ARC 4 : AURINA 11
Setelah keadaan tenang dan hening. Merry mulai mengatakan sesuatu.
“Ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Sebenarnya, aku tidak mau semua ini terjadi. Tapi keadaan membuat ini menjadi sangat runyam. Awalnya aku melakukan kegiatan misi penyuluhan kesehatan ini hanya ditarget selama 1 tahun. Setelahnya, seharusnya aku sudah kembali ke kampung halamanku. Tapi semua ini aku tidak terbayangkan. Tiba-tiba timbul perasaan cinta terhadap Manfred sewaktu aku diajarkan ilmu peternakan olehnya sebelum aku berkemas dan beranjak untuk pulang.”
“Aku tahu mengenai dirimu, Dok. Kau adalah wanita yang tak gampang atau sembarang mencintai seorang pria.”
“Benar. Jika dibandingkan dengan pria di luar sana, masih banyak yang lebih segalanya. Tapi, ada sesuatu yang tidak aku temukan dengan Manfred. Manfred cenderung berbeda. Dia pria yang apa adanya dan sederhana, walaupun terbatas tapi dia masih memiliki suatu ikatan yang kuat yang tidak aku temukan di luar sana, termasuk suamiku sendiri.”
“Apa itu?”
“Manfred adalah seorang pria yang gigih. Hingga dalam kegigihannya sampai terkenal dan ada rumor bahwa dia pernah bekerja sama dengan Tuan Alberto.”
“Orang bangsawan itu?”
“Benar.”
“Itulah yang membuatku sedikit terbuka pada Manfred. Dan perasaan hati ini terasa berat untuk meninggalkannya.”
“Kenapa?”
“Karena selama setahun, di samping aku memberikan penyuluhan dan pembasmian wabah virus di wilayah ini, aku diajarkan olehnya bagaimana cara berternak yang baik dan benar, bagaimana cara agar mendapatkan hasil yang bagus dan unggul, semuanya dijelaskan olehnya secara detail. Dan itu adalah suatu ilmu baru yang baru pertama kali aku pelajari, hingga akhirnya aku dapat menguasainya dan mampu mengendalikan sapi yang tengah mengamuk juga.”
Aku paham tentang kehebatan dr. Nancy, dan sudah tidak diragukan lagi. Selain ilmu dunia medis, dr. Nancy adalah tipe wanita yang memiliki tingkat kejeniusan di atas orang-orang jenius. Dia sangat cepat dalam menguasai suatu bidang ilmu, sekali diajarkan maka dr. Nancy akan langsung segera mengerti dan langsung mempraktikkannya dengan sempurna.
“Itulah yang membuatku, merasa berat jika aku cepat-cepat untuk meninggalkan Farm Sweet dan kembali ke tempat asalku di utara.”
“Lalu, bagaimana insiden itu terjadi, Dok?”
“Itu terjadi saat aku diminta untuk menginap sehari lagi olehnya, karena memang aku sudah nekat untuk pulang malam-malam menggunakan jet boat.”
1 tahun yang lalu, 2001
“Nancy.”
“Ya?” sahut Nancy yang masih sibuk mengumpulkan data serta alat kesehatannya dan memasukkannya pada suatu koper besar.
“Bukankah sebentar lagi akan malam? Dan kulihat di langit utara sangat mendung dan seperti akan turun hujan dan badai,” tutur Manfred.
“Hmmm. Tapi tugasku di sini sudah selesai. Aku harus segera kembali, karena di dana masih banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan.”
“Ah! Baiklah jika itu yang kau mau, aku tidak memaksakan. Tapi apa kau membawa jas hujan? Barangkali saat di perjalanan kau kehujanan.”
“Ya, itu pasti. Aku selalu melengkapi semua peralatan dan segala yang aku butuhkan.”
“Baguslah kalau begitu.”
Kini Nancy pun telah berkemas dan mulai berpamitan dengan penduduk setempat.
“Aku pergi, ya, Manfred.”
“Iya, Nancy. Jaga dirimu di jalan. Dan terima kasih atas jasamu selama ini, kau melakukan sesuatu yang sangat luar biasa di Farm Sweet. Mungkin kami semua, para penduduk Farm Sweet tidak dapat membalas budimu, tapi aku yakin, ada di lauaran sana yang akan siap membalas setiap jasamu, dan tentunya saat kau kembali pulang dengan selamat.”
“Yah, kau tak perlu memikirkan itu. Ini memang kewajibanku sebagai tenaga medis.”
“Tapi kau adalah dokter yang sangat hebat!”
“Dokter yang hebat, memiliki tanggung jawab yang sama sama hebatnya juga, Manfred. Tapi walaupun begitu aku Terima kasih juga padamu Manfred, aku jadi belajar banyak darimu mulai tentang ilmu peternakan dan masih banyak lagi.”
Setelah berbincang sebentar dengan Manfred pun akhirnya Nancy pergi. Tapi ada suatu masalah yang memungkinkan Nancy kembali ke Farm Sweet, yaitu dirinya tidak menyadari dan memperkirakan bahwa bensin jet boatnya habis dan terpaksa untuk kembali dan menemui Manfred di rumahnya.
Tok! Tok! Tok!
“Iya, sebentar.”
Manfred pun membukakan pintu. Dan terdapat Nancy yang berdiri menggigil mengenakan jas hujannya dengan basah kuyup.
“Nancy!”
“Ugh, uh, uh. Aku lupa mengisi bensin jet boat-ku sebelum pergi.”
“Ah! Kalau begitu, ayo cepat masuk! Di luar hujan deras.”
Akhirnya Nancy pun dipersilahkan untuk memasuki rumahnya dan duduk di datas sofa ruang tamu. Kini dirinya diselimuti dengan selimut yang sangat tebal milik Manfred. Dalam posisi duduk, menekukkan kedua kaki dan menghangatkan diri di dekat perapian dengan kedua telapak tangan yang memegang teh manis hangat.
“Aku tidak menyangka, orang seberbakat dirimu masih saja ada suatu yang kelupaan, hehe.”
“Diam, aku hanya lupa saja, dan lupa adalah suatu yang wajar dimiliki oleh setiap manusia, asal tidak sering lupa dan tidak menjadikan ‘lupa’ menjadi suatu hobi saja, hufft!”
“Hehehe, maaf-maaf. Hanya saja, aku merasa lucu dan aneh dengan dirimu.”
“Sudahlah jangan dibahas!”
“Hehe, iya-iya, sekali lagi aku minta maaf.”
Karena hujan deras, akhirnya listrik yang ada di seisi rumah pun padam. Dan kini hanya perapian saja yang menerangi ruangan tamu.
“Kalau sudah begini, aku tidak bisa menekatkan/memaksakan diriku untuk pergi.”
“Ya, iyalah. Lagian hari sudah malam, dan jam pun sudah menunjukkan ke arah pukul 9.”
Nancy yang sudah tidak merasakan kedinginan pun langsung membukakan selimutnya dan mulai memakan semua makanan yang dihidangkan oleh Manfred di atas meja tamu.
“Kau sudah tidak kedinginan lagi?”
“Um, am, am, iya, um,” ucap Nancy sembari mengunyah makanannya dengan sangat lahap.
“Hmmm, rupanya dokter terkemuka dunia juga punya rasa lapar yang tak tertahankan juga, ya.”
“Diam, am, am, aku tidak akan begini, am, am, kalau tidak kedinginan, aku sedikit benci dengan hujan, am, am.”
“Oh, kau tidak menyukai hujan?”
“Ya, karena aku sangat sensitif meriang,” ucap Merry sembari meneguk air putih dan mengelap semua sisa-sisa makanan yang sedikit belepotan di bibirnya.
“Baiklah, malam ini kau mau tidur di mana?”
“Aku tidur di sini saja.”
“Benarkah? Akan sangat konyol jika aku hanya memberikan fasilitas cuman sofa ini saja, mengingat kau adalah seorang dokter yang sangat berjasa, yang telah meredakan wabah di Farm Sweet.”
“Memangnya aku mau tidur di mana lagi? Di kamarmu?”
“Jika kau tidak keberatan, kau bisa tidur di kamarku.”
“Kau sendiri? Tidur di mana?”
“Tentu saja aku akan tidur di sofa ruang tamu ini.”
“Hmmm.”
“Lagian aku sudah menaruh kopermu di dalam kamar, aku berpikir, aku akan memberikan tempat yang layak untukmu.”
“Hmmm.”
“Tunggu.”
“Ada apa?”
Seketika Manfred pun meraih bibir Nancy.
“K-kau, se-sedang apa?”
“Ada sebutir nasi di bibirmu,” ucap Manfred.
“Ah!? Benarkah?” sahut Nancy yang segera mengambil cermin kecil.
“Hehe, kau ada-ada saja. Kau tidak bisa menggunakan cermin di dalam kegelapan.”
“Ah! Benar! Sejak kapan aku jadi lupa begini, ya.”
“Baiklah, mari aku antarkan kau ke kamar?”
Akhirnya Nancy pun bersedia dan Manfred menuntunnya dalam gelap ke kamarnya.
“Ini adalah kamarku.”
“Mana? Gelap begini? Aku tidak dapat melihat.”
“Sebentar, aku akan menyalakan lampu petromax.”
Setelah beberapa menit, cahaya lampu tersebut pun menerangi ruangan dengan cahaya yang tidak terlalu terang dan terbatas.
“Ini kopermu, dan aku sudah siapkan makanannya di sini. Jika kau masih lapar, kau makan saja.”
“Hentikan. Aku tidak serakus itu.”
“Hehe, maafkan aku.”
“Kau memang sangat diandalkan, tidak hanya memprioritaskan keadaanku, kau juga mengamankan koperku juga dari curah hujan.”
“Mmm, aku hanya tidak mau air hujan merembes dan membasahai semua alat-alat yang ada di dalamnya, termasuk laptop dan berkas lain.”
“Kau memang sangat perhatian.”
“Ah! Aku hanya sedikit paham akan dirimu, selama setahun ini aku selalu melihat kau sangat mengutamakan karirmu, termasuk data riset yang ada di dalam koper. Makanya, aku berusaha untuk memprioritaskan kesehatanmu dan juga data risetmu juga.”
“Ah! Baik sekali. Terima kasih, Manfred. Ngomong-ngomong, lain kali juga aku akan memprioritaskan sekopmu juga. Apa kau tidak sadar sekopmu kehujanan di luar?”
“Ah! Hehehe, untuk itu, itu hanyalah sekop. Tidak ada sesuatu yang spesial. Tapi jika sekelas dokter sepertimu sampai memikirkan sekopku juga, maka aku akan sangat menjaga sekopku dengan baik.”
“Haha! Kau memang pria yang sangat lucu, Manfred.”
“Baiklah, hari sudah malam, dan sekarang sudah pukul 11. Kau harus tidur, Dokter.”
“Baik. Terima kasih. Manfred.”
“Aku akan tutup kamarnya setelah aku keluar dari kamar, ya.”
Tiba-tiba Nancy pun meraih lengan Manfred yang besar.
“Nan-Nancy?”
“Temani aku, tidurlah di sini.”
“I-ini, tidak boleh.”
“Temani aku sampai aku tidur saja, setelah itu kau boleh pergi dan menutup kembali pintunya.”
“Ah, mmm, baiklah jika itu yang kau mau, tapi aku tidak bisa menuruti sesuatu yang lebih dari ini.”
“Iyah, kau adalah pria yang baik. Makanya, aku merasa tenang setiap berada di dekatmu.”
“Baiklah, sampai kau tertidur, aku akan pergi dari kamar.”
Akhirnya, mau tidak mau Manfred pun harus menemani tidur Nancy. Hingga akhirnya, sampai larut tertidur pun pelukan tangan Nancy pada Manfred tetap erat dan tidak sama sekali pun melemah.
Manfred adalah seorang pria dengan kesabaran yang luar biasa. Tapi yang namanya pria tetaplah pria, pasti ada satu sisi kelemahannya, apalagi tidur seranjang dengan seorang wanita yang sangat cantik dan seksi. Ditambah lagi Nancy adalah wanita yang berkepribadian sangat kuat dan juga sangat waspada terhadap seorang pria, tapi di sisi lain Nancy pun memiliki suatu kelemahan. Yaitu, apabila tubuhnya terguyur hujan dan berefek kedinginan maka akan melemahkan sedikit ingatan dan tekadnya, dan timbulnya dia akan sedikit lupa dan bermanja. Dan Nancy yang dalam mode bermanja itulah yang membuat kesabaran Manfred tidak dapat terbendung lagi, dan keimanannya pun berhasil tergoda. Ending cerita malam pertama mereka pun selesai.
“Jadi, itu yang membuat, Dokter hamil.”
“Benar, Merry. Dan alasan terbesarku kenapa aku meminta kalian bertiga yang membantu proses persalinanku. Karena kalian adalah orang yang paling aku percaya dan kalian tidak terlalu terikat dengan akses wilayah utara. Jadi, aku berniat untuk merahasiakan tentang putriku itu dari dunia luar.”
“Kenapa harus dirahasiakan?”
“Alasanku cuma satu. Aku tidak mau putriku yang satunya di sana mengetahui tentang ini.”
“La-lalu bagaimana dengan suamimu di sana?”
“Aku akan memberitahukannya.”
“Dia, tidak marah?”
“Selagi aku berkata jujur dan menjelaskan semuanya dengan baik maka suamiku akan mengerti keadaan.”
“Jika tidak?”
“Aku siap menanggung resikonya.”
“Memang pilihan yang sangat sulit, Dokter.”
Jadi itulah alasan kenapa dr. Nancy tidak menelepon/meminta bantuan pada para dokter di wilayah utara, dia tidak mau rahasianya terbongkar dan nama keluarga dan karirnya ikut tercoreng. Sehingga dirinya lebih memilih untuk memanggil ketiga anak didiknya.
“Jadi, selama setahun ini, dr. Nancy hidup di dalam rumah saja?”
“Benar. Jika aku keluar, yang aku khawatirkan adalah para penduduk Farm Sweet mengetahui tentang aku yang kembali ke Farm Sweet dan insiden yang menimpa kami berdua.”
“Selama ini, Manfred yang menghidupimu selama dr. Nancy dalam masa kehamilan?”
“Benar. Manfred bertanggung jawab penuh akan anak yang ada di dalam kandunganku.”
“Tapi bagaimana dengan kontrak yang telah dijanjikan? Apakah pihak wilayah utara tidak merasa janggal mendengar bahwa dr. Nancy tinggal terlalu lama di Farm Sweet.
“Aku menjelaskan pada mereka, bahwa aku meminta 1 tahun lagi. Dengan alasan virus dan Farm Sweet berkembang dengan sangat pesat dan sulit dikendalikan sehingga membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Minimal 2 tahun.”
“Mmm.”
“Iya. Aku memang berbohong. Tapi, aku melakukan ini karena terpaksa, aku tidak mau identitas putriku yang satu ini ketahuan oleh masyarakat luas.”
“....”
“Dan aku juga sangat membebani Manfred. Aku tidak menyangka bahwa seorang Manfred yang masih lajang akan sangat perhatian dan menjagaku dengan sangat baik padaku, dan dia melebihi kriteria seorang ayah.”
“Apakah itu, perhatiannya melebihi dia?”
“Tentu saja. Tapi dalam hal ini, aku tidak dapat membandingkannya dengan dia , karena dia adalah suami sahku. Dan aku juga merasa sangat bersalah dengan Manfred.”
“Tidak hanya dr. Nancy. Manfred pun adalah seorang yang berada di dalam pihak yang merasa bersalah juga.”
“Kau benar. Tapi selama ini, setelah tahu dia menghamiliku, aku cenderung sedikit galak padanya. Dan memperlakukan dia dengan kurang baik, aku jadi sering membentak dan selalu tidak menurut pada perintahnya. Tapi di sisi lain, aku juga suka memarahi diri sendiri, kenapa aku bisa melakukan seperti ini. Selama ini dia memperlakukan aku dengan baik, tapi tidak dengan aku yang sebaliknya.”
“Dokter harus belajar bersabar seperti Manfred, Dok. Memang sulit untuk menerima kehadiran putri yang pada hakikatnya tidak diharapkan.”
“Tapi walaupun begitu, aku tidak pernah berniat untuk menggugurkan kandunganku sendiri. Terlebih lagi, aku sangat menyayangi sosok bayi.”
“Tentu saja jangan dong. Kasihan dedek bayinya. Dia juga butuh kehidupan.”
“Kau benar. Tapi, apakah putriku akan dianggap sebagai anak yang haram setelah tahu bahwa dia adalah hasil dari hubungan yang sangat gelap?”
“Ah! Dokter bicara apa sih? Tumben kebijakan Dokter akhir-akhir ini tidak kelihatan? Tidak ada yang namanya anak haram.”
“Benar. Yang haram adalah sesuatu perilaku orang yang melakukan hubungan intim tanpa ikatan,” batin Nancy.
“Dok?”
“Ah, ya?”
“Dokter sedang memikirkan apa?”
“Ah! Tidak.”
“Mmm.”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top