ARC 3 : ISLAND of DESPAIR
Setelah Hellios, Isabella, dan Egg Boy berhasil menelusuri pulau Fruit Island, dan tentunya telah banyak cerita yang mereka dapatkan dari para suara penduduk yang terdzalimi. Dari mulai Manfred Chicken yang tidak pernah melepaskan sekopnya karena sedikit mengalami kegangguan jiwa, hingga Jack Banana yang mengakhiri hidupnya dengan mengekang diri dipasung di dalam rumah kecil.
Kini mereka memulai petualangan baru dengan menuju ke tanah emas dan anggur, yaitu pulau Goldwines. Perlahan-lahan beberapa misteri sedikit terungkap, tapi masih ada banyak lagi misteri besar yang menunggu petualangan mereka ke depan.
Hellios yang sudah melengkapi koran yang janggal, yaitu berhasil ditemukannya koran edisi Bisnis Sukses Season 3. Isabella yang semakin ke sini meningkatkan jumlah skill barunya, yaitu Agrimony, dan Egg Boy yang memperlihatkan perkembangan transformasinya yang cepat naik level, dari bebek menjadi kura-kura.
Akankah petualangan kali ini Hellios dan kawan-kawannya berhasil memecahkan misteri dan menghentikan sumber kekacauan serta tipu daya seekor iblis yang menjelma menjadi manusia? Jawabannya ada di pulau Goldwines!
Kini posisi Hellios, Isabella berada di atas tempurung Egg Boy yang bertransformasi menjadi kura-kura, berenang di garis pembatas antara perairan Salty Sea dan perairan Fresh Sea.
“Wah! Sangat menarik sekali, antara air tawar dan air garam saling bertemu namun keduanya tidak saling bercampur,” ucapku.
“Ini baru pertama kalianya aku melihat sesuatu yang sangat luar biasa. Tapi, aku tidak melihat garis ini sebelumnya saat perjalanan dari Farm Sweet menuju Fruit Island,” ujar Isabella.
“Jelas berbeda, Bella. Tempat tanah Gabrielandria dan Fruit Island itu hampir berdekatan, perairan selat adalah perairan antara keduanya.”
“Tapi kuingat perairan selat didominasi oleh perairan tawar.”
“Ah, ya, benar. Karena areanya sempit jadi perairan air garam agakkan menjauh ke barat.”
Seketika aku tidak sengaja meraba sakuku, dan mengambil sesuatu benda yang aku taruh sejak di Gabrielandria.
“Matryoshka ....”
“Apa kau bilang?” sahut Egg Boy.
“Bukan apa-apa, ini sekedar benda yang terbuat dari kayu dan aku tidak mengerti maksud kegunaan benda konyol ini.”
“Apakah bentuknya seperti bidak catur? Agakkan seperti boneka? Maksudnya ada gambar mata dan bibir yang tersenyum?”
“Ah, ya, benar. Bagaimana bisa kau tahu bentuknya?”
“Ya, karena aku pun juga memilikinya.”
“Kau memilikinya juga?”
“Ya, tentu. Itu adalah benda yang sangat langka, dan berisi sesuatu petunjuk mengenai perintah, aku tidak menyangka ternyata kau juga memilikinya.”
“Benda seperti ini ... berisi petunjuk?”
“Ya, kau akan menerima petunjuk jika kau menekan suatu tombol di bawah kakinya.”
“Ada tombol? Aku baru sadar, benarkah ada tombol di bawah kakinya?” ucapku sambil memutar Matroyshka memperlihatkan bawah kakinya.
“Jika kau merabakan jarimu di alas kakinya maka kau akan merasakan seperti ada celah bulat yang hampir warnanya transparan dengan warna Matroyshka-nya.”
“Ah, kau benar! Celah garis lingkar tombolnya sangat kecil sekali! Pantas saja aku selalu mengira bahwa pada bagian alas kakinya tidak ada seuatu apa-apa,” kataku sambil menekan tombol yang ada di bawah Matroyshka.
Cklik!
“Ah! Beneran keluar sesuatu! Tombolnya menjulur keluar bersamaan dengan gulungan kecil misterius!”
“Ya, memang di dalamnya ada sesuatu seperti pegas yang di mana jika tombolnya ditekan ke dalam maka tombol tersebut akan keluar.”
“Lalu bagaimana cara untuk memasukannya lagi? Apakah dengan cara didorong lagi?”
“Ya, didorong sampai terdengar ada bunyi klik-nya.”
“Wah! Aku baru tahu bahwa benda konyol ini ada pesan tersembunyi!”
“Eggegege! Berhentilah untuk mengatainya benda konyol, karena sekali pun dirimu belum pernah melihat isinya yang mengisyaratkan tentang proyek besar.”
“Baiklah, aku akan melihat isinya,” sergahku sembari menarik gulungan tersebut, “sebuah pesan perintah!”
“‘Perintah ke-4’ untuk menghapus Tuhan yang dzalim. Maha suci sejatinya kekuatan Tuhan tak sebatas berada di ruang lingkup cincin dunia, melainkan tak terhingga, sehingga alam semesta pun berada pada genggaman-Nya. Dengan cara menumbangkan Tuhan yang memiliki silsilah dari garis keturunan silang antara malaikat jatuh dan iblis legendaris.”
“Apa ini?”
“Itu isi pesan dari Matroyshka, seperti yang barusan kau baca, itu adalah Matroyshka nomor 4.”
“Tapi, aku pernah dengar kata-kata semacam ini dari ucapan rekanku sewaktu dulu masih berada di organisasi The Robs!”
“Apa yang dia bilang?”
“Aku tidak terlalu ingat, namun yang pasti dia mengucapkan kalimat itu dengan nada yang seperti membaca.”
“Nada yang seperti membaca?”
Seketika aku baru mengingat dan menyingkap rambut panjangku yang berada di sisi telinga. “Apa jangan-jangan!”
“Itu dia, kau memakai anting yang berbentuk Matroyhka!” sergah Isabella meraih antingku.
“Ah! Iya benar! Aku juga punya benda seperti ini namun kecil, dan karena pada sebelumnya aku tidak terlalu mengerti mengenai benda konyol ini jadi aku gunakan sebagai anting di kuping kiriku.”
“Matryoshka?”
Tanganku langsung meraih dan memungut boneka kayu itu dan mengamatinya.
“Boneka kayu yang sama? Tapi yang ini ukurannya lebih besar. Sebenarnya ada berapa pecahan Matroyshka seperti ini di dunia?” Kataku garuk-garuk kepala.
“Tapi entahlah aku masih belum tahu jelas makna yang sebenarnya mengenai Matroyshka ini. Tapi bagaimanapun juga misteri tetaplah misteri, aku akan memecahkan misteri Matroyshka ini lain waktu.”
(ARC 0 : Istana Api 4)
“Sepertinya rekanmu itu membuka, menarik golongan tersebut dan membacanya,” ucap Isabella berantusias.
“Itu artinya, melihat dari Matroyshka-nya yang hanya sekecil itu, sepertinya rekan lamamu itu membacanya seperti orang berciuman denganmu,” celetuk Egg Boy.
“Aih! Apaan woy!”
“Habis, akan sangat sulit membaca pesan yang ada pada gulungan kecil jika tidak mendekatkan kepalanya dengan kepalamu, eggegege!” seloroh Egg Boy.
Aku pun segera melepaskan Matroyshka yang sebagai anting di kupingku, namun. “Awww! Awww!” rintihku kesakitan.
“Pelan-pelan, Hellios! Sini-sini aku bantu lepaskan Matroyshka-nya,” kata Isabella segera membantuku.
“Ada-ada saja, bagaimana bisa kau menaruh Matroyshka kecil di kupingmu, Eggegege!”
“Ya, karena waktu itu, menurutku sangat bagus untuk dijadikan sebagai aksesoris.”
“Hmmm, ada masalah,” sahut Isabella.
“Aih? Masalah apa? Apa ada sesuatu pada kupingku?”
“Bukan, tapi ada masalah pada gambar muka imut Matroyshka-nya, mukanya jadi tak berbentuk karena kau melubanginya dengan kawat yang mengaitkan antara kupingmu dengan Matroyshka tipe anting ini.”
“Ah, aku kira apa.”
Setelah beberapa saat, akhirnya Isabella berhasil melepaskan pengait anting Matroyshka dari kupingku. Segeralah Isabella menekan tombolnya yang kecil dengan kuku kelingkingnya.
“Ah! Gulungannya panjang tapi tulisannya terlampau sangat kecil sekali,” tutur Isabella.
“Apa kau bisa membacanya?”
“Bisa, tapi aku akann membacanya dengan sedikit terbata-bata karena tulisannya yang sangat kecil.”
“Baiklah, tidak masalah.”
Isabella pun mulai membaca isi dalamm pesan tersebut.
“‘Pe rin tah Per ta ma’ un tuk meng ha pus ke kaya an yang dza lim. Me num paskan se ga la ben tuk per bu dak kan, per eda ran mi nu man ke ras yang ber ba ha ya dan me les tari kan bu mi un tuk ke tu ru nan yang akan da tang de ngan ca ra men cin tai ling ku ngan, me na bur be nih dan me nyi ram nya ser ta meng hen ti kan pe ngi kisan ta nah se ca ra pak sa.”
“Memang beda, ya, kalau tulisan dibaca oleh seorang maniak novel fantasi, hahaha,” ejekku pada bacaan Isabella.
Mendengarku yang mengejeknya, lantas Isabella sedikit kesal dan langsung menyentil mulutku, untuk menghentikanku tertawa.
“Ini karena tulisannya yang kecil, Hel! Li! Os!”
“Hahaha! Iya, iya, aku hanya bercanda, maksudku maniak novel fantasi itu karena kau sering membacanya membuat cara bacamu terdengar elegan, tapi bagaimanapun juga aku suka dengar bacamu yang terbata-bata itu sangat imut, haha!”
Pletak!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top