ARC 4 : AURINA 10
Farm Sweet, 2002
Sesampai di Farm Sweet, Nancy dan juga Ben pun segera bergegas turun dari kapal boat dan lari menuju ke tempat pemukiman penduduk.
“Suamiku, pakai masker ini, konon di wilayah Farm Sweet tengah terjadi wabah flu burung sekitar 2 tahun yang lalu, dan kita tidak tahu apakah sekarang wabahnya masih bertahan atau tidak,” ucap Merry sembari memberikan maskernya pada Ben.
“Terima kasih, Merry, kau benar, ini untuk jaga-jaga.”
Mereka berdua pun mulai memasuki Farm Sweet dan menjumpai orang-orang penduduk, dan sesekali menanyakan mengenai dokter yang memberikan penyuluhan kesehatan di wilayah tersebut. Setelah menghabiskan banyak waktu di tengah kerumunan warga, akhirnya Merry dan Ben pun mendapatkan informasi, bahwasannya dokter yang bertugas di wilayah Farm Sweet telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan kini dirinya sudah lama tidak terlihat lagi. Pada saat itu, timbulah tanda tanya besar pada Merry.
“Jika misi penyuluhan di wilayah ini sudah selesai, dan warga sudah memberitahukan pada kita bahwa dr. Nancy sudah lama tak terlihat, dan itu tandanya dia sudah pergi, tapi anehnya kenapa saat di telepon dirinya tengah akan bersalin?”
“Tapi apa kau yakin yang dikatakannya itu benar? Bahwa dirinya ada di Farm Sweet? Di wilayah terpencil ini?” sahut Ben.
“Yang aku dengar saat dalam telepon, dr. Nancy bilang dia ada di Farm Sweet. Entahlah, aku juga tidak mengerti akan semua ini,” ujar Merry sangat was-was dalam kebingungan.
“Apa jangan-jangan mungkin ada sesuatu di sini?”
“Ah!? Apa maksudmu?”
“Ada sesuatu yang terjadi padanya? Seperti suatu insiden?”
“Jangan berbicara yang mengada-ada.”
“Tapi aku serius, instingku berkata demikian. Melihat dari ekspresi para penduduknya yang tidak tahu akan keberadaan dr. Nancy itu adalah suatu tanda tanya besar dan juga kejanggalan. Apa mungkin selama ini dr. Nancy disembunyikan di wilayah ini?”
“Apa maksudmu, dia ditahan oleh orang-orang Farm Sweet? Tapi, untuk apa jika mereka menahannya? Bukan kah dr. Nancy sendiri yang membantu mereka untuk mengakhiri wabah di sini?”
“Aku tidak tahu pasti, tapi yang jelas, kita harus menyelidikinya. Tenangkan dirimu, kita harus berusaha sedemikan rupa untuk tidak panik.”
“Baik! Dimengerti, Suamiku!”
Setelah melihat-lihat suasana penduduk yang mulai ramai karena kedatangan kami berdua, kami pun mencoba untuk tetap tenang. Para penduduk merasa aneh karena kedatangan kami yang tiba-tiba langsung menanyakan tentang keberadaan dr. Nancy, yang pada kenyataannya mereka sudah ditinggalkan olehnya sekitar 1 tahun yang lalu setelah wabah virus mereda dan terkendali.
Kami berdua yang masih diambang kebingungan dalam mencari kebenaran yang sebenarnya pun dikejutkan oleh salah seseorang pria dari kejauhan yang nampak tengah berdiri dan menggerak-gerakkan lengannya, memberikan tanda pada kami. Kami yang mengetahui itu langsung segera bergegas menemui pria tersebut.
Akhirnya kejanggalan tentang keberadaan dr. Nancy pun akhirnya terungkap. Pria yang bernama Manfred Chicken (usia 27th) telah menyembunyikan keberadaan dr. Nancy di suatu rumahnya yang besar.
Sebelum mengetahui kebenarannya, kami diajak masuk ke dalam rumahnya dan diantarkan pada suatu kamar, yang di mana di dalamnya ada keberadaan seorang dr. Nancy yang tengah menahan kesakitan di atas ranjang. Kami berdua langsung syok dan merasa geram pada pria yang bernama Manfred, hingga aku meminta suamiku, Ben, untuk menghabisi pria tersebut.
“Suamiku! Tekuk dia!”
“Baik!”
“Oh! Tidak-tidak, kalian salah paham,” ucap Manfred.
Ben yang tidak mau mendengarkan penjelasan apapun darinya pun langsung segera menumbangkan Manfred serta mengunci pergerakan tubuhnya.
“Merry! Cepat kau selesaikan tugasmu untuk membantunya bersalin!”
“Baik!”
Sejak saat itulah, praktek perdanaku dalam dunia persalinan pun dimulai.
“Ayo! Ayo! Ayo! Apa yang seharusnya lebih dulu aku lakukan!” batin Merry meronta kepanikan.
“Ughh! Uh! Ke-kenapa hanya ada, ugh! Kamu? Dua yang lainnya mana?” tanya Nancy.
“Maaf Dok, ada suatu insiden yang kami alami bertiga. Karena insiden itulah yang membuat kami tidak dapat berkumpul lengkap di sini.”
“Baiklah! Kalau begitu, lakukan tugasmu! Cepat! Aku sudah tidak tahan lagi!” seru Nancy memegang lengan Merry dengan sangat erat.
“Ba-baik, Dok!”
“Uh! Harusnya, Ingrid yang ada di sini! Aku sama sekali belum ada persiapan untuk ini!” batin Merry, “tapi, aku tidak boleh menyerah begitu saja, aku adalah anak didik dari dokter yang sangat jenius! Aku tidak boleh mengecewakannya!”
“Kau harus yakin pada dirimu sendiri! Walau ini bukan bidangmu, tapi penanganan dasar dunia medis, pasti telah kau kuasai! Jadi, jangan panik dan bingung!” teriaknya seperti paham akan perkataan dalam hati Merry.
“Ah! Benar! Ma-maafkan aku yang tiba-tiba diam dalam kebingungan! Aku berjanji akan mensukseskan persalinan ini dengan baik!” sergah Merry.
Dengan sigap Merry pun langsung membuka koper seperangkat alat kesehatannya dan segera memulai proses persalinannya. Proses persalinan tersebut pun memakan waktu yang cukup lama. Hingga akhirnya, persalinan dr. Nancy pun berjalan dengan lancar, dan sang ibu ataupun bayinya pun selamat.
“Eeeaaa! Eeeaaa!”
Kini bayi dr. Nancy sudah ada di pelukannya. Merry yang tidak menyangka akan dirinya yang berhasil menyelesaikan proses persalinannya pun tak berhenti-hentinya kedua tangannya bergetar hebat. Ben yang mengerti akan situasi yang dialami oleh Merry pun segera mendekati dan merangkulnya, sesekali mengusap-usap rambutnya.
“Kau telah berhasil, Merry. Kau menyelesaikan proses persalinannya dengan baik,” sahut Ben bangga akan istrinya.
Istrinya yang mendengar perkataan bangga dari suaminya pun langsung menatapnya seketika dengan air mata yang sudah tak terbendung lagi mengalir deras membasahi kedua pipinya. Ben yang tidak mau air mata istrinya menetes pun langsung mengelap dengan telapak tangannya.
“Kau adalah istriku yang sangat luar biasa.”
“Te-terima kasih, Suamiku,” sambut Merry sembari memeluk tubuh Ben.
Manfred yang mengetahui proses persalinannya selamat langsung bangkit berdiri dan mendekati Nancy.
“Oh! Syukurlah!”
“Stop!!!” teriak Merry yang tidak ingin Manfred mendekati ranjang lebih dekat.
Ben yang tidak mau menghancurkan mood istrinya pun segera mengangkat pistolnya dan mengarahkannya pada Manfred.
“Jika sedikit saja kau melangkah, aku tidak yakin aku akan menahan diri untuk tidak menarik pelatuknya!” ancam Ben.
“Kau yang telah melakukan penyiksaan ini terhadap dr. Nancy kan!!? Jawab!”
“Cepat jawab!” sahut Ben.
“Me-Merry,” panggil dr. Nancy.
“???”
“Ada kesalahpahaman di antara kalian berdua dengan Manfred.”
“Kesalahpahaman?”
“Benar.”
“Bukankah, sudah jelas-jelas dia telah menahan dr. Nancy di rumah ini!?”
“Dia tidak menahanku, dia hanya membantuku untuk menyembunyikan keberadaan identitas anak ini dari dunia luar.”
“Ah? A-apa maksudmu, Dok?”
“Aku dan dirinya telah membuat kesalahan. Dan itu terjadi setahun yang lalu, pada saat itu memang benar-benar di luar dugaan kami. Kami berdua tidak sengaja melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Hingga akhirnya, aku mengandung anak cantik ini,” ungkap dr. Nancy.
“Aku sama sekali tidak mengerti, bu-bukankah, dr. Nancy telah memiliki suami di wilayah utara sana? Dan terlebih lagi, ada seorang gadis kecil yang berusia 6 tahun?”
“Aku tahu, itulah mengapa kejadian ini berlangsung begitu saja dengan cepat.”
Sejenak Ben pun menurunkan lengannya setelah Merry menyenggol sedikit perutnya dengan siku. Manfred yang megetahui itu dan merasa keadaanya sudah aman, segera berjalan dan berada di samping Nancy.
“Bawa putri kita ini keluar dari kamar, aku ada suatu urusan dengan Merry,” ujar Nancy pada Manfred.
“Baiklah, kau juga harus segera cepat pulih,” kata Manfred menyambut Nancy yang mengulurkan tangannya, memberikan bayi.
Setelah mengemban putrinya, Manfred segera keluar dari kamar.
“Kau juga, Suamiku,” ucap Merry pada Ben.
“Ah! Maaf,” timpal Ben yang langsung cabut menyusul Manfred untuk keluar dari kamar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top