconmu memang benar-benar sama dari dulu, ya. Jika targetnya seorang wanita kau selalu mendadak menjadi sangat imut dan romantis sekali dengan membawakan sebuah es krim. Tapi sayangnya, cara memperlakukan wanita kau masih sangat begitu buruk, benarkan Jay Gun?” ucap seseorang yang duduk di atas rumah penduduk lantai 5.

“Ah, ya! Benar! Kakak Kai, dirinya selalu saja dingin seperti makanan favoritnya,” sahut Jay Gun yang sudah berdiri menyandarkan punggungnya di dinding gang.

“Ternyata kalian berdua, ya,” kata seseorang pria misterius tersebut mengenalnya.

“Sudah lama tidak bertemu,” ujar Kai Gun yang segera turun dari atap rumah dengan melompat ke bawah, “Marviello Hayha! Sang White Death!”

“Pertemuan yang tidak disengaja ini sudah seperti reuni saja, James Holder alias Kai Gun dan Jay Gun ... Sang Protector ....”

“Wah! Kau masih ingat juga, ya, mengenai nama asliku, Hayha,” kata Kai Gun.

“Kalian berdua ada perlu apa sampai datang kemari?”

“Sebenarnya kami datang kemari bertujuan hanya untuk mengamankan seorang putri dan secara bersamaan dalam waktu yang sama aku mendapatkan laporan dari Mbak Sonya dan Natale agar kami berdua mengamankan Amanda Manor seperti yang aku lakukan saat mengamankan keselamatan tuan kita.”

“Tuanku adalah Bobby Hunger, dia yang sekarang bukan tuanku lagi.”

“Jangan seperti itu, memangnya kau dapat semudah itu menganggapnya sebagai mantan tuan? Yang sudah lama ini telah membuat kita menjadi banyak pengalaman, bukan?”

“Jika kalian mengamankan targetku maka aku tidak segan-segan untuk menguji sekuat apa pertahanan yang dahulu pernah menjadi tameng bagi Tn. A.C.E.”

“Itu sudah tidak diragukan lagi, Tn. Hayha, kami sudah menyiapkan strategi untuk menghentikanmu,” ucap Jay Gun yang sudah menyiapkan 10 orang A.E yang waktu lalu menjadi sandernya dan kini diubah menjadi bala pasukannya.

Kini keadaan suatu jalan di sebuah gang sangat memanas. 5 orang A.E dan Jay Gun menjaga White Death atau yang kita kenal sebagai Si Mata Elang, dari belakang, dan 5 orang A.E dan Kai Gun menjaga White Death dari depan.

“Nona, sebaiknya kau lekas pergi dan menghindari dari pertarungan kami. Karena kami tidak yakin kami bisa melindungimu darinya atau tidak. Karena seingat kami, agent yang paling berbahaya di naungan Tn. A.C.E adalah Marviello Hayha, dan pertahanan terkuat di naungannya adalah aku dan rekanku, Jay Gun. Jadi aku tidak dapat membayangkan sebetapa epic-nya jika seorang yang dulunya berperan menjadi pembunuh sekarang berubah berbalik arah menjadi lawan,” tutur Kai Gun kepada Amanda Manor.

Tanpa menunggu aba-aba lagi, karena mengerti akan situasi dan kondisi membuat Amanda Manor segera menganggukkan permintaan dari Kai Gun untuk bergegas pergi menghindari pertarungan yang akan terjadi di suatu jalan gang.

“Sudah kuduga. Hanya kalian berdualah yang dapat menghambatku, kini waktuku jadi diperpanjang dalam membawakan Amanda Manor ke hadapan Fat Bob.”

“Sayang sekali, ya, target reduction.”

“Kita mau ke mana?” tanya salah satu dari 10 Agent Elite.

“Kalian akan bertempur bersama kami berdua melawan seseorang yang waktu lalu pernah kita bahas,” sahut Kai Gun.

“Ah! Benarkah!? Maksudmu ... pria yang misterius itu!? Tangan kanan Fat Bob!?”

“Benar sekali! Kita akan melawannya!” seru Jay Gun.

“Ka-kalau begitu, kami harus mencari senjata api yang kuat agar dapat mengalahkannya dengan mudah.”

“Kau salah. Dia ahli dalam senjata api. Jika salah satu dari kalian ada yang membawa atau menyerangnya dengan senjata api maka sudah dipastikan akan senjata makan tuan.”

“Apa maksudnya, Kakak Jay!?”

“Karena siapapun yang akan menodongkannya dengan menggunakan senjata api maka dia akan 1 detik lebih cepat dalam merampas senjata yang barusan kalian arahkan itu padanya. Dangan begitu, kurang dari 5 detik kita berhasil dilumpuhkan olehnya,” sahut Kai Gun.

“Huffft! Aduh Kakak Kai, kenapa kau selalu mencuri start-ku untuk menjawab pertanyaan dari mereka,” gerutu Jay Gun.

“Hahaha. Karena kau selalu lama dalam berpikir,” ejek Kai Gun.

“Baiklah! Intinya kita bersiap untuk menghadapinya! Kalian tak perlu menggunakan senjata api! Kita cukup memakai tangan kosong saja!”

Sejenak dari masing-masing 10 A.E atau pun Kai Gun dan Jay Gun pun menyiapkan posisi kuda-kudanya untuk melawan dan mempertahankan White Death agar tidak pergi mengejar targetnya, yaitu Amanda Manor.

“Jadi, kalian sudah merencanakan ini, ya, begitu pun dengan 10 orang A.E yang tidak bersenjatakan senjata api, kalian sudah merancangkannya untuk menyerangku dengan tangan kosong ...,” ujar White Death.

“Benar sekali. Dan kenapa kami dapat merencanakan ini karena kami yakin bahwa kau memiliki kelemahan dengan target seorang wanita. Karena itu, kami mencari timing dan lokasi yang tepat untuk menyergapmu, Kawan,” sahut Kai Gun.

“Oh, jadi seperti itu, ya. Tapi sayangnya aku sudah memperkirakan bahwa kemungkinan aku menyelesaikan pertikaian ini hanyalah 76%.”

“Bagaimana bisa kau mendapatkan keyakinan sebesar itu?” tanya Jay Gun.

“Sepertinya kalian lupa mengenai diriku yang sangat memperhitungkan di setiap waktu ataupun meminimalisir suatu gerakan yang tak perlu,” ucap White Death sembari merogoh sesuatu dari belakang suit putihnya dengan kedua tangan, “aku sangat suka menggunakan suit yang serba putih, untuk itu juga aku benci kotor, dan aku harap aku dapat menghindari percikan darah yang keluar dari kalian. Dan jika itu terjadi, maka aku akan benar-benar kesal karena baju favoritku bersimbah darah.”

“Kau terlalu percaya diri!” seru Kai Gun.

Seketika White Death pun memperlihatkan 2 bilah tongkat baseball-nya yang dari tadi disembunyikan di belakang suit-nya.

“Kali Arnis*,” ucapnya.



*[Suatu nama aliran bela diri]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top