ARC 5 : WINE LABORATORY 7


“A-aku ... me-melakukan ini karena perintah dari Bobby Hunger!” ungkap Dr. Wine Dale.

“Bobby Hunger?” sahut Hellios.

“Benar!”

Fruit Island 10

“Ah! Ba-Baik-Baik! Green Wine adalah suatu zat cair yang dibuat khusus oleh Prof. Dr. Wine Dale atas kerja samanya dengan Tuan kami, Bobby Hunger. Dia adalah otak di balik pembuatan Green Wine di suatu pabrik yang ia kuasai dan ia kendalikan. Green Wine memiliki kandungan zat asam yang sangat tinggi dan diperpadu dengan zat yang bernama Wine, membuat efek dari Green Wine akan semakin menyengat dan lebih mematikan.”

Sejenak Hellios termenung setelah mendengar nama ‘Bobby Hunger’. Nogard yang dibuat bingung karena sikap Hellios yang tiba-tiba diam pun segera melontarkan pertanyaan apapun untuk kembali menginterogasi Dr. Wine Dale.

“Hey! Wine Dale! Bagaimana bisa kau selamat setelah berendam dari air yang mengandung zat Green Wine!?” ucap Nogard terus menginterogasinya.

“Ini karena kecerdasanku, Nogard! Aku sudah lama mempelajari zat Green Wine selama 16 tahun! Jadi, aku sudah tahu akan reaksi Green Wine jika ditransplantasikan ke dalam tubuh.”

“Apa kau sudah gila!?”

“Klien percobaan transplantasi pertamaku bukanlah aku sendiri, melainkan Bobby Hunger! Aku telah membuat dirinya kebal akan zat Green Wine, begitu pun setelah mengetahui perkembangannya yang tidak ada gejala atau efek samping yang serius, aku langsung mentransplantasikan diriku sendiri! Agar aku tidak mengalami cacat saat tidak sengaja terkena zat Green Wine! Karena di dunia ini, siapa yang cacat maka di sisa hidupnya dia tidak akan berguna layaknya sampah!”

“Kau memang sudah benar-benar tidak waras ....”

“Ya! Kau benar! Aku memang tidak waras! Tapi walaupun begitu aku tetap masih memiliki kekayaan serta kekuasaan yang diberikan oleh Bobby Hunger padaku! Dari pada orang yang waras seperti kalian, tapi masih miskin dalam menjalani kehidupan!? Jadi siapa yang menang dan beruntung? Yang tidak waras sepertiku atau yang waras seperti kalian?”

“Kau sudah masuk dalam ranah lingkaran iblis.”

“Tidak peduli aku mengikuti jalan yang mana, entah itu jalan iblis, selagi itu bisa membuatku bahagia dan puas, kenapa tidak!?”

“Kau tahu? Berkat transplantasi Green Wine ini telah berhasil membuat perubahan besar! Zat Green Wine ini diciptakan oleh guruku yang pernah terinspirasi dari kekuatan milik seseorang partnernya yang memiliki kekuatan menciptakan api hitam!” tutur Dr. Wine Dale sembari mengangkat kedua tangannya memperlihatkan Green Wine yang mengalir di setiap persendian lengannya.

Mengetahui Dr. Wine Dale yang tengah merasa bangga terhadap mahakaryanya pun dikejutkan dengan Hellios yang tiba-tiba memegang kedua lengannya dengan erat.

“Hellios!!!” teriak Isabella, Benny dan Nogard, “apa yang kau lakukan!”

Tiba-tiba area di sekitar pun berubah menjadi aura yang gelap setelah Hellios meraih kedua lengan Dr. Wine Dale. Semua orang yang berada di daerah tersebut pun mulai merasakan sesak, begitupun dengan kekuatan magis kegelapan yang tertahan pada tubuh Hellios, membuat atmosfir yang ada di wilayah tersebut berubah menjadi sangat mengerikan.

“Hey! Bodoh! Jika kau memegang kedua lenganku seperti ini maka kedua lenganmu akan melepuh! Hahaha!” tawa Dr. Wine Dale.

“Jika tanganmu tidak mempan terhadap zat Green Wine, maka cobalah untuk berlindung dari ini ....”

“Mmm???”

Whuuusss!

Tiba-tiba kedua lengan Dr. Wine Dale terbakar setelah disentuh oleh kedua lengan Hellios. Api yang menjalar di kedua lengan Dr. Wine Dale bukanlah api merah biasa, melainkan api yang berwarna hitam pekat.

“Uuuaaarrrggghhh!!!” teriak Dr. Wine Dale kesakitan menahan api hitam tersebut.

“Mungkin itu adalah balasan yang tepat untukmu.”

“Uaaargh! Aaarg!” teriak Dr. Wine Dale hingga jatuh berlutut di hadapan Hellios, “am-ampuuun! To-tolong aku!”

“Minta tolonglah pada iblis yang waktu lalu pernah kau bangga-banggakan.”

“Ughhh! Sialan! Uaaargh!”

Dr. Wine Dale yang sudah tidak tahan lagi pun mulai berputus asa dan memilih untuk memasukan diri ke dalam air Green Wine untuk memadamkan api hitam tersebut.

“Mau seperti apa caramu untuk memadamkan api itu, sampai kapan pun kau tidak akan bisa memadamkannya. Di dunia ini ada tingkatan api, di antaranya adalah api merah, api biru dan api putih. Tapi ada satu api yang tidak pernah ada di dunia ini, yakni api hitam, api yang berasal dari neraka.”

Tiba-tiba kepala Dr. Wine Dale pun muncul dan keluar dari dalam air. “Uaaargh! Ugh! Ke-kenapa api ini tidak kunjung lenyap!!?” teriaknya membilas-bilaskan api hitam tersebut dengan air Green Wine.

“Ayo! Kita pergi dari sini. Aku memiliki sesuatu pada seseorang yang bernama Bobby Hunger!” seru Hellios dingin.

“Tu-tunggu dulu!!! To-tolong aku!!! Aku dengar semua ceritamu! Mengenai orang-orang yang telah berada di bawah pengaruh minuman Wine! Aku bisa membantumu untuk memulihkan mereka! Aku memiliki penawarnya!!! Jadi, kumohon tolonglah aku! Padamkan api hitam ini!”

Seketika setelah mengatakan kata-kata tersebut, Dr. Wine Dale pun pingsan dan terapung di permukaan air Green Wine.

Farm Sweet

“Sudah lama sejak kepergian Hellios, Isabella dan Egg Boy, Papa melihat perubahan yang signifikan terjadi padamu, Farma.”

“Ah!? Benarkah Papa?”

“Benar. Kau yang sekarang menjadi sangat pandai dalam merawat luka para pekerja Papa.”

“Untuk itu, aku sudah belajar banyak saat merawat luka yang dialami oleh Hellios.”

“Benarkah?”

“Benar, Papa. Aku merasa senang karena bisa merawat lukanya, tidak hanya itu, mereka berdua begitu sangat baik.”

“Hmmm, Papa juga jadi kangen dengan mereka bertiga. Kapan, ya, bisa bertemu dan kumpul kembali.”

“Hellios adalah satu-satunya pasienku yang berasal dari luar yang baik, berbeda dengan pasien yang memiliki perawakan gemuk itu.”

“Farma, lebih baik kau tak perlu membicarakan mengenai dia lagi. Itu hanya akan mempengaruhi keadaan psikologismu menjadi buruk.”

“Papa.”

“Ya?”

“Sebelumnya aku memang pernah mengalami trauma yang mendalam sejak kepergian ibuku. Dan seiring berjalannya waktu, kemampuan medisku dalam merawat pasien yang notabenenya adalah orang luar/asing sedikit membuat kedua telapak tanganku bergetar hebat.”

“Bergetar hebat?”

“Ya, kedua tanganku serasa ingin meraih gunting untuk menghunuskannya pada pasien asing tersebut.”

“Jadi, kau pernah akan melakukan hal tersebut pada Hellios?”

“Benar. Papa. Tapi untungnya, kehadiran Isabella membuatku sadar dan enggan untuk membunuh Hellios. Isabella seakan-akan seperti malaikat yang setia melindungi Hellios.”

“Papa tahu, kenapa Farma suka hilang kendali. Itu semua karena gangguan psikologis. Yang ada di pikiran Farma saat melihat pasien yang berasal dari luar selalu memaksa untuk memperlihatkan gambaran Fat Bob pada pasien tersebut.”

“Benar, Papa. Aku tidak menyangka pasien Fat Bob yang telah dirawat dengan sepenuh hati hingga dirinya siuman dan mulai sembuh malah membuat hidup kita hancur dan membuat suatu tragedi yang mengerikan pada kita. Gambaran tersebutlah yang selalu terngiang-ngiang di kepalaku saat melihat pasien yang berasal dari luar Farm Sweet. Dan itu juga yang berhasil merubah pandanganku.”

“Itulah alasan mengapa Papa memposisikan Farma untuk bekerja dan merawat para hewan ternak terlebih dahulu/untuk sementara. Karena papa sangat khawatir jika Farma yang psikologisnya masih belum stabil langsung berkontak dengan pasien, terutama pasiennya adalah para pekerja papa sendiri. Papa tidak mau putri papa satu-satunya akan dicap buruk oleh mereka karena malpraktek dalam dunia medis.”

“Oh, Papa, terima kasih. Tapi, setelah kejadian lalu, sewaktu Hellios dan Isabella mencoba untuk menenangku dari kejang-kejangan, mereka berdua memperlakukanku dengan sangat baik, dan mereka berdua juga mengajakku untuk berbicara dan menceritakan pengalaman pahitku, itu membuatku sangat lega.”

“Syukurlah kalau begitu, Farma.”

“Tidak hanya itu, selama Kak Bella tinggal di sini, dan tidur di kamar bersamaku, sebelum tidur aku selalu diajarkan olehnya cara membaca huruf.”

“Ah! Benarkah? Bagaimana dia bisa tahu kalau Farma belum bisa membaca?”

“Dia sudah tahu saat aku salah memberikan obat pada Hellios. Pada malamnya, dia mulai mempertanyakan mengenai hal tersebut, dan karena memang tidak ada jalan lain, aku harus mengakui bahwa aku memang belum bisa membaca.”

“Lalu?”

“Bukannya menertawaiku malah dia langsung berantusias dan sangat semangat dalam mengajarkanku cara membaca yang baik dan benar. Pada setiap malam itu, aku sangat nyaman dengan Kak Bella. Dia layaknya kakak bagiku.”

“!!!”

Tanpa disangka, pernyataan Farma mengenai ‘kakak’ membuat Manfred Chicken terkejut dan langsung teringat pada putri Nancy yang satunya, yang lebih tua dari pada Farma.

“Kau benar, Farma. Tidak hanya Bella, Hellios juga seperti halnya kakak tertua bagimu.”

“Papa, benar. Hingga sangat dekatnya, aku tidak mengira kalau kehadiran Hellios dapat berdampak positif bagi Egg Boy. Tanpa berpikir panjang dia langsung ikut berpetualang dengan mereka berdua.”

Tiba-tiba ada salah satu dari pekerja Manfred yang menghampirinya.

“Salam. Mohon maaf mengganggu waktu pembicaraan santai antara Papa Chick dan Farma,” ucap seorang pekerja tersebut dengan sedikit membungkukkan badan.

“Iya, ada apa?”

“Aku kemari untuk memberitahukan Papa Chick mengenai amplop yang berisi surat edaran yang baru disebarkan oleh para kurir sewaktu pagi, sekitar jam 7-an,” jawab pekerja sembari menyerahkan amplop yang berisi surat edaran tersebut pada Manfred.

“Amplop yang berisi surat apa itu, Papa?” sahut Farma.

Manfred yang sangat penasaran pun segera membuka isi surat dari dalam amplop tersebut. “Tumben sekali pemerintah membagikan surat edaran dengan dikemas oleh amplop,” ujar Manfred sembari membuka suratnya.

“Mmm, aku sama sekali tidak bisa membaca.”

“Berikan padaku, Papa. Mungkin aku bisa sedikit untuk membacanya.”

“Baik, ini ambilah.”

Sejenak Farma pun meraih surat tersebut dan mulai untuk mengejanya.

“Cha-lle, challe, ng-e, nge, challenge. Ko-n, kon, te-s, tes, kontes, ke-do-k, kedok, te-r-an, teran, kedokteran. Challenge kontes kedokteran!?”

“Ah! Benarkah!? Wah! Putriku Farma akhirnya sudah mulai bisa membaca!” seru Manfred sangat senang sampai merangkul Farma dengan bangga dan hangat.

“Kalau begitu, apakah aku sudah pantas untuk mengikuti kontes ini!?”

Seketika Manfred pun terdiam mendengar pertanyaan Farma.

“Papa?”

“....”

“Hello?”

“....”

“Papa!?” sahut Farma melambai-lambaikan tangannya ke arah Manfred.

“Papa tidak setuju Farma mengikuti ajang kontes tersebut.”

“Ke-kenapa, Papa!? Apa alasannya?”

“Pokoknya Papa tidak setuju,” ujar Manfred yang tiba-tiba auranya berubah menjadi dingin dan bangkit dari sofanya, lalu meninggalkan Farma di ruang tamu.

“Kenapa Papa tiba-tiba berubah. Ada apa dengan Papa,” gumam Farma yang masih memegang erat surat kontes tersebut.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top