ARC 4 : AURINA 2


Mengenai nasib anggota The Robs baru kini dari keempatnya telah memisahkan diri dengan tujuan mencari jati diri dengan cara melangkahkan kaki menuju masing-masing arah mata angin. Yang kita ketahui, Erendals Lysander mengayuh sampannya ke arah timur tepatnya di Pulau Sharktaurant, Alexander Murphy yang mencari jati diri hingga tidak sengaja memasuki kapal yang salah, kapal napi, yang berhasil menyeretnya ke arah barat, tepatnya kawasan pulau penjara yang di mana wilayah tersebut adalah tempat yang dulu Hellios tinggali, sedangkan 2 lainnya masih belum diketahui keberadaannya, yang pasti mereka berdua berjalan sesuai dengan sisa arah mata angin selain timur dan barat.

Shartaurant

Di bawah lampu dapur yang cahayanya mampu menembus topi koki milik Erendals. Disaksikan oleh seorang master chef pemilik restauran bintang lima yang kini tengah bertumpang kaki di atas kursi putar. Tampaknya didikan koki barunya tengah membuat sebuah hidangan yang sangat mewah dan tentunya mahal. Hanya lampu dapur satu-satunya yang masih menyala, lampu lainnya yang berada di ruangan khusus tamu sudah beberapa jam yang lalu telah dipadamkan.

Sak! Sak! Sak! Sak! Sak!

“Bagus! Pertahankan gaya memotong seperti itu!”

“Apakah ukuran dalam setiap irisannya sangat mempengaruhi nilai jual masakannya?” ucap Erendals yang tengah mengiris-iris truffles.

“Ini bukan semata-mata hanya untuk harga nilai jual saja, melainkan untuk memprioritaskan kualitasnya juga.”

“Oh! Begitukah?”

Setelah selesai mengiris truffles, Erendals pun mulai mengangkat lobster dari panci yang telah direbus.

“Aku sudah mengajarimu cara membuat Posh Pie yang enak dan lezat selama 2 hari. Aku harap Posh Pie yang sekarang tidak mengecewakanku.”

“Itu pasti! Aku akan berusaha semaksimal mungkin!”

“Hufft, kalimat yang sama dengan 199 pengulangan pengucapan kalimat sebelumnya.”

“Aku berjanji! Kali ini aku pasti bisa! Aku akan berusaha semaksimal mungkin!”

“201 pengulangan kalimat yang sama.”

“Chef,” panggil Erendals.

“???”

“Aku ingin bertanya. Sewaktu kita ketemu dan kau memasakkanku sebuah hidangan yang sangat mewah dan mahal seperti Posh Pie, dan pada saat itu kau membicarakan mengenai statusmu dulu yang berperan sebagai tameng?”

“Lalu apa pertanyaannya?”

“Pertanyaannya, kenapa kau mengajarkanku bagaimana cara untuk memasak? Bukankah obrolan dari awal kau mau melatihku menjadi orang yang kuat, yang mampu menjadi perisai bagi bosku, Hellios.”

“Rupanya kau memang tidak tahu apa-apa. Selain menjadi bodyguard yang kuat, ada satu talenta dasar yang harus dimiliki oleh sekelas bodyguard yang istimewa.”

Bodyguard yang istimewa?”

“Ya, bodyguard kelas V.V.I.P.”

V.V.I.P?”

“Ialah bodyguard yang mampu mengerahkan semua tugas pekerjaannya, entah itu pekerjaan yang kecil maupun yang besar. Multitalenta, salah satunya adalah membuat masakan untuk para anggotanya.”

“Memasak untuk anggotanya?”

“Mungkin itu hal yang sepele, tapi berpengaruh besar dalam membantu meningkatkan stamina saat menghadapi situasi pada misi yang berat.”

“Dalam sebuah tim The Robs memang sangat membutuhkan  peranan seperti tanker/bodyguard yang bertugas untuk tahan badan, tapi terlepas dari itu seorang tanker pun harus dapat keahlian dalam bidang cooking agar para anggotanya yang lainnya tidak mudah kehilangan stamina.”

“Sudah 50X gagal dalam membuat Posh Pie. Kalau saja kau bukan bagian dari The Robs baru yang dibuat oleh kapten, mana mungkin aku membantumu, aku tidak akan membuang waktuku hanya untuk mengajarimu memasak hingga sampai sejauh ini, dan kenapa aku mengajarimu cooking karena semata-mata aku menyamakan peranmu dengan buku tebal yang selalu kau bawa,” batinnya.

2 hari yang lalu

“Kau membawa sesuatu di dalam tas kecil?”

“Ah! Ya! Di dalamnya tersimpan sebuah buku.”

“Buku?”

“Ya, buku hasil curian.”

“Hasil curian? Memangnya kau mencuri di mana?”

“Aku mendapatkan buku ini dari misi pencurian lalu bersama dengan The Robs di rumah besar milik orang kaya/bangsawan.”

“Hellios melakukan misi bersama kalian untuk mencuri harta bangsawan?”

“Tapi sayangnya, kami gagal mencuri hartanya, karena tidak keburu, para elit kemiliteran membakar habis rumah bangsawan itu.”

“Memangnya letak lokasinya ada di mana sewaktu melaksanakan misi?”

“Tanah Gabrielandria.”

“Ah!?”

“Kenapa? Apa kau pernah mengunjunginya?”

“Tidak pernah, hanya saja aku pernah mendengar nama benua itu dari seseorang koki legenda yang mengajariku masak hingga menjadi seperti ini.”

“Koki legenda?”

“Ya, dia bilang, dia pernah menjadi seorang koki di sebuah rumah besar milik bangsawan, dia bertugas sebagai tukang masak untuk para anggota keluarga bangsawan maupun para agen-agennya.”

“Memangnya, siapa nama orang itu? Yang menjadi guru masakmu?”

“Dia bernama Cristofer Quintero.”

“Quintero? A-aku seperti pernah dengar. Apakah dia ada di sini?”

“Dia sudah lama meninggal.”

“Meninggal?”

“Quintero meninggal pas saat esoknya aku mendirikan sebuah restoran ini.”

“Jadi, kau sendirian di pulau ini?”

“Ya, aku menjaganya dengan segenap kekuatanku. Dia adalah salah satu dari banyak orang yang sangat menyukai kebersihan serta keindahan, walau kronologiku dari kehidupan yang kotor tapi aku sangat menjunjung dan menghormati setiap perlakuan Quintero terhadap lingkungan. Itulah mengapa aku selalu menjaga, membersihkan serta merawat pot bunga yang selama ini dia rawat.”

“Oh, seperti itu, ya. Sangat banyak hikmah yang diambil. Tunggu, kau berasal dari kehidupan yang kotor?”

“Dulu aku adalah seorang preman yang mengetuai sebuah kelompok kecil yang bernama Geng Hiu.”

“Geng Hiu?”

“Ah! Sudahlah, itu masalah pribadi yang aku tak perlu mengungkapkannya padamu. Ngomong-ngomong bisa kau perlihatkan buku yang ada di balik tasmu itu?”

“Tunggu,” ucapnya embari merogoh tas dan mengeluakan sebuah buku yang tebal.

“Ini pasti buku yang sangat mahal. Coba kita lihat pengarangnya-”

“Ya, pengarang dari buku itu sendiri adalah Quintero yang barusan kau bicarakan, sang guru masakmu.”

“Ah! Tidak mungkin!”

“Di dalamnya terdapat banyak panduan cara membuat masakan. Tapi sayangnya aku tidak mahir dalam membuat makanan, terpaksa aku bawa saja buku ini ke manapun aku pergi, siapa tahu aku menemukan orang yang berniat untuk membelinya.”

“Ah! Kau berniat untuk menjualnya?”

“Ya, niatnya. Tentunya dengan harga yang sangat mahal. Mengingat buku yang tebalnya bukan main serta lengkapnya daftar makanan yang ada di dalamnya.”

“Kalau begitu, aku akan mengajarimu memasak sesuai dengan daftar makanan yang ada di dalam buku ciptaan Quintero ini.”

“Ha!?”

“Dengan mengajarimu kau hanya perlu membayarku dengan buku ini, bagaimana?”

“Sudah kubilang aku tidak mahir memasak.”

“Aku tak melirik orang yang tak mahir memasak, asal kuajari siapa saja bisa menjadi koki yang ulung.”

“!!!”

“Aku telah memutuskan! Hari ini kau bisa panggil aku Chef!”


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top